Climate4life.info - Kali ini kita akan membahas bagaimana stabilitas atmosfer menjadi penentu terjadinya perbedaan ketinggian awan.
Jenis-jenis awan dan perbedaan ketebalannya | Ahrens - Essential of Meteorology |
Stabilitas atmosfer berkaitan dengan sifat fisis atmosfer yang tentunya mengandung perhitungan termodinamika atmosfer serta keberadaan uap air di atmosfer.
- Artikel lain yang berkaitan dapat dibaca juga pada: Mengapa bentuk awan berbeda-beda?
Faktor utama stabilitas atmosfer adalah hubungan suhu dengan ketinggian. Tingkat di mana suhu bervariasi terhadap ketinggian disebut lajusurut.
Lajusurut mempunyai pengaruh yang signifikan pada gerak vertikal udara.
Mekanisme di mana udara dipindahkan secara vertikal terikat pada konsep lajusurut adiabatik (Fritz, 2003), sebagaimana telah dirumuskan pada artikel Mengapa setiap naik 100 m suhu udara turun 1 derajat celcius.
Mekanisme di mana udara dipindahkan secara vertikal terikat pada konsep lajusurut adiabatik (Fritz, 2003), sebagaimana telah dirumuskan pada artikel Mengapa setiap naik 100 m suhu udara turun 1 derajat celcius.
Stabilitas atmosfer memungkinkan untuk mengetahui kecenderungan gerakan vertikal dari suatu massa udara di atmosfer.
Perbedaan-perbedaan yang kecil dalam gerakan vertikal tersebut penting untuk menerangkan atau meramalkan pembentukan awan-awan konvektif, hujan ataupun wilayah daerah tekanan rendah (Pawitan, 1989).
Udara yang tidak stabil memungkinkan terbentuknya awan khususnya awan yang mempunyai ukuran vertikal yang mencolok dan yang biasanya menimbulkan cuaca buruk.
Sebaliknya dengan cuaca cerah, tanpa awan adalah sebagai akibat udara yang stabil (Prawirowardoyo, 1996).
Ahrens dalam "Essential of Meteorology" menjelaskan tingkat stabilitas atmosfer yaitu dengan cara membandingkan:
- laju penurunan lingkungan (γ)
- laju penurunan adiabatik kering (γd) dan
- adiabatik jenuh (γs).
Dengan demikian akan di dapat 3 keadaan yaitu:
1. γd > γs > γ, keadan stabil mutlak
Suhu lingkungan lebih besar dibanding laju adiabatik kering dan adiabatik jenuh. Pada lapisan ini stabil baik untuk udara tidak jenuh maupun udara jenuh.
Keadaan stabil mutlak dalam konteks stabilitas atmosfer tersebut dapat diamati pada gambar berikut ini.
Keadaan stabil mutlak dalam konteks stabilitas atmosfer tersebut dapat diamati pada gambar berikut ini.
Gambar 1. Kondisi atmosfer stabil (Sumber gambar : di sini) |
Kondisi stabil tercapai jika paket udara suhunya lebih dingin dibanding suhu lingkungannya.
Karena lebih dingin maka paket udara tersebut menjadi lebih berat sehingga tidak dapat bergerak vertikal.
Jika dipaksa naik oleh faktor lain, maka paket akan mengembang secara horizontal. Pada kondisi kondensasi tercapai, maka awan yang terbentuk akan melebar berupa lapisan awan tipis.
Maka jenis awan yang terbentuk pada kondisi atmosfer stabil adalah cirrostratus, altostratus, nimbostratus, atau stratus.
2. γ > γd > γs, keadaan tidak stabil mutlak
Laju penurunan suhu paket baik secara adiabatik kering maupun jenuh lebih kecil sehingga suhunya lebih tinggi dibanding suhu lingkungan.
Dengan demikian paket akan terus bergerak ke atas dan tidak stabil. Ilustrasinya keadaan tidak stabil mutlak dalam konsep stabilitas atmosfer seperti tersaji di bawah ini.
Dengan demikian paket akan terus bergerak ke atas dan tidak stabil. Ilustrasinya keadaan tidak stabil mutlak dalam konsep stabilitas atmosfer seperti tersaji di bawah ini.
Gambar 2. Kondisi atmosfer tidak stabil mutlak (Sumber gambar : di sini) |
3. γd > γ > γs, keadaan tidak stabil bersyarat
Suhu lingkungan lebih besar dibanding laju adiabatik kering tetapi lebih kecil adiabatik jenuh. Artinya pada lapisan ini stabil untuk udara tidak jenuh tapi tidak stabil untuk udara jenuh.
Mekanisme keadaan tidak stabil bersyarat dalam konsep stabilitas atmosfer seperti pada gambar berikut.
Mekanisme keadaan tidak stabil bersyarat dalam konsep stabilitas atmosfer seperti pada gambar berikut.
Awan-awan yang terbentuk pada kondisi atmosfer tidak stabil bersyarat berupa awan-awan konvektif yang terjadi pada beberapa ketinggian.
Demikianlah mengapa ketebalan awan dan juga bentuknya selalu tidak sama.
Referensi mengenai Stabilitas atmosfer, penentu ketebalan awan ini bersumber dari:
- Fritz, B.K., 2003, Measurement and Analysis of Atmospheric Stability in Two Texas Regions, 2003 ASAE/NAAA Technical Session, 37th Annual National Agricultural Aviation Association Convention, Reno, NV
- Ahrens, Essential of Meteorology
- Pawitan, H., 1989, Termodinamika Atmosfer, Pusat Antar Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor.
- Prawirowardoyo, S., 1996, Meteorologi, Penerbit ITB, Bandung.
- University of Georgia web site : CHARACTERISTICS OF AIR PARCELS AND AIR MASSES; CLOUDS
2 Comments
Ternyata atmosfer penentu dari bentuk2nya awan yg kita lihat. Hihi keren :D
ReplyDeleteTuhan sudh mendesain alam semesta dengan sempurna yah
DeleteTerima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.