Cara mengakses arsip citra satelit cuaca Kochi University

Climate4life.info - Berikut ulasan cara mengakses arsip citra satelit cuaca Kochi University yang bisa kita akses arsip citra satelit cuaca secara gratis.

Tapi sebelumnya kita pahami dulu apa itu satelit cuaca.

Menurut Wikipedia, Satelit Cuaca atau satelit meteorologi adalah sebuah satelit yang sengaja di buat  untuk digunakan untuk memantau dinamika cuaca dan iklim bumi dengan sistem yang disebut penginderaan jauh.


Lebih jauh, satelit meteorologi juga digunakan selain untuk mengamati  awan dan sistem perawanan juga untuk memantau cahaya di perkotaan.

Satelit cuaca juga dapat memantau kebakaran baik kebakaran hutan dan lahan maupun kebakaran di perkotaan, polusi, cahaya aurora, badai pasir dan debu, tumpukan salju, pemetaan es, gelombang samudra, pembuangan energi, dll.

Semunya merupakan informasi yang dapat dikumpulkan melalui satelit cuaca. Menurut BMKG, citra satelit cuaca sangat membantu para forecaster atau prakirawan cuaca untuk memprediksi cuaca ke depan. 

Dalam operasional di BMKG pengamatan satelit cuaca dianggap sangat penting karena dapat digunakan memonitor dinamika atmosfer dalam skala meso, sinoptik dan global dengan resolusi temporal yang tinggi sehingga bermanfaat untuk meningkatkan akurasi prakiraan cuaca jangka pendek (nowcasting dan short-rangeweather forecast).

Citra satelit cuaca yang sering saya akses adalah produk dari Kochi Unversity karena defaultnya menampilkan wilayah Asia Tenggara.

Produk dari Kochi Unversityi bisa diakses pada alamat: http://weather.is.kochi-u.ac.jp/index-e.html, tampilan lamannya seperti terlihat pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Tampilan Website Kochi University



Laman Kochi sebagaimana terlihat di atas ditampilkan dalam dua bahasa yaitu Inggris dan Jepang. Terdapat beberapa pilihan citra yang disediakan. Untuk menampilkan citra yang mencakup wilayah Indonesia dapat kita klik pada citra dengan keterangan "HD south east asia". 

Untuk citra satelit terkini bisa klik di sini, tampilannya seperti ini, yang menggambarkan pola perawanan satu jam terakhir.

Gambar 2. Citra Satelit terkini dari Kochi-University


Nah bagaimana jika kita ingin mencari arsip citra satelit sebelumnya, cukup klik: http://weather.is.kochi-u.ac.jp/sat/gms.sea/2019/01/01/, maka akan tampil indeks arsip seluruh citra satelit cuaca dari Kochi-University seperti ini.

Gambar 3. Indeks Arsip Citra Satelit  Kochi-University


Arsip tersebut tersusun secara kronologis mulai dari tahun 1997 sampai dengan saat ini. Di dalam folder tahun akan berisi folder bulanan yang berisi folder tanggal.

Setiap tanggal berisi 24 citra yang merupakan foto perawanan setiap jam selama sehari. Struktur arsipnya seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 4. Sistem pengarsipan data satelit milih Kochi


Menurut pihak Kochi University, seluruh citra satelit tersebut berasal dari Satelit Himawari-8 (sejak 2015/07/07 11:00 JST) dan Himawari-7/MTSAT-2 ( sebelum 2015/07/07 10:00 JST).

Himawari merupakan Geostasioner Meteorologi Satelit (GMS) yang merupakan generasi baru dari satelit MTSAT ( Multi Fungsi Transportasi Satelit). Himawari-8 diluncurkan pada Oktober 2014 dan mulai beroperasi pada pertengahan 2015.

Posisi Himawari berada pada 140° BT untuk memantau kawasan bagian timur Asia dan barat Pasifik. Satelit ini dilengkapi sensor bernama Advanced Himawari Imager (AHI), yang memiliki resolusi temporal, spektral dan spasialnya lebih baik dibandingkan seri sebelumnya.

Kanal yang dimiliki Himawari-8 adalah 16 kanal yang terdiri dari 3 kanal visibel, 3 kanal infra merah-dekat atau near infrared (NIR) dan 10 kanal Infrared (IR). 

Pada laman JMA, disebutkan bahwa Himawari-8 baik satelit maupun stasiun buminya dioperasikan oleh sebuah perusahaan bernama HOPE (Himawari Operation Enterprise Corporation) yang kemudian mentransmisikan datanya ke JMA.

Data yang diterima diproses oleh Meteorological Satellite Center (MSC), sebuah unit kerja milik JMA yang memang bertugas untuk mengamati meteorologi dan fenomena terkait lainnya berdasarkan data satelit.

Sistem komputer pada MSC akan mengolah data hasil observasi Himawari-8 dan satelit NOAA serta data NWP, yang digunakan untuk berbagai tujuan seperti untuk memantau suhu muka laut atau untuk mendeteksi karakateristik aliran atmosfer.

Arsip citra satelit tersebut dapat kita olah lebih lanjut menjadi sebuah gambar bergerak atau animasi yang dapat menggambarkan pola pergerakan awan pada periode tertentu, misalnya dalam 24 jam terakhir atau dalam tiga hari terakhir.

Dengan citra dalam bentuk animasi memudahkan kita menganalisis sumber pembentukan awan, arah pergerakannya ataupun adanya pemicu kondisi cuaca buruk seperti adanya wilayah tekanan rendah hingga terbentuknya siklon tropis.

Hal yang harus diingat resolusi citra satelit tersebut cukup rendah, sehingga perlu hati-hati dalam membuat prognosa dalam menyusun suatu prakiraan cuaca ada wilayah yang kecil dan untuk waktu yang singkat.

Demikian sobat, mudah bukan ?

Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan dan digunakan untuk operasional blog ini.

Jika menurut anda artikel ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

4 Comments

  1. bolehkah saya mendapatkan data rainfall secara percuma dari himawari-8 untuk diprosess?

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah saya liat channel mb Yasmeen.. lebih expertlah

      Delete
  2. tidak ada data per kanal ya?

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.