Program Global Atmosphere Watch (GAW) - WMO

Global Atmosphere Watch - Station Information System

Climate4life.info - Program Global Atmosphere Watch WMO

Global Atmosphere Watch (GAW) merupakan program global dari World Meteorological Organisation (WMO) yang mengikat seluruh negara anggota WMO.

Di Indonesia kegiatan Global Atmosphere Watch dilakukan oleh sebuah unit pelaksana teknis BMKG yang disebut Stasiun Pemantau Atmosfer Global.

Latar belakang kegiatan Global Atmosphere Watch adalah pentingnya mempelajari komposisi kimia atmosfer dan karakter fisik atmosfer dari seluruh dunia. Hal ini guna memahami pola atmosfer dan interaksinya dengan lautan dan biosfer serta untuk mendukung prediksi kondisi sistem di bumi di masa depan.



Program Global Atmosphere Watch merupakan kelanjutan dari kegiatan Background Air Pollution Monitoring Network (BAPMoN) yang beroperasi mulai tahun 1960an. Sebelumnya pada 1953 telah ada pula kegiatan Global Ozone Observing System (GO3OS) dari WMO yang bertujuan mengatur standar pengamatan ozone.

Pada tahun 1989 kegiatan BAPMoN dan GO3OS digabung menjadi satu kegiatan yang kemudian dikenal sebagai program Global Atmosphere Watch dari WMO.



Regulasi tentang Program Global Atmosphere Watch

Dalam technical regulation WMO nomor 49 yang mengatur tentang Standar Umum Meteorologi, disebutkan tugas pokok sebuah stasiun pemantau atmosfer global atau Global Atmosphere Watch antara lain:

  • Hubungan antara fenomena meteorologis dan kimia di atmosfer;
  • Hubungan antara perubahan komposisi atmosfer dan karakteristik fisik dan perubahan global dan iklim regional;
  • Dampak perubahan iklim dan aspek lain dari sistem bumi terhadap komposisi kimia dan fisik terkait karakteristik atmosfer;
  • Transportasi atmosfer jangka panjang, transformasi dan pengendapan zat yang berpotensi berbahaya;
  • Siklus alami unsur-unsur kimia di atmosfer / laut / sistem biosfer global, dan dampak antropogeniknya.


Tentang atmosfer dan gerak transportnya selengkapnya dapat dibaca pada Susunan Atmosfer Bumi Kita  dan Gerak Atmosfer Dalam Arah Horizontal.

Stasiun yang menjadi program Global Atmosphere Watch harus didirikan pada sebuah tempat di mana efek polusi langsung dapat dihindari.

Stasiun pemantau atmosfer global ini harus dilengkapi pengamatan meteorologi permukaan dan juga berada dekat dengan stasiun sinoptik udara atas. Jaraknya berkisar 50-70 km (WMO - 49, [B.2] 5.2).


Adapun misi dari dari program  Global Atmosphere Watch tertuang dalam "WMO Global Atmosphere Watch (GAW) Implementation Plan: 2016-2023" antara lain: 

  • Mengurangi resiko buruk lingkungan pada masyarakat melalui konvensi persyaratan tentang lingkungan
  • Penguatan kemampuan memprediksi iklim, cuaca dan kualitas udara
  • Partisipasi dalam kajian sains untuk  mendukung kebijakan mengenai lingkungan



Jenis Stasiun Dalam Program Global Atmosphere Watch

Terdapat dua jenis stasiun dari program Global Atmosphere Watch, yaitu GAW Global Station dan GAW Regional Station. 

Stasiun Global GAW didesain dengan standar global untuk menyediakan data yang berkaitan dengan isu lingkungan dalam skala global. Adapun stasiun regional GAW untuk menyediakan data yang berkaitan isu lingkungan global dalam skala regional.

Perbedaan utama stasiun Global Atmosphere Watch tipe global dan regional  adalah pada jumlah dan jenis parameter yang diamati. Dalam WMO - 544 tentang Global Observing System, standar pengamatan stasiun global GAW  yaitu:


Untuk stasiun regional GAW, parameter yang diamati adalah sebagian besar yang mungkin diamati dari standar pengamatan stasiun global GAW di atas.


Jaringan Global Atmosphere Watch WMO


Adapun daftar stasiun global GAW  yang eksis saat ini sebagai berikut:

Global Atmosphere Watch Station
Stasiun global GAW, sumber WMO 




Program Global Atmosphere Watch di Indonesia

Kegiatan Global Atmosphere Watch di Indonesia dioperasionalkan oleh BMKG.

Mengacu regulasi terakhir berupa Peraturan Kepala BMKG No. 10 tahun 2016 tentang Stasiun Pemantau Global, disebutkan terdapat tiga stasiun GAW di Indonesia yaitu:

  • Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang di Sumatera Barat
  • Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri di Sulawesi Tengah
  • Stasiun Pemantau Atmosfer Global Puncak Vihara Klademak di Papua Barat.

Saat ini yang berstatus Stasiun Global GAW baru Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang.

Stasiun lainnya masih dalam proses peningkatan parameter pengamatan dan menunggu audit dari WMO untuk dapat dinyatakan sebagai bagian dari program Global Atmosphere Watch.



Kantor Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang
Kantor Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang (foto GAW BKT)


Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang atau dalam nama internasional dikenal sebagai Global Atmosphere Watch Station of Bukit Kototabang mulai beroperasi sejak tanggal 7 Desember 1996

Koordinatnya terletak pada 100.32 BT, 0.20 LS. GAW Kototabang berada ketinggian 864.5 meter di atas permukaan laut.

Laboratoriun kualitas udaraStasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang
Laboratoriun kualitas udara Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang (foto GAW BKT)


Secara administratif GAW Bukit Kototabang masuk dalam wilayah Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Namun dari segi akses GAW Bukit Kototabang lebih dekat ke Kota Bukittinggi yang berjarak sekitar 17 km. 

Dari seluruh stasiun global GAW di dunia, yang berada tepat di sekitar ekuator hanya Stasiun GAW Kototabang di Indonesia dan Stasiun GAW di Kenya.

Namun keduanya memiliki perbedaan signifikan dari sisi keadaan linkungannya.

Stasiun GAW Bukit Kototabang berada pada ketinggian dengan dikelilingi hutan hujan tropis yang sejuk dan lembap. Adapun di Kenya, stasiun GAWnya berada pada dataran dengan kondisi gurun yang kering dan panas.

Taman alat meteorologi pada Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang (foto GAW BKT)


Dengan kondisi lingkungannya yang tersebut di atas maka Global Atmosphere Watch Station of Bukit Kototabang menjadi referensi standar udara bersih di Indonesia.

Hal ini sejalan dengan daftar WMO mengenai GAW global station yang diakuinya.

Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan dan digunakan untuk operasional blog ini.

Jika menurut anda artikel ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

12 Comments

  1. Walaupun diulas secara panjang lebar saya bingung dengan isi artikelnya mungkin ilmu saya belum sampai ke situ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe gpp mba. trims udah komen dan juga berkunjunga

      Delete
    2. Hahahaaa sama dengan gam kal el, tadi can liat foto2nya aja, keren sih, entah apa fungsinya wkwkwk

      ;)

      Delete
    3. Ayo berkunjung ke GAW mba :)

      Delete
  2. menarik...ada hubungan antara cuaca dan lautan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dalam sistem iklim dunia interaksi atmosfer dengan lautan sangat berperan dalam pembentukan pola cuaca mas

      Delete
  3. Terima kasih informasinya Bang Day. Jadi ternyata dari semua stasiun global GAW di dunia ini yang berada tepat di sekitar ekuator hanya Indonesia (di Kototabang) dan Kenya meskipun berbeda jika dilihat dari lingkungannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba. Memang dalam penentuan suatu lokasi stasiun WMO, memperhitungan representasi suatu kondisi lingkungan dan geografisnya

      Delete
  4. Kini ilmu semakin canggih bisa memprediksi kondisi sistem di bumi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Merupakan ikhtiar guna mitigasi bencana yang mungkin timbul karena sistem iklim mas

      Delete
  5. Bagus juga nih programnya, bikin kita makin tahu soal cuaca dan atmosfer di sekitar kita..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yah dampaknya emg tidak langsung terasa pada kita karena hasil kegiatan program ini sifatnya jangka panjang

      Delete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.