Mengenal STMKG - Perguruan Tinggi Kedinasan Untuk Calon Ahli Cuaca, Iklim Dan Gempa

Perguruan Tinggi Kedinasan STMKG

Climate4life.info - Mengenal STMKG, Perguruan Tinggi Kedinasan untuk calon Ahli Cuaca, Iklim dan Gempa


Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK)

Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) adalah perguruan tinggi yang dikelola sebuah instansi pemerintah tertentu. Contohnya STAN yang dikelola oleh Kementerian Keuangan dan STIN yang berada di bawah BIN.

STMKG merupakan Perguruan Tinggi Kedinasan yang bernaung di bawah BMKG. STMKG singkatan dari Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

Perguruan Tinggi Kedinasan STMKG ini setiap tahunnya mencetak para calon ahli cuaca, ahli iklim dan ahli gempa serta teknisi peralatan BMKG.




Sistem Pendididikan Perguruan Tinggi Kedinasan STMKG

Sebagaimana sekolah kedinasan lainnya, Perguruan Tinggi Kedinasan STMKG juga menganut sistem pendidikan semimiliter.

Mahasiswa STMKG disebut sebagai taruna untuk laki-laki dan taruni untuk perempuan. Selama perkuliahan, para taruna STMKG mengenakan seragam khusus.

Taruni STMKG


Kurikulum mata kuliah di STMKG berbentuk paket. Taruna yang tidak bisa mencapai nilai standar pada setiap semester akan di "drop out" atau tidak bisa melanjutkan kuliahnya pada semester berikutnya.

Para taruna Perguruan Tinggi Kedinasan STMKG memiliki organisasi dalam kampus yang disebut Resimen Korps Taruna STMKG. Semacam senat mahasiswa pada peguruan tinggi umum.

Resimen Korps Taruna STMKG 2017-2018. Sumber Foto



Sejarah Singkat Perguruan Tinggi Kedinasan STMKG

Perguruan Tinggi Kedinasan STMKG awalnya bernama Akademi Meteorologi dan Geofisika (AMG).

Berdiri pada September tahun 1955 di Bandung dan awalnya masih menjadi bagian dari Institut Teknologi Bandung (ITB), berdasarkan SK Menteri Perhubungan.

Para pengajar AMG (STMKG saat itu) adalah dosen-dosen pada Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA) ITB.

Pada tahun 1960 kampus AMG dipindahkan ke Jakarta, pada lokasi yang sama dengan induknya yaitu Kantor Lembaga Meteorologi dan Geofisika (LMG) di Jl. Arief Rakhman Hakim No. 3 Jakarta Pusat.

Kampus lama STMKG (AMG) di Jl. Arief Rakhman Hakim No. 3 Jakarta Pusat


Periode tahun 1960–1978 status AMG berada di bawah Pusat Meteorologi dan Geofisika.

Pusat Meteorologi dan Geofisika merupakan struktur dalam kantor Jawatan Meteorologi dan Geofisika pada Departemen Perhubungan. 

Pada akhir 1970an terbit peraturan bahwa lembaga pendidikan di luar Depdikbud (sekarang Kemenristekdikti dan Kemendikbud) harus berbentuk balai pendidikan dan latihan.

Maka di tahun 1978 Perguruan Tinggi Kedinasan AMG berubah menjadi Balai Pendidikan dan Latihan Meteorologi dan Geofisika (BPLMG), sesuai SK Menteri Perhubungan No. KM.55/OT/Phb-1978. 

Kedudukan BPLMG saat itu berada di bawah Badan Diklat Departemen Perhubungan.  BPLMG kemudian diperjuangkan kembali menjadi AMG mulai tahun 1996.  

Perjuangan tersebut berhasil pada tahun 1999,  BPLMG berhasil kembali bernama AMG, berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 82 Tahun 1999, tanggal 13 Oktober 1999.

Kedudukan Perguruan Tinggi Kedinasan AMG saat itu  masih tetap berada di bawah Badan Diklat Departemen Perhubungan. 

Kampus AMG kemudian dipindahkan dari Jl. Arief Rakhman Hakim No. 3 Jakarta Pusat ke Pondok Betung, Bintaro pada tahun 2000. Kedudukan Perguruan Tinggi Kedinasan AMG saat itu sampai dengan 2004 tetap berada di bawah Badan Diklat Departemen Perhubungan. 

Pada tahun 2004 Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG, sekarang BMKG) selaku lembaga induk AMG berubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) terpisah dari Departemen Perhubungan. 


Asrama STMKG


Mengikuti perubahan tersebut maka terhitung mulai 1 Januari 2005 AMG tidak lagi berada dibawah di bawah Badan Diklat Departemen Perhubungan namun diserahkan dari Departemen Perhubungan dan menjadi langsung berada di bawah BMG. 

Sejak tahun 2014 sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tertanggal 23 April 2014 Akademi Meteorologi dan Geofisika (AMG) berubah status menjadi Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) yang berada di bawah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).





Program Studi pada Perguruan Tinggi Kedinasan STMKG

STMKG bertujuan mencetak sarjana sains terapan pada  empat program studi (Prodi), yaitu  Prodi Prodi Meteorologi, Prodi Klimatologi, Prodi Geofisika dan Prodi Instrumentasi.


1. Diploma IV Meteorologi

Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari cuaca. Lulusan Diploma IV Meteorologi STMKG dididik untuk dapat melakukan pengamatan unsur-unsur meteorologi.

Mereka juga akan memiliki kompetensi untuk melakukan pengolahan dan analisa meteorologi, dapat melaksanakan penelitian guna mengembangkan penerapan ilmu pengetahuan dalam bidang meteorologi.




2. Diploma IV Klimatologi

Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang iklim. Prodi D-IV Klimatologi ditujukan untuk mencetak lulusan yang  dapat melakukan pengamatan unsur-unsur klimatologi dan memiliki kompetensi untuk melakukan pengolahan dan analisa klimatologi

Lulusan Diploma IV Klimatologi harus mampu melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan penerapan ilmu pengetahuan dalam bidang klimatologi.



3. Diploma IV Geofisika

Geofisika adalah ilmu tentang Gempa. Prodi D-IV Geofisika ditujukan untuk mencetak lulusan yang dapat melakukan pengamatan unsur-unsur geofisika.

Mereka juga akan memiliki kompetensi untuk melakukan pengolahan dan analisa geofisika, mampu melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan penerapan ilmu pengetahuan dalam bidang geofisika. 



4. Diploma IV Intrumentasi

Calon ahli teknik dan rekayasa instrumen MKG.  Prodi D-IV Instrumentasi-MKG ditujukan untuk mencetak sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan berwawasan global di bidang Instrumentasi-MKG.

Mereka diharapkan mampu menunjang pelayanan jasa di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. 




Syarat Masuk Menjadi Taruna STMKG

Untuk dapat diterima menjadi taruna STMKG tentunya harus mengikuti Penerimaan STMKG. Pendaftar harus memenuhi syarat umum dan syarat akademis.

1. Syarat umum

Syarat umum masuk Perguruan Tinggi Kedinasan STMKG adalah  Pertama, calon pendaftar adalah merupakan warga negara Indonesia. Sehat secara jasmani dan rohani.

Bagi yang berkacamata, maksimal minus (-) 2 dan bukan kacamata silinder.  Umur saat mendaftar tidak kurang dari 16 tahun.

Syarat umum Penerimaan STMKG lainnya adalah calon pendaftar belum menikah dan siap tidak menikah selama pendidikan. Calon pendaftar juga harus bebas narkoba. 

Tinggi badan calon taruna STMKG untuk  pria  minimal 163 cm dan wanita minimal 155 cm. Pendaftar yang lolos dalam penerimaan STMKG setelah menamatkan pendidikan sebagai taruna STMKG wajib bekerja pada BMKG.


2. Syarat akademis

Adapun syarat akademis agar dapat diterima menjadi taruna STMKG sebagai berikut: 
  • Lulus atau akan lulus SMA/Madrasah Aliyah (MA) jurusan IPA atau SMK dengan kompetensi keahlian Teknik Elektronika lndustri, Teknik Mekatronika, Teknik Jaringan Akses, Teknik Transmisi Telekomunikasi, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Komputerdan Jaringan. 
  • Bagi  lulusan SMK hanya dapat mendaftar untuk jurusan lnstrumentasi-Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (MKG). 
  • Nilai ijazah untuk mata pelajaran Fisika, Matematika, dan Bahasa lnggris masing-masing minimal 70 (skala 100). 
  • Bagi yang baru akan lulus (saat ini masih duduk di kelas 3 SLTA), nilai rapor untuk tiga semester terakhir (semester 3, 4, dan 5) pada mata pelajaran Fisika. Matematika, dan Bahasa lnggris masing-masing minimal 70 (skala 100). 


Keunggulan STMKG

Menjadi taruna sekolah kedinasan STMKG akan mendapat berbagai fasilitas dan keunggulan.

1. Bebas biaya

Selama masa studi di Perguruan Tinggi Kedinasan STMKG, para taruna STMKG  tidak dipungut biaya. 

Ya, semua biaya kuliah gratis. Tidak ada uang SPP di STMKG. Bahkan buku tulispun dibagikan secara gratis.


2. Mendapat uang saku

Para taruna STMKG bahkan justru menerima uang saku setiap bulannya. Besarnya mengacu pada standar yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan  tentang uang saku tugas belajar.


3. Langsung Kerja

Lululsan STMKG setelah tamat kuliah para taruna akan langsung bekerja di BMKG. Mereka terikat ikatan selama masa pendidikan ditambah 1.

Jadi jika masa studi di STMKG selama empat tahun, maka lulusan STMKG wajib bekerja di BMKG selama lima tahun.

Salah satu momen wisuda taruna STMKG - foto: BMKG


Bagi sobat yang ingin mengenal Perguruan Tinggi Kedinasan STMKG lebih lengkap,  silahkan mengakses http://stmkg.ac.id.


Referensi:
Dikutip dari presentesi Ketua STMKG dan sumber lain yang relevan.

Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan dan digunakan untuk operasional blog ini.

Jika menurut anda artikel ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

35 Comments

  1. Wah baru tau saya kalau ada perguruan untuk ahli cuaca. Mantab informasinya~

    ReplyDelete
  2. keren banget.
    Saya baru tau dong kalau ada sekolah khusus buat orang2 yang bekerja di BMKG.
    Dan gratis pula.
    Senang banget ada yang bahas hal seperti ini, yang jarang dibahas orang lain.
    Meski sekilas blog ini bikin kepala saya auto pusing gegara emang kurang suka fisika dan sejenisnya hahahaha, tapi beneran unik deh hal yang dibahas.

    Dan karena saya main ke sini, pengetahuan saya bertambah lagi.

    Btw, mamak Rey langsung auto berbunga2, semoga anak saya masuk di sini, biar gretong *eh hahahaha

    Anak saya cita2nya jadi polisi ding, kenapa saya paksa masuk di bagian pelajaran fisika yang mungkin juga dia bisa mengadopsi sifat emaknya yang kurang suka hitung2an fisika :D

    Padahal ya, kalau baca-baca artikel di sini, fisika itu menyenangkan ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gpp mba sebagai pilihan cadangan setelah tes polisi ut anaknya. Semoga anaknya ikut berbunga2 juga hehehe.

      Blog ini cuman untuk mindahin catatan kuliah saya aja mba

      Delete
  3. wah asyik juga nih sekolahnya, setelah lulus bisa jadi abdi negara, tapi untuk masuk di sekolah tersebut persaingannya ketat ya gan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo tahun lalu pendaftar katanya mencapai ribuan sementara kursi tersedia cuman 250 aja. Ya rasionya 1:10an kali yah

      Delete
    2. berat juga ya gan persaingannya 1:10, tapi kalau bisa diterima, sudah seneng banget karena masa depan cerah, nggak perlu pusing lamar kerja kesana kemari, :D

      Delete
  4. Dulu sempat ingin masuk STAN, tapi terkendala biaya transportasi. Ya, hanya sekedar angan-angan jadinya. Ternyata sistem drop outnya itu ngeri juga ya. wah tidak kebayang ,pastinya ada yang keluar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biaya transportasi kemana bang ?

      Ya kalo di akademi yang saya jalani, ada saja yang tercecer tiap semester. Sedih juga kehilangan temang2

      Delete
  5. Mau saya share kan ke murid saya nih.. Sekolah kedinasan di tempat kami itu yang paling popular ya STAN atau IPDN. Padahal sekolah kedinasan STMKG ini juga cukup berpeluang ya
    Apalagi kelak juga memberi manfaat yang besar bagi masyarakat umum. Suka deh dengan blog ini. Komitmenmennya kepengetahuan tentang climate luar biasa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya STAN populer karena salarynya. IPDN populer karena kuota perkabuten dan bekerja kembali ke tempat asa;.

      STMKG butuh background MIPA, dan itu sedikit yang tertarik hehehe

      Delete
  6. Noted, buat ponakan2, membimbing dan mengarahkan nya supaya sekolah itu lebih terarah pada minat dan bakatnya, sekolah seperti ini bagus.

    ReplyDelete
  7. STMKG peluang kerja nya bagus belum banyak
    Semoga ditunjang dan ditambah oleh pemerintah tempat kerja nya

    ReplyDelete
  8. Enak ya, abis kuliah bisa langsung kerja, soalnya kedinasan

    ReplyDelete
  9. Wah, ternyata masuk ke sekolah ini dan kelanjutannya ga mudah ya. Nilai bagus mesti dipertahankan. Kalau ga, susah melanjutkan ke semester berikutnya. Asiknya di sekolah ini bebas biaya ya dan bisa langsung mendapatkan pekerjaan ikatan dinas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mba, karena bebas biaya sedikit membantu ortu kita meski harus kerja keras biar gak kena DO

      Delete
  10. Jumlah kebutuhan taruna dan taruni nya kak, ditiap jurusan..
    Tolong infonya, terimakasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tiap tahun beda2. Tetapi biasanya
      Met: 2-3 kelas
      Klim: 1-2 kelas
      Geof: 1 kelas
      Intrumen: 1-2 kelas

      Delete
  11. wah malah baru tahu aku , wah bagus juga ay ada sekolah seperti ini

    ReplyDelete
  12. Berat berat... Nilai raport dan nilai mapel yang jadi persyaratan gak bisa terpenuhi ini. Memang harus direncanakan dari awal ya bang kalau mau masuk STMKG, sejak kelas 1 SMA sudah ada niat kesana.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baiknya buat anak jangan dipaksakan bang, biarkan sesuai passionnya aja

      Delete
  13. min kira2 peluang masuknya itukan 1:10 tapi diambil dari banyaknya pesaing yang daftar di setiap wilayah kaya IPDN gitu atau dihitungnya keseluruhan seindonesia? tolong jawabannya ya minn...terimkasih.. btw minal aidin wal faidzin min hehehhee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dari keseluruhan tapi tiap provinsi ada kuotanya, jadi persaingan ditingkat provinsi sebetulnya

      Delete
  14. Kalo misalnya tinggi untuk cewe kan 155 cm nah kalo melebihi itu bisa ngga?

    ReplyDelete
  15. Saya juga pengen mendaftar, tetapi terkendala mata minus 2,5. Yahh jadi down semangatku

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin rejekinya pada bidang yang lain mas... semangat

      Delete
  16. Setelah kerja 5 tahun itu masih disuruh bekerja lg kh kak di BMKG

    ReplyDelete
    Replies
    1. setelah 5 tahun, jika ingin berhenti maka tidak ada tuntutan pengembalian biaya pendidikan. Jika ingin tetap bekerja yang lanjut seperti biasa saja

      Delete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.