Climate4life.info - Cara mengakses Informasi Hotspot - Indikator Kebakaran Hutan dan Lahan melalui handphone
Saat ini kita secara near realtime dapat mengakses informasi hotspot yang merupakan indikator terjadinya kebakaran hutan dan lahan hanya melalui genggaman tangan kita.
Aplikasi mobile berbasis android ini dikembangkan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Saat ini kita secara near realtime dapat mengakses informasi hotspot yang merupakan indikator terjadinya kebakaran hutan dan lahan hanya melalui genggaman tangan kita.
Aplikasi mobile berbasis android ini dikembangkan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Variabilitas Iklim dan Hotspot Kebakaran Hutan dan Lahan (Kathutla)
Sebagaimana kita ketahui bersama variabilitas iklim di Indonesia menyebabkan dampak tertentu. Pada saat curah hujan tinggi maka ancaman genangan air dan banjir muncul dan sebaliknya pada saat hujan menghilang maka ancaman kekeringan meningkat.Kekeringan akan diikuti dampak susulan seperti berkurangnya sumber air untuk konsumsi hingga meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan.
Setidaknya beberapa provinsi di Indonesia yang rawan dengan kebakaran hutan meliputi Riau, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Aceh, dan Kalimantan Tengah [1].
Kebakaran hutan dan lahan biasanya dimulai dengan terjadinya jeda hujan atau Hari Tanpa Hujan (HTH). Beberapa sumber menyatakan pada HTH = 5 hari maka hotspot berupa titik panas mulai muncul. Jika HTH terus berlanjut maka titik panas berpotensi berkembang menjadi titik api.
Jika hujan masih belum turun dan tanpa ada antisipasi pihak-pihak terkait, titik-titik api dapat berkembang menjadi pemicu kebakaran hutan dan lahan [2].
Kebakaran hutan dan lahan sendiri akan menyebabkan kemunculan asap yang memberi dampak lanjutan seperti gangguan kesehatan hingga terganggunya jadwal penerbangan.
Jika hujan masih belum turun dan tanpa ada antisipasi pihak-pihak terkait, titik-titik api dapat berkembang menjadi pemicu kebakaran hutan dan lahan [2].
Kebakaran hutan dan lahan sendiri akan menyebabkan kemunculan asap yang memberi dampak lanjutan seperti gangguan kesehatan hingga terganggunya jadwal penerbangan.
Kebakaran hutan dan juga lahan yang terjadi pada tahun 2015 saja telah merusak hutan dan lahan seluas 2,61 juta ha dengan kerugian secara ekonomi ditaksir mencapai hingga Rp. 221 Trilyun [3], belum dihitung lagi kejadian karhutla pada tahun-tahun lainnya.
Hotspot menjadi indikator kebakaran hutan sesuai Permenhut No. P 12/ PMenhut-II/ 2009. Merujuk pada laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) disebutkan bahwa hotspot adalah suatu area tertentu yang suhunya relatif lebih tinggi daripada suhu disekitarnya.
Perbedaan suhu tersebut dideteksi dengan satelit dan posisi area tersebut direpresentasikan dalam suatu titik dengan koordinat lintang dan bujur tertentu [4].
Ada beberapa satelit yang digunakan untuk mendeteksi hotspot tersebut yaitu Satelit NOAA, Terra/Aqua MODIS, maupun data satelit penginderaan jauh, dengan deskripsi sebagai berikut :
Perbedaan suhu tersebut dideteksi dengan satelit dan posisi area tersebut direpresentasikan dalam suatu titik dengan koordinat lintang dan bujur tertentu [4].
Ada beberapa satelit yang digunakan untuk mendeteksi hotspot tersebut yaitu Satelit NOAA, Terra/Aqua MODIS, maupun data satelit penginderaan jauh, dengan deskripsi sebagai berikut :
• Siang hari:
– Terra/MODIS : 00:00 – 05:00 UTC (07:00 – 12:00 WIB)
– Aqua/MODIS : 03:00 – 08:00 UTC (10:00 – 15:00 WIB)
– SNPP/VIIRS : 03:00 – 08:00 UTC (10:00 – 15:00 WIB)
• Malam hari:
– Terra/MODIS : 12:00 – 17:00 UTC (19:00 – 24:00 WIB)
– Aqua/MODIS : 15:00 – 20:00 UTC (22:00 – 03:00 WIB)
– SNPP/VIIRS : 15:00 – 20:00 UTC (22:00 – 03:00 WIB)
Dengan memanfaatkan teknologi satelit penginderaan jauh LAPAN kemudia mengembangkan sistem pemantauan hotspot secara near real time. Informasi dalam sistem tersebut dapat juga kita akses melalui smartphone berbasis Android.
Aplikasi tersebut bernama LAPAN : Fire Hotspot, yang dapat kita unduh melalu google playstore, dengan tampilan seperti ini.
Tampilan aplikasi hotspot LAPAN pada playstore |
Silahkan buka playstore anda. Jika kita sudah menginstalnya, maka akan terbuka jendela pada telepon genggam kita seperti gambar di bawah ini.
Tampilan informasi sebaran hotspot |
Pada bagian yang berwarna putih dapat kita memilih tampilan sesuai yang kita inginkan.
Menu sebelah kiri adalah untuk memilih area sebaran hotspot apakah ingin menampilkan seluruh wilayah Indonesia atau hanya menampilkan hotspot perprovinsi.
>>>Read more... alert-info
Menu tengah berisi durasi waktu pemantauan dari satelit. Tersedia pilihan 24 jam terakhir atau dalam 48 jam terakhir. Adapun menu kanan adalah untuk mengatur tingkat kepercayaan (confident level) dari hotspot yang.
Perbedaan tingkat kepercayaan sebagaimana tersaji pada gambar berikut.
Tampilan jumlah hotspot karhutla berdasarkan tingkat kepercayaan |
Pada saat tingkat kepercayaan dibiarkan 0% maka hotspot yang terdeteksi mencapai 233 titik. Saat tingkat kepercayaan kita naikkan pada 50% hotspot yang terpantau berkurang hanya menjadi 157 titik, hingga akhirnya hanya tersisa 12 titik saja pada tingkat kepercayaan mendekati 100%.
Artinya semakin besar tingkat kepercayaan maka jumlah hotspot akan semakin berkurang.
Semakin tinggi tingkat kepercayaan semakin tinggi pula keyakinan bahwa hotspot tersebut adalah benar-benar merupakan kejadian kebakaran hutan dan atau kebakaran lahan.
Selanjutnya titik merah yang merupakan interpretasi dari hotspot jika kita klik akan menampilkan keterangan seperti terlihat berikut.
Data yang muncul pada gambar di atas memuat antara lain koordinat berupa lintang dan bujur lokasi hotspot tersebut, waktu terjadinya, jenis satelit yang mendeteksi, tingkat kepercayaan dan lokasi hotspot secara adminsitratif.
Artinya semakin besar tingkat kepercayaan maka jumlah hotspot akan semakin berkurang.
Semakin tinggi tingkat kepercayaan semakin tinggi pula keyakinan bahwa hotspot tersebut adalah benar-benar merupakan kejadian kebakaran hutan dan atau kebakaran lahan.
Selanjutnya titik merah yang merupakan interpretasi dari hotspot jika kita klik akan menampilkan keterangan seperti terlihat berikut.
Properti sebuah hotspot indikator karhutla |
Data yang muncul pada gambar di atas memuat antara lain koordinat berupa lintang dan bujur lokasi hotspot tersebut, waktu terjadinya, jenis satelit yang mendeteksi, tingkat kepercayaan dan lokasi hotspot secara adminsitratif.
Di dalam menjabarkan sebuah hotspot guna keperluan analisis di lapangan dan lainnya, beberapa hal yang harus kita catat dalam interpretasi hotspot menurut Lapan adalah sebagai berikut:
- Tolerasi koordinat hotspot dari satelit mencapai 2 km. Jadi saat kita ingin mencari keberadaan suatu titik hotspot di lapangan maka area yang harus kita susur bisa mencapai 2 km.
- Jumlah hotspot bukanlah merupakan jumlah kebakaran di lapangan karena beberapa kejadian kebakaran dalam radius 500 m dapat saja terdeteksi sebagai satu hotspot. Atau sebaliknya satu kebakaran kecil namun suhunya sangat tinggi dapat dideteksi oleh satelit lebih dari satu hotspot.
- Jumlah hotspot tidak mencerminkan luas area kebakaran.
Demikian ulasan cara mengakses informasi hotspot yang merupakan indikator kebakaran hutan dan lahan yang dapat kita akses melalui handpone.
Semoga bermanfaat.
REFERENSI:
[1] MenLHK - Menjelang Akhir Tahun, Tujuh Provinsi Rawan Karhutla Dalam Kondisi Normal
[2] Firsta Zukhrufiana Setiawati, S.Tr - Jeda Hujan Tingkatkan Resiko Asap Dan Karhutla di Kalbar
[3] Endrawati. 2016. Analisis Data Titik Panas (Hotspot) Dan Areal Kebakaran Hutan Dan Lahan Tahun 2016
[4] LAPAN - Panduan Teknis
4 Comments
Wahhh hape ku masih jadul, cuma bisa ngandelin ingetan kalo di maps mah sama sirine wuehehe
ReplyDeletePasti boong nih mad BEPE
Deletewah enak ya skg uda ada aplikasinya untuk mengetahui potensi kebakaran hutan.. langsung dah di upload nih aplikasi
ReplyDeleteBetul mba. Semakin memudahkan kita memantau potensi terjadinya kebakaran hutan
DeleteTerima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.