Awal tahun 2016 diwarnai anomali iklim yang cukup signifikan. Sebagian besar wilayah Indonesia yang seharusnya memasuki puncak hujan, justru kehilangan hujan.
------------------------------
Disclaimer
Tulisan ini adalah opini pribadi, tidak mewakili sumber-sumber referensi yang disebut dalam tulisan ini. Segala akibat dari penggunaan informasi dalam tulisan ini menjadi tanggung jawab masing-masing pengguna
-------------------------------
Secara umum Indonesia memiliki 3 pola hujan, yaitu pola monsunal, ekuatorial dan lokal, sebagaimana tersaji pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Pola Hujan di Indonesia (BMKG)
Daerah yang berwarna kuning hujan merupakan daerah dengan pola hujan monsunal dimana puncahk hujannya terjadi pada Desember atau Januari.
Daerah dengan warna hijau pola hujannya ekuatorial dengan 2 puncak hujan pada Maret-Mei dan September-November. Sedang merah pola hujannya lokal dimana puncak hujan terjadi pada Juli-Agustus
Kondisi pada Januari 2016 sebagian besar wilayah Indonesia menunjukkan anomali negatif, artinya curah hujannya berada di bawah rata-ratanya.
Sehingga kehilangan hujan sangat terasa untuk daerah-daerah dengan tipe hujan monsunal seperti Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Masih adakah harapan curah hujan meningkat ?
Sampai saat ini, monsun baratan yang diharapkan membawa suplai air hujan ternyata masih lemah.
Hal ini terjadi karena gradien tekanan BBU dan BBS tidak signifikan, akibat anomali suhu muka laut (SST) di bagian barat Indonesia yang lebih hangat di banding bagian timur.
Gambar 2. Anomali Sea Level Pressure 16 Desember 2015 - 13 Januari 2016
(Sumber: http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/Global_Monsoons/Asian_Monsoons/Figures/slp.30day.figa.gif)
Gambar 3. Anomali SST 16 Desember 2015 - 13 Januari 2016 (Sumber: https://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/Global_Monsoons/Figures/curr.sst.monthly.figb.gif)
Dengan kondisi di atas atinya monsun baratan masih sulit untuk menguat yang tentunya kemampuannya membawa pasokan hujan ke wilayah Indonesia juga lemah.
Lalu ?
Masih ada harapan dengan MJO yang akan memasuki wilayah Benua Maritim Indonesia.
Apa itu MJO, silahkan klik di sini
Perhatikan Fase MJO saat ini
Saat ini MJO masih berada di fase 3 (Samudera Hindia bagian timur ; 80 derajat BT – 100 derajat BT ) dan berdasarkan diagram di atas beberapa hari lagi segera melintas di wilayah Indonesia dengan intensitas kuat.
Coba kita kaitkan fase MJO dengan prediksi OLR di bawah ini
Gambar 5. Prediksi OLR, (Sumber: http://www.cpc.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/spatial_olrmap_CA_full.gif)
Berdasarkan Gambar 5 di atas, diprediksi 2-3 hari ke depan bagian barat Indonesia sudah akan ada pertumbuhan awan konvektif yang tentunya meningkatkan peluang terjadinya hujan.
Dan... dalam 5-10 hari ke depan, sebagian besar Indonesia peluang hujannya akan semakin meningkat.
Demikian sobat, sekedar catatan, atmosfer sangat kompleks, banyak faktor lain yang berperan dalam membentuk cuaca dan iklim. Sehingga bisa jadi MJO menjadi tidak signifikan.
0 Comments
Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.