-----------------------------------
Pada Gambar 3, terlihat adanya daerah tekanan rendah di selatan Sumatera menyebabkan sirkulasi angin yang memanjang dari wilayah timur Indonesia kemudian mengumpul (konvergen) dari wilayah Bali - Nusa Tenggara hingga Jawa.
Adapun di atas Sulawesi bagian selatan dan Papua terbentuk daerah belokan angin yang merupakan daerah penumpukkan massa udara.
Yang tersaji pada Gambar 5, MJO masih berada di fase 3, dan baru akan memasuki Benua Maritim Indonesia (BMI) beberapa hari ke depan.
Berdasarkan OLR Forecast pada Gambar 6, memang telah nampak adanya pusat konvektif yang mulai memasuki. Sehingga, peluang hujan hingga beberapa hari ke depan khususnya di bagian barat Indonesia cukup tinggi.
DISCLAIMER
Tulisan ini adalah opini penulis pribadi tidak mewakili sumber-sumber referensi yang dikutip dalam tulisan ini
----------------------------------
Dear pemerhati cuaca dan iklim.
Bagaimana cuaca hari ini di tempat anda, sepertinya hari ini cukup sejuk yah. Sebagian besar wilayah Indonesia diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga deras.
Mari kita liat citra satelit hari ini.
Gambar 1. Citra Satelit tanggal 16 Januari 2016 (Sumber : kochi-u.ac.jp)
Sejak pagi hari telah nampak perbentukan awan di barat Indonesia dan bagian tengah Papua.
Pada siang hari pembentukan awan terus berlanjut ke bagain barat Kalimantan, sebagian Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggar hingga Papua. Kondisi terus berlanjut hingga menjelang malam.
Pada siang hari pembentukan awan terus berlanjut ke bagain barat Kalimantan, sebagian Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggar hingga Papua. Kondisi terus berlanjut hingga menjelang malam.
BMKG sendiri pada pagi hari telah mengeluarkan rilis peringatan dini hujan sedang hingga lebat yang bisa disertai angin kencang.
Gambar 2. Peringatan Dini Cuaca dari BMKG
Lalu dari mana sumber massa uap air pembentuk awan hujan tersebut? Perhatikan gambar 3 di bawah ini.
Gambar 3. Pola Angin (BOM)
Pada Gambar 3, terlihat adanya daerah tekanan rendah di selatan Sumatera menyebabkan sirkulasi angin yang memanjang dari wilayah timur Indonesia kemudian mengumpul (konvergen) dari wilayah Bali - Nusa Tenggara hingga Jawa.
Adapun di atas Sulawesi bagian selatan dan Papua terbentuk daerah belokan angin yang merupakan daerah penumpukkan massa udara.
Pola angin ini nampaknya merupakan anomali dari angin baratan sehingga yang seharusnya saat ini pola angin angin bergerak dari barat ke timur namun berbalik menjadi timur ke barat.
Gambar 4 di bawah ini setidaknya bisa menjelaskan anomali tersebut.
Gambar 4 di bawah ini setidaknya bisa menjelaskan anomali tersebut.
Gambar 4. Pola Angin rata-rata dengan anomali Suhu Muka Laut 10-14 Januari 2016
Pada Gambar 4 di atas, tersaji adanya anomali Suhu Muka Laut (SST) di barat Indonesia yang lebih hangat dari biasanya. Hal ini yang memicu daerah tekanan rendah pada Gambar 1.
Hal ini juga yang menyebabkan mengapa anomali angin baratan terjadi.
Hal ini juga yang menyebabkan mengapa anomali angin baratan terjadi.
Bagaimana faktor lain seperti MJO ?
Gambar 5. Fase MJO (Sumber : CPC-NOAA)
Gambar 6. OLR Forecast (Sumber : CPC-NOAA)
Yang tersaji pada Gambar 5, MJO masih berada di fase 3, dan baru akan memasuki Benua Maritim Indonesia (BMI) beberapa hari ke depan.
Berdasarkan OLR Forecast pada Gambar 6, memang telah nampak adanya pusat konvektif yang mulai memasuki. Sehingga, peluang hujan hingga beberapa hari ke depan khususnya di bagian barat Indonesia cukup tinggi.
Demikian, semoga memberi manfaat bagi anda pemerhati cuaca dan iklim.
2 Comments
Jakarta kapan ujan, aku merindu tanah basah :-)
ReplyDeleteJakarta sepertin hujan ringan-sedang sudah beberapa kali.
DeleteTerima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.