Gerhana matahari berdampak pada cuaca, benarkah?


Dear sobat Climate4life. Tanggal 9 Maret 2016 nanti, sebagian besar wilayah di negara kita akan dilintasi gerhana matahari. Kejadian yang sama pernah terjadi pada 11 Juni 1983. Penulis saat itu baru berusia 6 tahun namun masih cukup ingat kejadian tersebut.

Gencarnya pemberitaan dari pemerintah melalui TVRI tentang bahaya melihat gerhana secara langsung membuat kejadian cukup membekas diingatan penulis.

Mengutip dari laman LAPAN (klik di sini)  gerhana matahari total (GMT) 9 Maret 2016 diprediksi bakal terjadi di 10 provinsi dan sejumlah lokasi wisata andalan di Indonesia.

Jalur GMT tersebut bermula dari Palembang (Sumsel), Bangka Belitung (Babel), Sampit (Kalimantan Tengah), Palangka Raya (Kalimantan Tengah), Balikpapan (Kalimantan Timur), Palu, Poso, Luwuk (Sulawesi Tengah), Ternate hingga Halmahera (Maluku Utara). Wilayah-wilayah selain 10 provinsi tersebut di atas akan dapat menyaksikan gerhana matahari parsial. Lintasan tersebut dapat dilihat dari animasi di bawah ini.


Sumber gambar di sini


Lalu apakah gerhana ini akan berdampak pada pola cuaca ?

Kita tahu, pembangkit sistem cuaca adalah matahari. Sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi akan menyebabkan perubahan suhu udara. Bagian bumi yang terkena cahaya matahari langsung akan menjadi lebih panas dibanding bagian lainya.

Adanya perbedaan panas pada permukaan bumi menyebabkan perbedaan tekanan udara, dimana tempat yang lebih panas tekanan udaranya menjadi lebih rendah dan sebaliknya tempat yang lebih dingin tekanan udaranya akan lebih tinggi.

Perbedaan tekanan udara tersebut menyebabkan pergerakan massa udara dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Pergerakan massa udara ini yang kita sebut angin. Penyinaran matahari yang jatuh pada lautan akan menyebabkan penguapan air laut yang kemudian oleh angin hasil penguapan tersebut didistribusi mengikuti gerak angin.

Pada saat udara menjadi jenuh karena perubahan meningkatnya kelembapan, maka mulailah terbentuh awan yang selanjutnya dapat jatuh sebagai hujan. Demikian seterusnya mengikuti siklus hidrologi. Lebih lengkap tentang siklus hidrologi dapat dibaca di sini

Saat terjadi gerhana, cuaca apa yang terjadi.

Pertama terjadi pengurangan intensitas matahari yang sampai ke permukaan bumi yang dilintasi GMT tersebut. Hal ini tentunya menyebabkan suhu udara menjadi lebih rendah dari biasanya, sementara di tempat lain yang tidak terkena GMT suhu udaranya akan lebih tinggi sehingga tekanan udaranya menjadi lebih rendah.

Dampak lanjutannya adalah terjadi perubahan pola arah dan kecepatan angin, Pada lautan yang dilalui GMT terjadi pengurangan laju penguapan. Pengurangan laju penguapan secara lokal menyebabkan pengurangan suplai uap air pembentuk awan yang berarti peluang hujan menjadi berkurang. Demikian efek berantai dari gerhana matahari total.

Namun perlu diingat... GMT hanya berlangsung 2-4 menit. Untuk periode sesingkat ini efek berantai tersebut di atas menjadi tidak sginifikan dan dapat diabaikan untuk ukuran cuaca skala harian

Demikian sobat, jadi jika timbul pertanyaan apakah gerhana matahari berdampak pada cuaca, ya, tapi tidak signifikan. Semoga bermanfaat.

----------------------
Sumber gambar ilustrasi gerhana :
dari sini dan sini

Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan dan digunakan untuk operasional blog ini.

Jika menurut anda artikel ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

25 Comments

  1. ini jg jadi penyebab anomali cuaca saat ini ya bang?
    informasi yang menarik!

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo yang sekarang, faktornya beda.
      Trims pak Syaf apresiasinya

      Delete
  2. jadi dampaknya tidak signifikan ya. kalo pas yang 1983 sepertinya saya belum lahir mas. namun dulu dengar cerita mamah katanya gelap

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul, tidak siginifakan kecuali gerhana matahari total sampe 12 jam, akan terasa pengaruhnya

      Delete
    2. Wew baru tau kalo ada GMT sampe berjam2 gt, sama dengan malam ya brarti.

      Delete
  3. hmm, cukup singkat ya bro durasinya..
    dan sayangnya gmt nanti tidak bisa dilihat dari ibu kota :")

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah rekreasi aja ke Palu or Sampit biar bisa liat

      Delete
  4. Ehm...meskipun berlangsungnya hanya 2-4 menit tapi nunggunya harus bertahun tahun ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba, sampe 23 tahun ut gerhana matahari total. makanya dipastikan akan ada lonjakan wisman ke Indonesia.

      Delete
  5. Juni 1983 saya baru setengah tahun usianya :)
    Berarti nunggu 33 tahun dong, Bang. Hehe.. Btw informasinya selalu menarik. Terima kasih :)

    ReplyDelete
  6. Saya ingat juga itu, Kalau tidak salah dulu kita disarankan tetap berada dirumah dan menutup jendela dan pintu, dan jangan melihat langsung ke matahari karena dapat menyebabkan kebutaan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Konon katanya tuh .....orang tua dulu..

      Delete
    2. iya dulu katanya begitu... yang gak bole sebenarnya menatap ke arah matahari langsung. kalo ingin melihat cukup ke baskom yang berisi air

      Delete
  7. Tanggal berapa ya mas..katanya ada gerhana matahari.....sy dah nggak sabar nunggu nih...

    ReplyDelete
  8. Daerahku pas dilewati GMT, coba deh nanti aku perhatikan perubahan cuacanya meski hanya kurang dari 3 menit, makasih infonya mas :)

    ReplyDelete
  9. tulisannya keren bang.terima kasih atas ilmunya. semoba bermanfaat

    ReplyDelete
  10. izin bertanya bang, klo gerhana bulan total apakah mempengaruhi bumi? misalnya seperti tingkat seismisitas di bumi meningkat, cuaca ekstrem, berdampak pada parameter-parameter meteorologi, berdampak pada geomagnetik bumi, mempengaruhi gravitasi bumi, mempengaruhi kecepatan rotasi bumi, mempengaruhi perubahan arah angin, dan mempengaruhi atau memperbesar kemungkinan terjadinya la nina atau el nino jika terjadinya di lautan?

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.