Industri 4.0 mencakup perangkat konektivitas dalam mendapatkan serta mengolah data, perangkat jaringan otomatis, Internet of Thing (IoT), big data analytics, komputasi awan serta sistem keamanan siber.
Big Data dan Artificial Intelligence merupakan dua hal yang mengemuka dalam industri 4.0.
Big Data dan Artificial Intelligence telah banyak diterapkan dalam banyak hal, tidak terkecuali dalam pengelolaan data iklim dengan tujuan untuk dapat menghasilkan informasi dan prediksi cuaca dan iklim.
Big Data dan Artificial Intelligence telah banyak diterapkan dalam banyak hal, tidak terkecuali dalam pengelolaan data iklim dengan tujuan untuk dapat menghasilkan informasi dan prediksi cuaca dan iklim.
Pengertian Big Data dan Artificial Intelligence
Merujuk pada LIPI [1], Big Data adalah himpunan data yang sangat besar yang memiliki karakteristik tertentu yang tidak dapat diolah menggunakan komputer tunggal konvensional. Data tersebut sangat besar dan terus bertambah.
Big Data memiliki 4 karakteristik yang dikenal dengan 4 V yaitu Volume (besar data), Velocity (kecepatan), Variety (jenis data) dan Veracity (kualitas data) [2].
Dalam referensi yang lain terdapat 3V tambahan mengenai Big Data mencakup Value, Variability dan Visualisation [3].
Data yang masuk dalam Big Data tidak hanya data terstruktur namun juga data tidak terstruktur. Perbedaannya sebagai berikut:
- Data terstruktur merupakan data yang tersusun dalam satu tempat dengan skema yang jelas sehingga mudah untuk dianalisa maupun diintegrasikan dengan data terstruktur lainnya, termasuk data yang berada dalam database ataupun spreadsheet.
- Data tidak terstruktur adalah data yang tersedia dalam berbagai bentuk yang tidak mudah diklasifikasi. Contoh data tidak terstruktur seperti foto, gambar grafis, streaming instrument data, webpages, pdf, PowerPointpresentations, konten blog dan lain sebagainya.
Adapun Artificial Intelligence adalah teknologi buatan manusia yang menggabungkan kemampuan matematikan dengan proses statistika secara algoritmik.
Beberapa kalangan menyebut Artificial Intelligence seperti memindahkan otak manusia ke sebuah mesin sehingga bisa berpikir seperti manusia.
Artificial Intelligence menjadikan sebuah mesin dengan kecerdasan buatan untuk membuat keputusan secara otomatis yang biasanya dikerjakan oleh manusia.
Keputusan yang dibuat oleh mesin dengan teknologi Artificial Intelligence di dalamnya adalah berdasarkan data atau informasi sebelumnya yang di rekam menjadi sebuah pengetahuan yang tersimpan di database mesin tersebut.
Big Data dan Artificial Intelligence dalam Pengelolaan Data Iklim
Data iklim yang telah dikumpulkan puluhan tahun dari berbagai tempat dengan berbagai jenis data merupakan suatu Big Data.
Data iklim sebagai Big Data terdiri teks berupa row data, citra radar dan satelit hingga animasi video seperti pergerakan siklon tropis.
Data iklim sebagai Big Data terdiri teks berupa row data, citra radar dan satelit hingga animasi video seperti pergerakan siklon tropis.
Big data iklim ini akan memerlukan high performance computing (HPC) untuk mengolahnya menjadi sebuah informasi iklim baru tanpa menambahkannya menjadi database.
Data iklim dalam konsep Big Data yang kemudian diolah dengan Artificial Intelligence tidak hanya merujuk kepada data iklim itu sendiri.
Metadata atas data iklim seperti koordinat pengamatan, foto alat pengamatan, jenis alat yang digunakan, catatan kerusakan alat dan lainnya akan tersimpan menjadi bagian dari Big Data.
Karakteristik Big Data
Karakteristik data iklim sebagai Big Data sebagai berikut:
Volume (kapasitas data)
Volume dalam konsep Big Data merujuk pada besarnya data yang dihasilkan setiap saat. Dapat kita bayangkan volume atau jumlah data iklim yang telah diamati bertahun-tahun dari berbagai tempat di seluruh dunia.
Data iklim tersebut dihasilkan dari pengamatan manual dan juga pengamatan otomatis yang merekam data hingga hitungan menit dan tentunya akan terus bertambah.
Velocity (kecepatan)
Velocity merupakan ciri Big Data lainnya. Diperlukan suatu kecepatan dalam perpindahan data dan menyusun data iklim yang sangat besar untuk dapat diakses secara bersamaan.
Misalnya kita ingin mengakses data iklim selama satu tahun dari seluruh stasiun pengamatan iklim, pada saat yang bersama kita mengolah data suhu muka laut secara spasial dan menganalisis citra satelit secara realtime.
Variety (jenis data)
Variety dalam Big Data berkaitan dengan jenis data. Jika dahulu data iklim hanya berupa data teks yang terstruktur, maka saat ini data iklim juga mencakup data grafis seperti citra radar dan citra satelit serta video yang menjadikan data iklim menjadi data tidak terstruktur.
Veracity (kualitas data)
Veracity dalam konsep bigdata berkenaan dengan kualitas data. Dalam proses pengumpulan data iklim dapat saja terjadi kesalahan pengetikan data atau kesalahan perekaman data karena gangguan pada peralatan pengamatan iklim.
Artificial Intelligence
Lalu bagaimana kedudukan Artificial Intelligence dalam kaitan pengelolaan data atau informasi iklim?
Para pakar iklim telah lama mempelajari korelasi data iklim dengan faktor-faktor yang berperan dalam sistem iklim. Sebagai contoh kaitan antara el nino dengan pola iklim secara global.
Para pakar iklim telah lama mempelajari korelasi data iklim dengan faktor-faktor yang berperan dalam sistem iklim. Sebagai contoh kaitan antara el nino dengan pola iklim secara global.
Artificial Intelligence akan menjadi teknologi penunjang untuk mendapatkan analisis data iklim dengan sistem iklim yang ada.
Meski cuaca dan iklim merupakan gejala alam yang berkaitan dengan hukum fisika, dengan algoritma Artificial Intelligence kita akan dapat membuat prediksi cuaca dan iklim.
Dalam Artificial Intelligence terdapat kurang lebih tiga metode untuk mendukung Artificial Intelligence sebagai sebuah kecerdasan buatan, yaitu:
Fuzzy Logic(FL)
Metode yang digunakan oleh mesin untuk mengadaptasi atau meniru cara makhluk hidup menyesuaikan kondisi kemudian memberikan keputusan yang tidak kaku yang hanya seperti 0 atau 1.
Evolutionary Computing (EC)
Sebuah pendekatan yang menggunakan skema evolusi dengan jumlah data individu yang banyak.
Hasil pendekatan kemudian memberikan sebuah pengujian untuk menyeleksi individu terbaik untuk membangkitkan generasi selanjutnya. Penerapannya misalnya menggunakan ide mutasi dan kawin silang.
Machine Learning (ML) atau pembelajaran mesin
Teknologi Artificial Intelligence akan dapat membaca pola sistem iklim berdasarkan data iklim yang telah tersimpan sebelumnya untuk kemudian menghasilkan prediksi cuaca ataupun iklim berdasarkan pola tersebut.
Dengan teknologi Artificial Intelligence yang terhubung dengan Big Data iklim maka pembelajaran dari teknologi Artificial Intelligence terhadap pola iklim akan semakin baik dalam menganalisis pola iklim yang kemudian menghasilkan prediksi iklim yang lebih akurat.
Demikian ulasan tentang Konsep Dasar Big Data dan Artificial Intelligence Dalam Pengelolaan Data Iklim, semoga bermanfaat.
Referensi
Referensi mengenai Konsep Dasar Big Data dan Artificial Intelligence Dalam Pengelolaan Data Iklim bersumber dari:
- LIPI : Apa Itu Big Data
- An Introduction to Big Data Concepts and Terminology
- Dr Richi Nayak : Big Data Analytics, Artificial Intelligence and Machine Learning
- ClimateLearn: A machine-learning approach for climate prediction using network measures
- Nurhayati Rahayu dkk : Laporan Kegiatan Studi Singkat Better Climate Services – Weather Data Management Using Big Data And Artificial Intelligence Analytics Short Course – Workshop
- Abu Ahmad, jurnal tentang Mengenal Artificial Intelligence.
28 Comments
Good job pak. Bs jd salah sati referensi ini ^_^
ReplyDeleteTrims mas Aku 😀
DeleteBang tulis dong opininya tentang Sunami Banten dari kaca mata seorang Bang Day dan aspek teoritis dari blog ini bang hehehee, soalnya saya ikuti komentar para pakar di Tv dan berita berita kok saya jadi hehehe semacam gimana gitu... ayolah bang tulis opininya hehhehe...
ReplyDeleteNotes:
Bang apa fon tulisan ini tidak terlalu kecil bang?
Halo bang Martin, ada beberapa hal saya tidak ingin membahas soal tsunami karena beda niche dengan blog ini hehehe.
DeleteYang kedua background saya pada cuaca dan iklim sedang tsunami merupakan topik yg beda dengan background saya.
Namun kalo japri bisa kita diskuskan. hehehe
Oh iya terima kasih saran ut ukuran font. sudah saya ubah. smg sdh lebih baik.
Salam bang Martin
Oh oke bang siap.
Deletecuaca dan iklim vs Tsunami (sambil mikir). Bang air laut naik, kata bapak saya dulu, dan juga membaca dari salah satu postingan bang day soal melihat tanda-tanda alam secara manual (orang zaman dulu) sepertinya kwkwkw... uda japri saja kita bang, hehehe..
Ups soal font. Danke banyak kaka bu.. hormat!!!
Nyimak dulu, belum begitu paham soal pengelolaan data iklim ini, perlu baca berulang-ulang supaya masuk dalam memori 😄
ReplyDeleteSilahkan kang maman hehe.
DeletePengelolaan iklim hanya ut terapan. Corenya ada pada industri saat ini yang berada pada era 4.0. Contoh kecilnya aplikasi goj*k
yakin dibaca ulang? paling skip skip pas doang mamang mah wkwkwk
DeleteSemoga dengan semakin tingginya teknologi, bisa lebih detail memprediksi akan iklim, dapat lebih menolong umat manusia. Amin.
ReplyDeleteAamiiin.
DeleteHarapannya gitu mba. Menjadi bagian dari pengurangan resiko bencana
Keren ya teknologi artificial intelligence ini bisa bikin prediksi iklim yg lebih akurat, tapi bisa jdi bumerang juga ga sih karena nanti bisa menggeser kedudukan para peneliti yang biasa memprediksi iklim, atau saya terlalu kawatir ya sama yg namanya konsep AI, hmm..
ReplyDeleteIya mba. AI membantu tugas manusia untuk mrmbuat keputusan dari berbagai input.
DeleteYa kekhawatiran nanti umat manusi dikalahkan mesin juga muncul
Ups lupa, maaf kalau komennya ga nyambung bang. Lihat postingan di atas (Tahukah kamu). Itu buatnya bagaimana bang?
ReplyDeleteTutorialnya ada di sini bapa Guru :
Deletehttps://www.candrajunie.com/2018/01/belajar-desain-blog-membuat-kotak-baca.html?m=0
sekarang emang zamannya artificial intelligence, kecerdasan buatan , semoga gak kek film film yah, yg ujungnya merugikan manusia hehe
ReplyDeleteBeberapa ahli juga mengkhawatirkan jika salah konsep Big Data dan Artificial Intelligence bisa menjadi bumerang
Deletebutuh kehati hatian, dan uji coba mendalam ya bang, jangan sembarangan
DeleteIsi blognya keren2 mas, edukasi semua, bagus untuk menambah wawasan tentang iklim dan cuaca. Saya simpen untuk referensi ya
ReplyDeleteSip mas. Trims yah
DeleteWaw.. makasih udah bisa ikut meramaikan materi blognya Pak BD.
ReplyDeleteTrims jg mb Ayu atas catatannya 😁
DeleteI love the way you write and share your niche! Very interesting and different! Keep it coming! Artic Hosts
ReplyDeletethanks for visiting
DeleteBerarti semakin lama perkiraan cuaca akan semakin akurat dong, ya. Semakin canggih perhitungannya dan data yang digunakan lengkap. Apakah nantinya manusia akan menjadi semakin menjadi-jadi dalam mempengaruhi iklim dan cuaca demi kepentingan segelintir orang atau kelompok?
ReplyDeleteHarapannya demikian mba, namun belum semua negara mampu membangun Superkomputer yang dapat menjalankan program AI.
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteJadi inget skripsi bikin AI pake Fuzzy. AI ini sangat cerah masa depannya nanti
ReplyDeleteArtikel yang sangat menarik. Agar menambah wawasan, saya rekomendasikan artikel berikut : http://news.unair.ac.id/2021/03/17/konsep-the-five-v-big-data-yang-wajib-diketahui/
ReplyDeleteTerima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.