Climate4life.info - Jurnal Tentang Penentuan Normal Awal Musim Kemarau dan Hujan Berdasarkan Frekuensi Hujan Dasarian.
Naskah jurnal lengkap mengenai normal musim ini dapat diunduh pada bagian bawah artikel ini.
Identitas Jurnal
- Judul : Penentuan Normal Awal Musim Kemarau dan Hujan Berdasarkan Frekuensi Hujan Dasarian
- Penulis : Wan Dayantolis, Adi Ripaldi, Ania Supeni
- Penerbit : Buletin Megasains GAW Bukit Kototabang
- Volume : Vol. 7, No. 1
- ISSN : 2086-5589
Abstrak
Abstrak dalam jurnal Penentuan Normal Awal Musim Kemarau dan Hujan Berdasarkan Frekuensi Hujan Dasarian ini tertulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Para penulis menyoroti para prakirawan iklim yang menganggap bahwa penyusunan normal iklim seperti normal musim kemarau atau juga normal musim hujan cukup hanya dengan merata-ratakan data dalam periode minimal 30 tahun.
Para penulis menyoroti para prakirawan iklim yang menganggap bahwa penyusunan normal iklim seperti normal musim kemarau atau juga normal musim hujan cukup hanya dengan merata-ratakan data dalam periode minimal 30 tahun.
Melalui jurnal tentang Penentuan Normal Awal Musim Kemarau dan Hujan Berdasarkan Frekuensi Hujan Dasarian ini, para penulis menjabarkan penentuan normal musim dengan menghitung frekuensi terjadinya curah hujan total 50 mm dalam masing-masing dasarian.
Hasilnya kemudian dibandingkan dengan normal musim yang dihitung dengan cara merata-ratakan curah hujan. Secara umum pada kajian ini disimpulkan bahwa dengan menggunakan distribusi frekuensi “centraltendency” atau pusat kejadian dari penentuan normal musim terlihat lebih jelas periodisasinya musim hujan dan musim kemarau
Kemudian normal musim yang dihitung dengan cara frekuensi memberikan deviasi yang lebih kecil terhadap awal musim aktual dan panjang musim kemarau menghasilkan periode yang lebih panjang setiap tahunnya dibandingkan dengan cara rata-rata.
Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisis dalam jurnal mengenai Penentuan Normal Awal Musim Kemarau dan Hujan Berdasarkan Frekuensi Hujan Dasarian tersebut, para penulis menyimpulkan:
- Kejadian dari penentuan normal musim terlihat lebih jelas periodesasinya dibandingkan hanya dengan menggunakan nilai rata-rata.
- Penentuan normal musim dengan menghitung frekuensi, menghasilkan periode musim kemarau yang lebih panjang dibandingkan normal musim dengan menggunakan rata-rata curah hujan dasarian.
- Normal musim secara frekuensi memberikan nilai deviasi yang lebih kecil terhadap awal musim aktual dibandingkan dengan metode rata-rata dasarian.
Secara lengkap jurnal mengenai Penentuan Normal Awal Musim Kemarau dan Hujan Berdasarkan Frekuensi Hujan Dasarian dapat diunduh pada pdf di bawah ini.
5 Comments
Mangstabz Pak, sudut pandang dan teknik penyajian menu hidangan bertema musim yang ajib. Semoga kedepannya berkenan tuk juga menjelaskan dasar ilmiah pemilihan threshold 50mm, ketika akan mengaplikasikan teknik nie pada kajian selain perdasarian maka apa yg harus dilakukan bila ingin menentukan awal musim dalam satuan waktu yang lain seperti 5 harian, 7 harian, bulanan etc. Tq bgt b4 y Pak.
ReplyDeleteMangstabz Pak, sudut pandang dan teknik penyajian menu hidangan bertema musim yang ajib. Semoga kedepannya berkenan tuk juga menjelaskan dasar ilmiah pemilihan threshold 50mm, ketika akan mengaplikasikan teknik nie pada kajian selain perdasarian maka apa yg harus dilakukan bila ingin menentukan awal musim dalam satuan waktu yang lain seperti 5 harian, 7 harian, bulanan etc. Tq bgt b4 y Pak.
ReplyDeleteTrims masbro. Butuh kolaborasi ma pakar iklim yang lain untuk kajian dari ide-ide ente hehehe
Deletemantap omday, nambah ilmu
ReplyDeleteSama2 om Catur 👍👍👍
DeleteTerima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.