Climate4life.info - Kekeringan Sebagai Fenomena Yang Berkaitan Dengan Iklim
Negara kita terletak kawasan tropis sehingga dalam konteks iklim hanya mengenal dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau.
Kekeringan menjadi masalah yang selalu berulang saat kemarau tiba, meski dengan intensitas kekeringan dan luas daerah yang terdampak kekeringan berbeda-beda setiap tahunnya.
Kekeringan terjadi jika jumlah pasokan air lebih rendah dari kebutuhan air dalam waktu yang cukup lama, berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Perubahan iklim disebut-sebut sebagai salah satu faktor penyebab meningkatnya intensitas kekeringan.
Jika pada awalnya kekeringan terjadi hanya saat terjadi anomali iklim atau iklim ekstrem seperti munculnya el nino, namun saat ini kekeringan tetap terjadi pada tahun-tahun dengan kondisi iklim normal.
Faktor lain seperti tata kelola lingkungan yang buruk sehingga berubahnya fungsi lahan yang menyebabkan berkurangnya sumber mata air di hulu sungai memberi kontribusi meningkatnya ancaman kekeringan.
Jika pada awalnya kekeringan terjadi hanya saat terjadi anomali iklim atau iklim ekstrem seperti munculnya el nino, namun saat ini kekeringan tetap terjadi pada tahun-tahun dengan kondisi iklim normal.
Faktor lain seperti tata kelola lingkungan yang buruk sehingga berubahnya fungsi lahan yang menyebabkan berkurangnya sumber mata air di hulu sungai memberi kontribusi meningkatnya ancaman kekeringan.
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kekeringan
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kekeringan antara lain:
Anomali Iklim
Munculnya el nino seperti kejadian 1982, 1997 dan 2015 telah menyebabkan musim kemarau di Indonesia menjadi lebih panjang dan lebih kering dari biasanya.
Dampaknya tentu saja luasan yang terdampak kekeringan menjadi lebih banyak. Wilayah-wilayah yang biasanya punya cukup cadangan air selama musim kemarau akan ikut mengalami kekeringan.
El Nino merupakan keadaan atau fase negatif dari ENSO. Eksistensi El nino ditandai oleh keberadaan arus laut yang hangat dilepas pantai Amerika Selatan dengan nilai Southern Oscillation Index (SOI) yang negatif.
Dampak kemunculan El Nino di Indonesia akan bergantung pada kondisi perairan atau laut di wilayah Indonesia. Fenomena El Nino yang berpengaruh di wilayah Indonesia berupa berkurangnya curah hujan secara signifikan, akan terjadi jika kondisi suhu muka laut di wilayah Indonesia cukup dingin.
Jika kondisi suhu laut Indonesia cukup hangat, el nino tidak akan berpengaruh terhadap berkurangnya curah hujan di Indonesia. Mengingat luasnya wilayah Indonesia maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El Nino. [BMKG]
Musim kemarau
Secara umum curah hujan akan menurun selama periode kemarau.
Wilayah-wilayah yang tidak mempunyai cadangan air yang cukup selama kemarau berlangsung seperti beberapa tempat di Jawa, sebagian NTB dan NTT keseluruhan akan mengalami kekeringan pada periode ini.
Minimnya sumber air
Pada wilayah-wilayah dengan sumber air yang minim umumnya akan sangat bergantung pada air hujan. Jeda hujan beberapa hari saja sudah dapat menyebabkan kekeringan.
Hal ini terjadi di sebagian besar Kalimantan Barat hingga Kalimantan Selatan.
Kurangnya tempat cadangan air
Cadangan air dapat berupa danau atau waduk. Wilayah yang tidak memiliki danau waduk tentunya akan lebih cepat mengalami kekeringan dibanding wilayah yang memiliki danau atau waduk.
Klasifikasi Kekeringan
Beberapa literatur yang membahas tentang kekeringan, membagi kekeringan dalam empat klasifikasi, yaitu:
Kekeringan Meterologis
Merupakan kekeringan dengan kondisi di mana curah hujan sudah berkurang dibanding rata-ratanya baik pada skala bulanan ataupun tahunan.
Kekeringan meteorologis belum tentu menimbulkan ancaman kekeringan. Akan tetapi pada tempat-tempat yang miskin cadangan air tanah dan sangat bergantung pada hujan, kekeringan meteorologis sudah akan memberikan dampak yang serius.
Kekeringan meteorologis belum tentu menimbulkan ancaman kekeringan. Akan tetapi pada tempat-tempat yang miskin cadangan air tanah dan sangat bergantung pada hujan, kekeringan meteorologis sudah akan memberikan dampak yang serius.
Kekeringan Hidrologis
Jika kekeringan Meteorologis terus berlanjut maka akan diikuti berkurangnya sumber-sumber air seperti sungai, air tanah, waduk, danau dan ataupun tempat cadangan air lainnya.
Sampai di sini dapat dinyatakan kekeringan hidrologis telah terjadi. Pada tingkatan ini krisis air bersih terjadi secara meluas. Kekeringan hidrologis dapat diamati pada susutnya tinggi muka air pada danau, waduk dan bendungan.
Sampai di sini dapat dinyatakan kekeringan hidrologis telah terjadi. Pada tingkatan ini krisis air bersih terjadi secara meluas. Kekeringan hidrologis dapat diamati pada susutnya tinggi muka air pada danau, waduk dan bendungan.
Kekeringan Pertanian
Kekeringan meteorologis yang berlanjut menjadi kekeringan hidrologis akan memberi dampak pada produksi pangan dan ternak.
Kekeringan pertanian terjadi karena kelembapan tanah tak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bagi tanaman pada suatu periode tertentu.
Kebutuhan air untuk tanaman berbeda-beda, akan tergantung pada jenis tanaman, tingkat pertumbuhan tanaman dan keadaan tanah.
Kekeringan pertanian terjadi karena kelembapan tanah tak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bagi tanaman pada suatu periode tertentu.
Kebutuhan air untuk tanaman berbeda-beda, akan tergantung pada jenis tanaman, tingkat pertumbuhan tanaman dan keadaan tanah.
Kekeringan Sosioekonomi
Kekeringan yang terjadi jika tiga jenis kekeringan di atas sudah terjadi di mana terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dengan ketersediaan barang-barang dan jasa.
Kita ingat dengan krisis ekonomi pada tahun 1997-1998, salah satunya adalah karena kekeringan akibat el nino telah berlanjut sampai pada kekeringan sosioekonomi.
Kita ingat dengan krisis ekonomi pada tahun 1997-1998, salah satunya adalah karena kekeringan akibat el nino telah berlanjut sampai pada kekeringan sosioekonomi.
Penanggulangan Kekeringan
Kekeringan yang berkelanjutan tentunya akan menjadi sebuah bencana alam. Kekeringan dapat menyebabkan ketimpangan ekonomi hingga jatuhnya korban jiwa.
Penanggulangan kekeringan tentunya tidak saja reaktif namun diperlukan juga langkah preventif. Mari kita mulai dari diri kita sendiri dengan langkah kecil seperti menggunakan air seperlunya.
Penanggulangan kekeringan tentunya tidak saja reaktif namun diperlukan juga langkah preventif. Mari kita mulai dari diri kita sendiri dengan langkah kecil seperti menggunakan air seperlunya.
10 Comments
kekeringan berarti gagal panen: sembako melambung tinggi
ReplyDeleteya siklusnya selalu begitu mas
DeleteKekeringan atau kebanjiran dampaknya sama buruknya umtuk pertanian..semoga cuaca semakin bersahabat kedepannya supaya harga pangan terkendali..
ReplyDeleteIya mba, sayangnya variabilitas iklim kita cukup tinggi
DeleteIndonesia dulu sempat dikabarkan el nino yah, tapi alhamdulillah gk terlalu parah, masih bisa minum saya
ReplyDeleteFenomena el nino memiliki siklus berulang mas
DeleteAlam sekarang sudah mulai rusak dan rusaknya juga oleh ulah manusia sendiri,,,saat saya kemarin mudik ke kampung halaman gunung gunung sudah banyak yang gundul dan gunung sudah banyak ditambang,,,alhasil para penghuni hutan(monyet dan babi hutan) mencari makan ke pemukiman warga,,,alhasil beberapa tahun ini selalu saja gagal panen karena serangan hama,,,
ReplyDeleteSetuju mas. Kata guru saya telah nampak kerusakan alam karena tangan2 manusia
DeleteNtahlah,,sepertinya alam mulai memusuhi kita,,,karena kita sendiri tak pernah menghargai alam,,,sama seperti keadaan alam dikampung halamanku,,,hutannya jadi kuning yg dulunya hijau,,monyet monyet dan babi hutan mulai berdatangan ke pemukiman warga karena hutan tempat mereka sudah rusak,,,
ReplyDeleteyang lebih terasa ketika hujan dikit aja, tapi ancaman banjir menjadi besar karena kerusakan alam pada bagian hulu
DeleteTerima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.