Climate4life.info - Hujan es di Yogyakarta, ini penyebabnya.
Senin sore (25/1/2016) beberapa wilayah di Yogyakarta dilanda hujan es. Tentu saja fenomena ini ramai dibicarakan warga karena merupakan peristiwa yang jarang terjadi.
Senin sore (25/1/2016) beberapa wilayah di Yogyakarta dilanda hujan es. Tentu saja fenomena ini ramai dibicarakan warga karena merupakan peristiwa yang jarang terjadi.
Mengapa hujan es bisa terjadi di Yogyakarta yang merupakan daerah iklim tropis yang hangat sepanjang tahun?
Dalam ilmu cuaca/meteorologi, hujan es disebut juga hail. Kita tahu, jatuhan hidrometeor yang sampai ke permukaan tanah disebut presipitasi.
Bentuk presipitasi jika cair disebut hujan, jika padat disebut salju dan campuran cair dengan butiran es disebut hail. Campuran es ini berasal dari awan cumulonimbus (CB).
Bentuk presipitasi jika cair disebut hujan, jika padat disebut salju dan campuran cair dengan butiran es disebut hail. Campuran es ini berasal dari awan cumulonimbus (CB).
Awan CB adalah sebuah awan dengan bentuk vertikal menjulang yang sangat tinggi, padat, dan dengan badai petir dan cuaca dingin lainnya. Kumulonimbus berasal dari bahasa Latin, "cumulus" berarti terakumulasi dan "nimbus" berarti hujan.
Awan CB sangat ditakuti dalam duni penerbangan, karena bisa menghempaskan pesawat terbang (baca : Pengaruh Cuaca dan Iklim Pada Aktivitas Penerbangan)
Awan CB sangat ditakuti dalam duni penerbangan, karena bisa menghempaskan pesawat terbang (baca : Pengaruh Cuaca dan Iklim Pada Aktivitas Penerbangan)
Gambar 1. Perbandingan awan CB dengan awan lainnya | Sumber: Ahrens, Essential of Meteorology |
Awan CB terbentuk karena kondisi atmosfer yang tidak stabil, di mana pengangkatan massa udara sangat kuat bergerak vertikal mencapai ketinggian maksimal.
Awan CB dinamakan awan juga tower karena dapat tumbuh seperti menara dari level awan rendah dan puncaknya mencapai level awan tinggi. Mengenai ketidakstabilan atmosfer dapat di baca pada SIFAT FISIS ATMOSFER
Awan CB dinamakan awan juga tower karena dapat tumbuh seperti menara dari level awan rendah dan puncaknya mencapai level awan tinggi. Mengenai ketidakstabilan atmosfer dapat di baca pada SIFAT FISIS ATMOSFER
Gambar 2. Awan Cumulonimbus (CB) dengan distribusi muatannya | Sumber : Ahrens, Essential of Meteorology |
Pada Gambar 2, dapat kita lihat, pada bagian bawah awan CB hanya berisi butiran air karena berada di bawah level beku (freezing level), atau suhu lapisan udara masih lebih dari 0 derajat celcius.
Di atas lapisan beku terdapat campuran es dan air dan di puncak awan hanya ada butiran es. Karena lapisan yang yang sangat dingin, maka uap air yang naik ke lapisan tersebut, membeku secara cepat menjadi bola es.
Menurut Ahrens, sebuah bola es tumbuh sebesar bola golf membutuhkan waktu 5-10 menit. Jika massa udara naik masih terus berlangsung maka bola es tersebut akan terus membesar.
Mekanisme udara naik dan turun dalam awan CB dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3. Mekanisme udara naik dan turun dalam awan CB | Sumber : Ahrens, Essential of Meteorology |
Pada awalnya embrio bola es melayang di lapisan atas karena adanya updraft (udara naik). Ketika gaya angkat melemah, maka embrio bola es turun dengan lintasan hampir horizontal dan menyapu semua butiran es yang dilaluinya.
Dampaknya embrio bola es tersebut membesar menjadi bola es yang besar. Oleh karena gaya gravitas dan gerakan massa udara turun (downdraft) maka bola es tersebut jatuh ke permukaan bumi.
Bola es yang jatuh ke permukaan bumi karena ukurannya sangat besar, maka walaupun suhu udara dipermukaan bumi hangat, tidak semua massa bola es tersebut mencair.
Sebagian berhasil mencapai permukaan bumi dalam bentuk tetap seperti bola es namun dengan ukuran kecil. Bola es inilah yang kemudian kita sebut hujan es.
Nah sobat peduli Climate4life, semoga penjelasan ini bermanfaat. Untuk diketahui fenomena ini sesungguhnya fenomena alam biasa untuk wilayah tropis seperti Indonesia.
12 Comments
Nice info bang. Dulu kuliah oceanografi meteorologi belajar tentang awan-awan. proses pembentukan awan, konveksi, konduksi, hehehe sudah banyak lupa sekarang,
ReplyDeletewah pakar juga nih bro Vansil. Ayo kita belajar sama2 lagi
Deletebagus Pak Dayan...uptodate juga...bermanfaat untuk mengurangi kepanikan masyarakat awam.
ReplyDeletesip.. trims apresiasinya
DeletePenting utk mengenal jenis awan-awan ini.
ReplyDeleteApalagi yang pekerjaannya mobile dan hoby travelling.
Postingan yang bermanfaat, bang!
Trima kasih bang Syaf... banyak tips saya pelajari dari blog bang Syaf.
DeleteKalau di kampung saya di Pegunungan Toba sana. Hujan es itu bukan hal yang luar biasa. Sering terjadi hujan dengan butiran es dengan diameter hampir 1-2 cm. Istilah yang digunakan untuk hujan es itu: Udan Ambolas (Hujan Ambolas).
ReplyDeletewah gitu yah. Terima kasih sharenya bro Vansil
DeleteDi daerah saya belum pernah ada hujan es. Mudah-mudahan jangan deh, kasihan yang gentengnya tipis.
ReplyDeleteAamiiin. smg terhindar selalu dari bencana2
DeleteO, iya ..., di kotaku juga pernah terjadi hujan es, berupa butir-butiran.
ReplyDeleteTadinya ngertinya kok genteng kayak ada yang nglemparin .., ditengok keluar ternyata hujan es.
Semoga nantinya hail yang dibawa awan cumulonimbus ngga terjadi sampai merusak banyak bangunan.
Ngeri juga.
Daerah mana mas.
DeleteTrims udah komen. Smg kita selalu terhindar dari bencana. Aamiiin
Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.