Perbedaan Stasiun Klimatologi dengan Stasiun Agrometeorologi menurut Regulasi WMO

Climate4life.info -  Perbedaan Stasiun Klimatologi dengan Stasiun Agrometeorologi djabarkan oleh World Meteorology Organization (WMO) dalam "Manual on the Global Observing System" [1]




Program WMO

Tujuan WMO dengan buku manual tersebut adalah untuk menjamin keseragaman dan standarisasi yang sesuai persyaratan dalam praktek dan prosedur  oleh anggota WMO.



Keseragaman tersebut baik dalam kerjasama pengamatan maupun dalam pelaksanaan kewajiban pengamatan cuaca dunia (World Weather Watch) sebagai bagian dari Global Observing System (GOS). 

GOS sendiri bertujuan untuk menyediakan standar observasi kualitas tinggi pada seluruh dunia hingga luar angkasa mengenai keadaan atmosfer, daratan dan permukaan laut.

Hasil observasi yang standar akan menjadi dasar analisis cuaca, prediksi dan peringatan dini dan lainnya dalam mendukung program-program WMO dan program lain  terkait lingkungan dari organisasi lainnya.

Stasiun Klimatologi
Taman alat sebuah stasiun klimatologi


Pemanfaatan data pengamatan GOS, selain untuk prediksi cuaca itu sendiri juga ditujukan kepada end-user di bidang-bidang seperti:

(a) Produksi pertanian dan pangan;

(b) Penerbangan;

(c) Transportasi darat;

(d) Sumber daya laut dan jasa pengiriman;

(e) Hidrologi dan sumber daya air;

(f) Industri;

(g) Pemantauan lingkungan;

(i) Energi;

(j) Layanan cuaca publik, kesehatan dan keselamatan;

(k) Layanan klimatologi dan iklim.




Jenis-jenis stasiun dalam Global Observing System WMO

Sebelum membahas tentang Stasiun Klimatologi  dan Stasiun Agrometeorologi, berikut jenis-jenis stasiun dalam Global Observing System WMO antara lain: 
  1. Stasiun sinoptik permukaan yang terbagi menjadi stasiun di darat dan di laut
  2. Stasiun Sinoptik udara atas
  3. Stasiun meteorologi dalam pesawat terbang
  4. Stasiun meteorologi penerbangan
  5. Stasiun kapal penelitian dan tujuan khusus
  6. Stasiun klimatologi
  7. Stasiun agricultural meteorologi (agrometeteorologi)
  8. Stasiun keperluan khusus seperti :
    • Stasiun radar cuaca
    • Stasiun Radiasi
    • Stasiun profil angin
    • Stasiun deteksi atmosfer
    • Stasiun pesawat peninjau meteorologi 
    • Stasiun roket meteorologi
    • Stasiun pengamat atmosfer global
    • Stasiun pengamatan batas planet
    • Stasiun pasang surut




Standar Minimum Pengamatan

Adapun standar minimum instrumen pengamatan dan penempatannya pada suatu taman alat stasiun WMO [2] baik stasiun sinoptik, stasiun penerbangan hingga stasiun klimatologi adalah sebagai berikut:

Denah penempatan minimum instrumen pengamatan di taman alat pada stasiun pengamatan



Rincian instrumen pengamatan pada taman alat di atas sebagai berikut:
  1. Sangkar meteorologi.
  2. Cup counter angin tinggi 2 m.
  3. Termometer tanah kedalaman 100 cm.
  4. Penakar hujan 1.
  5. Penakar hujan 2.
  6. Penakar hujan otomatis.
  7. Termometer tanah kedalaman 30 cm.
  8. Termometer minimum.
  9. Termometer minimum rumput.
  10. Pengukur lama penyinaran matahari.
  11. Termometer tanah kedalaman 5 cm, 10, dan 20 cm serta termometer minimum untuk tanah gundul.

WMO [3] menegaskan bahwa taman alat baik pada stasiun klimatologi, stasiun agrometeorologi ataupun stasiun pengamatan lainnya harus diberi pagar guna menghindari gangguan baik dari hewan ataupun manusia.

Tata letak instrumen dalam taman alat dirancang untuk meminimalisir kemungkinan adanya gangguan timbal balik antar instrumen atau tiang pagar yang dapat memberi membayang pada instrumen tertentu.

Pintu sangkar meteorologi harus tertutup agar sinar matahari tidak mengenai langsung peralatan yang ada di dalamnya.

Pada daerah tropis sangkar meteorologi harus memiliki 2 pintu pada bagian utara dan selatan.




Perbedaan Stasiun Klimatologi dengan Stasiun Agrometeorologi

Sebagaimana yang tertera pada judul artikel ini, maka kesempatan ini kita secara khusus hanya akan membahas tentang perbedaan  stasiun klimatologi dan stasiun agrometeorologi.



I. Stasiun Klimatologi

Stasiun Klimatologi adalah  stasiun dimana observasinya digunakan untuk tujuan klimatologi, seperti kepentingan analisis variabilitas iklim dan perubahan iklim

Jaringan stasiun klimatologi di suatu negara harus dapat menggambarkan ragam wilayah di negara tersebut seperti pegunungan, dataran, pantai, pulau ataupun dataran tinggi. 

Stasiun klimatologi harus terletak di suatu tempat yang  memungkinkan untuk beroperasi minimal 10 tahun dengan kondisi lingkungan disekitarnya tidak berubah dalam jangka panjang. 

Jaringan stasiun iklim pada suatu negara diharapkan dapat menggambarkan zona iklim dan kawasan kerentanannya.

WMO [4]  dalam Guide to Climatological Practices mensyaratkan jarak  stasiun klimatologi dijaga tidak lebih dari 100 km dimana jika memungkinkan dilengkapi dengan stasiun otomatis. 

Stasiun klimatologi yang hanya mengamati curah hujan sebaiknya jaraknya lebih rapat dengan mempertimbangkan kondisi geografis dan juga ekonomi.


Waktu pengamatan harus ditetapkan pada jam yang tetap apakah dalam UTC atau dalam Waktu Setempat, yang tidak berubah sepanjang tahun, terlepas juga adanya konsep waktu DST. 

Pengamatan yang dilakukan dua kali atau lebih harus mencerminkan variasi diurnal yang signifikan dari unsur-unsur iklim.


Stasiun klimatologi diklasifikasian menjadi beberapa jenis yaitu:


1. Stasiun klimatologi referensi (Reference climatological station)

Yaitu stasiun klimatologi dimana datanya diharapkan dapat digunakan untuk mengidentifikasi tren iklim

Panjang data yang homogen minimal 30 tahun. Kondisi lingkungan di sekitarnya sangat sedikit perubahannya.


2. Stasiun klimatologi utama (Principal climatological station)

Yaitu stasiun klimatologi yang melakukan minimal 3 kali pengamatan iklim dalam 1 hari dan melakukan tabulasi data setiap jam dari alat pencatat otomatis.

Pengamatan yang dilakukan pada stasiun klimatologi utama meliputi unsur-unsur meteorologi:



3. Stasiun klimatologi biasa (Ordinary climatological station)

Yaitu stasiun klimatologi yang hanya melakukan setidaknya satu kali pengamatan dalam satu hari seperti pencatatan suhu maksimum dan minimum serta curah hujan.


4. Stasiun klimatologi tujuan khusus (Climatological station for specific purposes)

Yaitu stasiun klimatologi yang didirikan untuk mengamati satu unsur iklim tertentu, seperti stasiun penguapan.


5. Pos hujan (Precipitation stations)

Stasiun yang hanya melakukan pengamatan hujan saja, menggunakan penakar hujan biasa ataupun otomatis.




II. Stasiun Agrometeorologi

Stasiun Agrometeorologi (Agricultural meteorology station) adalah stasiun yang menyediakan informasi meteorologi dan biologi untuk kepentingan pertanian dan atau biologi. 

Secara umum informasi yang tersedia meliputi:
  • Biomassa alami, agrosistem  utama dan tanaman pada area tersebut
  • Jenis tanah, konstanta fisik tanah dan tipe profil tanah

Penempatan stasiun agrometeorologi harus pada lokasi yang merepresentasikan kondisi pertanian dan kondisi umum daerah dimana stasiun agrometeorologi tersebut berada,  dimana sebaiknya berada pada:
  • Lembaga penelitian pertanian, hortikultura, peternakan, kehutanan, hidrobiologi dan ilmu tanah.
  • Perguruan tinggi pertanian dan sejenisnya.
  • Kawasan pertanian dan peternakan
  • Kawasan hutan Taman nasional

Pengamatan yang dilakukan pada stasiun agrometeorologi mencakup pengamatan standar pada stasiun klimatologi juga meliputi beberapa  atau keseluruhan aspek di bawah ini:
  • Suhu dan kelembapan udara pada berbagai lapisan ketinggian mulai dari dekat permukaan tanah hingga 10, termasuk nilai ekstremnya.
  • Suhu tanah pada kedalaman 5, 10, 20, 50 and 100 cm ditambah kedalaman tertentu untuk tujuan khusus pada kawasan hutan.
  • Kondisi air tanah.
  • Turbulensi dan percampuran udara pada lapisan dekat permukaan tanah, termasuk di dalamnya pengukuran angin pada berbagai ketinggian.
  • Hidrometer dan komponen neraca air, termasuk di dalamnya hujan es, embun, kabut, penguapan dari tanah dan permukaan air, transpirasi dari tumbuhan, curah hujan, limpasan air hujan.
  • Penyinaran matahari, radiasi global dan net radiasi selama 24 jam.
  • Pengamatan kondisi cuaca yang dapat menyebabkan kerusakan langsung pada tanaman seperti embun beku, hujan es, kekeringan, banjir, angin kencang dan angin kering yang sangat panas.

Denah taman alat pada stasiun agrometeorologi, WMO [3]


Berdasarkan Manual tentang Sistem Pengamatan Global yang diterbitkan oleh WMO [1] dan Pedoaman pelaksanaan Stasiun Agrometeorologi WMO [3], stasiun meteorologi pertanian diklasifikasikan sebagai berikut:


1. Stasiun meteorologi pertanian utama

Merupakan Sebuah stasiun yang menyediakan detail informasi meteorologi dan biologi secara simultan  dan sebagai tempat penelitian  meteorologi pertanian .

Fasilitas instrumen pengamatan, jumlah dan frekuensi pengamatan meteorologi dan biologi, serta  personil yang profesional harus sedemikian rupa sehingga dapat menjawab persoalan  mendasar mengenai meteorologi pertanian yang menjadi kepentingan  bagi suatu  wilayah atau negara yang bersangkutan.



2. Stasiun meteorologi pertanian biasa

Merupakan stasiun yang menyediakan, secara rutin  informasi meteorologi dan biologi yang simultan. Dapat juga  dilengkapi guna membantu penelitian masalah tertentu, yang umumnya mengenai kegiatan pengamatan biologis atau fenologi guna  penelitian yang terkait  dengan zona  iklim lokal dari stasiun tersebut berada.



3. Stasiun meteorologi pertanian tambahan

Merupakan stasiun yang menyediakan informasi  meteorologi dan biologi. Informasi meteorologi  dapat mencakup hal-hal seperti suhu tanah, kelembaban tanah, evapotranspirasi potensial, informasi terperinci tentang lapisan atmosfer paling bawah.

Adapun  informasi biologis dapat mencakup fenologi, musim tanam, dan penyebaran penyakit tanaman, dll.


4. Stasiun meteorologi pertanian khusus

Merupakan stasiun yang digunakan baik temporer ataupun permanen untuk menyediakan data meteorologi guna keperluan secara khusus untuk bidang pertanian.


Extent of observations
WMO [3] dalam "Guide to Agricultural Meteorological Practices" menekankan bahwa:
  • Agrometeorologi  dapat dan harus dapat menggunakan  semua informasi dari pengamatan lokal yang tersedia dari dalam jaringan sinoptik, klimatologis atau hidrologis, 
    • Termasuk berbagai area dan data titik berasal dari analisis cuaca dan prediksi numerik, termasuk data atas udara tertentu (setidaknya dalam lapisan bawah hingga 3.000 m), misalnya angin bagian  (aerobiologi) dan profil  suhu dan kelembaban. 
    • Bahkan dapat ditambahkan  stasiun  pengamatan tambahan yang spesifik untuk pertanian.

  • Stasiun klimatologi dan hidrologis seringkali lebih mewakili daerah pertanian daripada stasiun sinoptik, memberikan informasi (setiap hari jumlah pengendapan, suhu ekstrim, dan seterusnya) yang berguna untuk tujuan operasional agrometeorologi dan dalam manajemen risiko dan ketidakpastian. 

  • Karena terbatasnya jaringan observasi  sinoptik, stasiun klimatologi dan hidrologi maka perlu dilengkapi dengan stasiun agrometeorologi.

  • Jaringan lengkap harus mencakup semua aspek variasi iklim dan tanah  dan setiap jenis pertanian, hortikultura, peternakan, hidrobiologi, dan kehutanan yang ada di suatu  negara.

Tabulasi unsur yang diamati stasiun klimatologi dan stasiun agrometeorologi menurut WMO [4] sebagai terlihat di bawah ini.

Unsur yang diamati pada stasiun klimatologi dan stasiun agrometeorologi


Demikian Perbedaan Stasiun Klimatologi dengan Stasiun Agrometeorologi, semoga bermanfaat.



Referensi:

[1] WMO. 2003.  "Manual on the Global Observing System". VOLUME I (Annex V to the WMO Technical Regulations). GLOBAL ASPECTS.
[2] WMO. 2007.  "Guide to the Global Observing System". WMO-No. 488, Third edition.
[3] WMO. 2010. "Guide to Agricultural Meteorological Practices" WMO-No. 134.
[4] WMO. 2011. "Guide to Climatological Practices". WMO-No. 100.

Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan dan digunakan untuk operasional blog ini.

Jika menurut anda artikel ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

3 Comments

  1. Lengkap ii ulasannya. Saya jadi tahu tentang perbedaan stasiun klimatologi dan stasiun agrometeorologi.

    ReplyDelete
  2. Kalau untuk mengetahui penempatan lokasi untuk kerapatan pos klimatologi ada tidak ya jurnal atau metode yang digunakan seperti metode kagan pada pola penempatan stasiun hujan

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.