Awan Cantik Lenticularis, Indikator Adanya Bahaya Gelombang Gunung.
Masyarakat umum menyebut awan ini sebagai awan topi, awan tudung atau juga awan kanopi karena seolah menjadi penutup yang menyelubungi puncak gunung.
Awan Lenticularis di atas Gunung Rinjani Lombok. Sumber foto : SuaraNTB |
Kemunculan awal Lenticularis tergolong langka karena mekanisme pembentukannya yang unik. Ahrens dalam bukunya Essential of Meteorology menggolongkan awan lenticularis sebagai subklas awan khusus.
Hal ini karena memang bentuk awan Lentikularis atau awan topi ini yang unik dan juga ketinggian terbentuknya dapat berada pada level awan rendah, awan menengah dan awan tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka awan Lenticularis dibedakan menjadi:
- Stratocumulus standing Lenticular (SCSL), merupakan awan Lenticularis yang terbentuk pada ketinggian kurang dari 2.000 meter.
- Altocumulus standing Lenticular (ACSL), jika awan Lenticularis tersebut terbentuk pada ketinggiannya antara 2.000 - 7.000 meter.
- Cirrocumulus standing Lenticular (CCSL), adalah awan Lenticularis yang berada pada ketinggian di atas 7.000 meter.
Sesungguhnya dibalik keindahan awan Lenticularis, terdapat bahaya tersembunyi. Kemunculan awan Lenticularis ini merupakan pertanda keberadaan gelombang gunung.
Gelombang gunung ini akan dapat menyebabkan terbentuknya turbulensi yang berbahaya bagi penerbangan. Akan kita bahas di bagian selanjutnya.
Gelombang gunung ini akan dapat menyebabkan terbentuknya turbulensi yang berbahaya bagi penerbangan. Akan kita bahas di bagian selanjutnya.
Walaupun awan-awan Lenticularis ini lebih sering terlihat di pegunungan, pada beberapa kejadian langka, awan-awan Lenticularis juga muncul di dataran yang datar / rendah.
Menurut para ahli meteorologi, pembentukan awan Lenticularis pada daerah tersebut bukanlah hasil dari efek gelombang gunung, tetapi lebih dari kecepatan angin yang berfluktuasi karena adanya front di atmosfer.
Mekanisme Terbentuknya Awan Lenticularis
Pada umumnya awan Lenticularis merupakan awan atau kelompok awan yang berbentuk seperti piring atau lensa yang terperangkap dalam lapisan atmosfer bawah. Disebut terperangkap karena awan Lenticularis umumnya nampak diam pada tempat terbentuknya.
Sekilas bentuk awan cantik Lenticularis ini terlihat seperti mitos piring terbang UFO. Beberapa ahli menyatakan kemungkinan awan inilah yang kemudian disebut masyarakat awam soal adanya UFO dari planet lain.
Awan Lenticularis mulai terbentuk ketika arus angin yang mengalir sejajar permukaan bumi mendapat hambatan dari objek tertentu seperti pegunungan. Akibat hambatan tersebut, arus udara tersebut bergerak naik secara vertikal menuju puncak awan.
Mekanisme terbentuknya awan Lenticularis. Sumber : WMO |
Jika udara naik tersebut mengandung banyak uap air dan bersifat stabil, maka saat mencapai suhu titik embun di puncak gunung uap air tersebut mulai berkondensasi menjadi awan mengikuti kontur puncak gunung.
Saat udara tersebut melewati puncak gunung dan bergerak turun, proses kondensasi terhenti. Inilah mengapa awan Lenticularis terlihat diam karena awan mulai terbentuk dari sisi arah datangnya angin (windward side) di puncak gunung kemudian menghilang di sisi turunnya angin (leeward side).
Awan Lenticularis, Gelombang Gunung dan Bahaya yang Mengintai
Pada dasarnya udara yang bergerak melewati pegunungan kemudian membentuk awan Lenticularis tidak hanya pada lapisan dekat permukaan bumi saja.
Ketebalan arus udara yang bergerak horizontal tersebut mencapai lapisan beberapa kilometer di atas permukaan bumi. Hal ini kemudian menjawab mengapa awan Lenticularis dapat terbentuk pada beberapa lapis ketinggian di atmosfer.
Ketebalan arus udara yang bergerak horizontal tersebut mencapai lapisan beberapa kilometer di atas permukaan bumi. Hal ini kemudian menjawab mengapa awan Lenticularis dapat terbentuk pada beberapa lapis ketinggian di atmosfer.
Hambatan pegunungan terhadap terhadap arus angin yang datang secara horizontal kemudian menyebabkan defleksi yang membentuk gelombang gunung yang terjadi di belakang gunung (Leeward side). Seperti terlihat pada gambar berikut.
Mekanisme terbentuknya awan Lenticularis dan gelombang gunung. Sumber : OSTIV |
Gelombang gunung berasosiasi dengan terbentuknya turbulensi atau golakan udara, arus udara vertikal yang kuat serta pembentukan es. Gelombang gunung tersebut terbentuk jika terdapat kondisi sebagai berikut :
- Arah angin berkisar 30 derajat terhadap pada garis tegak lurus terhadap punggung gunung.
- Kecepata angin mencapai 15 knot dan akan meningkat terhadap ketinggian.
- Lapisan udara stabil terdapat di puncak gunung dengan udara tidak stabil pada bagian punggung gunung.
Kombinasi arus vertikal yang kuat dan gesekan terhadap permukaan ini dapat menyebabkan terbentuknya rotor di bawah gelombang gunung. Rotor inilah yang menyebabkan terjadinya turbulensi hebat.
Rotor atau juga gulungan awan merupakan indikasi terbentuknya turbulensi hebat dekat permukaan bumi di mana angin permukaan dengan arah dan juga kecepatan yang sangat bervariasi.
Adapun pada lapisan atas gelombang gunung akan terbentuk "breaking wave" yang sama juga bahayanya bagi aktivitas penerbangan. Rotor dan breaking wave ini dapat terbentuk hingga puluhan kilometer dari awan Lenticularis di puncak gunung.
Ilustrasi gelombang gunung dan bahayanya bagi penerbangan. Sumber NOAA |
Pilot pesawat yang melihat awan Lenticularis ini biasanya akan berusaha menjauhinya. Seperti pada ilustrasi di atas di sekitar awan cantik ini pesawat akan terhempas oleh turbulensi baik oleh putaran angin karna "rotor" juga hempasan dari "breaking wave" pada ketinggian ACSL hingga CCSL.
Sisi menguntungkan terdapat pada bagian depan gunung tempat awan Lenticularis terbentuk. Adanya udara naik biasanya dimanfaatkan olahragawan terbang layang untuk menerbangkan pesawatnya.
Namun mereka tetap perlu hati-hati agar tidak terjebak gelombang gunung pada sisi belakang.
Namun mereka tetap perlu hati-hati agar tidak terjebak gelombang gunung pada sisi belakang.
Demikian ulasan tentang awan cantik Lentucularis. Jika terlihat maka itu pertanda adanya bahaya yang terbentuk oleh gelombang gunung.
31 Comments
Keindahannya menyimpan bahaya, khususnya penerbangan. serem juga ya.
ReplyDeleteTapi memang betul lo, awan topi itu indah sekali.
Ada banyak catatan insiden pesawat yang terjebak gelombang gunung. Smg kita semua aman-aman saja mas. Aamiiin
Deletecantik sekali. saya kira awan seperti ini hanya ada di luar negeri. hehe
ReplyDeleteAwan ini bebas tumbuhnya mas hehehe
Deletecantic, ternyata membahayakan
ReplyDeleteiya mas. Hati2 kalo ketemu yah :)
DeleteKenapa ya, hal-hal cantik selalu membahayakan. Jadinya kan harus waspada dulu.
ReplyDeleteSeperti bunga mawar yah..cantik tapi berduri. Waspadalah hehehehe
Deletewow I have learnt something new!
ReplyDeleteJadieegosh
Thank you sir
DeletePernah lihat ini di IG, aku kira editan wkwk. Ternyata emang beneran ada dan indah tapi membahayakan penerbangan ya.
ReplyDeleteAwan langka sih. Ya itu, baiknya dihindari hehehe
Deletesempet viral mas, pertama di sosmed terus masuk ke berita, terakhir baca disini penjelasannya. Fenomena alam yang terjawab sudah, ternyata meskipun cantik, tetap beresiko untuk penerbangan
ReplyDeleteTrims mas Sabda. Komen2 atas tuh bilang cantik2 emg bahaya
DeleteBaru baru ini sempat melihat awan serupa di gunung agung Bali
ReplyDeleteKeren tuh kalo sempat didokumentasikan Bli
DeleteSayangnya saat itu lagi ada kesibukan yang nggak bisa ditinggalkan kak
DeleteIndah tapi berbahaya, gimana dong hehe
ReplyDeleteYA cukup dinikmati dari kejauhan aja hehehe
Deletebeberapa kali sering melihat waktu mendaki gunung, tak tahunya cukup bikin ngeri.
ReplyDeleteUntuk yang lagi di darat di gunung tersebut potensinya adalah hujan dan angin kencang sih
Deletewaduh.. ini nih aku suka, dibalik keindahan ada bahayanya. makasih mas infony
ReplyDeleteJadi hati2 kalo ketemu indah yah hehehe
DeleteWah, baru tahu ternyata awan begini tanda bahaya. Padahal bentuknya cantik banget.
ReplyDeleteKalo lagi naik gunung hati2 yah mba
DeleteTernyata dibalik keindahannya, tersimpan bahaya. Jadi bisa diantisipasi nih bila terjadi di waktu mendatang..
ReplyDeleteBetul mas, buat antisipatif
Deletesaya jumpa gambar gunung dan awan 'bertopi' ni dalam IG. terkesima sekejap. memang cantik sangat...
ReplyDeleteturbulensinya itu yang bahaya ya bang..
ReplyDeletekapal kayaknya bisa terguling tuh..
hehe
Baru tahu ada nama gelombang gunung, kirain nyambungnya dengan bunyi ternyata dengan udara, hehhe. Penjelasan nya sip.
ReplyDeleteSaya suka mengamati awan di luar rumah, tidak paham nama-nama awan apalagi bahaya gelombang gunung. Bahi sata awan indah itu mungkin hanya mengandung hujan atau petor nantinya, ternyata ada lebih lagi bahaya menintai dari keiondahan awan.
ReplyDeleteKarena tinggal di kampung wilayah Garut, saya cuma bisa melihat gunung melulu di luar rumah. Jadi pengen memotret gumpalan awan.
Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.