Saat ini umat Islam dari seluruh dunia sedang bergerak menuju Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji 2019.
Ibadah haji merupakan ibadah yang memerlukan kesiapan fisik dan kesehatan yang baik. Selain bekal pengetahuan soal tata cara berhaji hal yang perlu diperhatikan masyarakat Indonesia yang pergi beribadah haji 2019 bahwa iklim di Arab Saudi jauh berbeda dengan kondisi iklim di Indonesia.
Sebagai negara beriklim padang pasir tentunya kondisi iklim di Arab Saudi tempat beribadah haji lebih panas dan lebih kering dibanding dengan di negara kita yang beriklim tropis. Kita terbiasa beraktivitas dengan nyaman pada suhu yang hanya berkisar 24 0C sampai 26 0C.
WHO [1] menyebutkan meningkatnya panas dalam tubuh manusia dapat disebabkan oleh kombinasi panas eksternal dari lingkungan dan panas tubuh internal yang dihasilkan dari proses metabolisme.
Pada kondisi normal suhu tubuh relatif stabil, karena panas internal yang terbentuk dari hasil metabolisme tubuh secara terus menerus dipancarkan pada lingkungan sekitar. Karenanya akan terdapat keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas [2].
Peningkatan panas yang cepat akibat paparan pada kondisi yang lebih panas daripada biasanya seperti saat beribadah haji 2019 di Makkah akan membahayakan kemampuan tubuh untuk mengatur suhu tubuh. Hal ini menyebabkan efek berjenjang penyakit, termasuk kram panas, kelelahan panas, stroke panas, dan hipertermia.
Saat suhu udara mencapai 30 0C aktifitas mental dan daya tangkap kita akan mulai menurun. Kita akan cenderung untuk membuat kesalahan dalam bekerja dan mulai mengalami kelelahan fisik.
Pada kondisi ekstrem di mana suhu mencapai lebih dari 45 0C seperti adanya serangan gelombang panas, manusia akan mengalam heat stroke, tubuh berhenti berkeringat, panas, kulit kering, suhu tubuh naik, pingsan, kerusakan pada organ tubuh dan timbul kematian [3].
Bagaimana kaitan kelembapan udara dengan kondisi fisik kita saat menunaikan ibadah haji ke tanah suci? Kelembapan udara merupakan paramater yang mencerminkan keberadaan uap air di udara. Selengkapnya pada: Sifat fisis atmosfer, uap air dan laju penurunan suhu udara di atmosfer.
Menurut riset umumnya kita akan merasa nyaman pada kelembapan udara pada kisaran 40 - 60 % [4]. Pada kondisi kelembapan rendah seperti di Makkah saat menunaikan ibadah haji maka bagi masyarakat Indonesia akan memunculkan ketidaknyamanan tersendiri.
Jika tidak diantisipasi maka akan muncul gejala iritasi kulit, bibir pecah-pecah, ruam, mengelupas, kasar, dan iritasi mata. Hal ini dapat diperbaiki tepat waktu dengan pelembab yang bersih dan tepat.
Suhu dan Kelembapan di Makkah
Berikut gambaran data suhu udara rata-rata di Makkah yang bersumber dari NDC NOAA. Cara mengaksesnya dapat di baca pada : Cara Mengakses Data Iklim Dunia.
Grafik rata-rata suhu udara di Makkah |
Grafik di atas menyajikan kondisi suhu udara bulanan di Makkah berdasarkan data tahun 2001-2018 yang berisi:
- Grafik merah merupakan suhu maksimum rata-rata bulanan (TMax).
- Grafik hitam adalah suhu rata-rata bulanan (TRata).
- Grafik biru merupakan suhu minimum rata-rata bulanan (TMin).
Berdasarkan grafik suhu Makkah di atas terlihat musim panas berlangsung April hingga Oktober. Suhu Makkah paling panas terjadi pada bulan Juni. Adapun Januari merupakan bulan terdingin dalam dinamika suhu Makkah.
Kelembapan udara Makkah seperti terjadi pada grafik berikut yang juga bersumber dari NDC - NOAA.
Grafik kelembapan rata-rata bulanan di Makkah |
Juni merupakan bulan paling kering pada grafik kelembapan Makkah di atas. Adapun Desember merupakan bulan yang paling lembap di sana
Kita tahu puncak ibadah haji 2019 jatuh pada bulan Agustus. Bulan ini merupakan periode musim panas di Makkah meski bukan merupakan puncak suhu tertinggi.
Suhu rata-rata harian berkisar 36.1 0C . Pada siang hari bulan Agustus suhu Makkah rata-rata mencapai 43.1 0C . Pada pagi hari suhu terdingin berkisar 30.4 0C. Suhu terdinginpun masih cukup pamas bagi kita yang berasal dari Indonesia.
Kelembapan Makkah pada Agustus saat haji 2019 berkisar hanya 38%. Nilai ini masih di bawah standar nyaman untuk yang berasal dari luar daerah iklim gurun.
Dengan demikian secara umum ibadah haji 2019 yang jatuh pada bulan Agustus kondisi iklimnya merupakan tantangan berat bagi jamaah asal Indonesia. Baik suhu Makkah maupun kelembapannya berada di luar kondisi yang biasa dialami di wilayah tropis.
Tips beradaptasi dengan Suhu dan Kelembapan Di Makkah
Agar dapat beribadah haji dengan khusyuk sebaiknya menyiapkan hal-hal yang dapat membuatkan nyaman dengan kondisi suhu panas di Makkah serta kelembapan udaranya yang rendah.
Mengutip beberapa sumber, berikut tips agar tetap nyaman menjalakan ibadah haji 2019:
- Baiknya menggunakan payung agar terhindar dari paparan sinar matahari yang menyengat. Lebih disarankan untuk menggunakan tabir surya agar kulit tetap lembap.
- Memanfaatkan waktu di antara ritual ibadah haji untuk beristrahat.
- Menghindari melakukan aktivitas lebih dari semestinya.
- Memperbanyak minum air guna menghindari dehidrasi meskipun mungkin tidak merasa haus.
- Menjaga pola makan agar seimbang dengan aktivitas selama melakukan ibadah haji.
- Secara rutin mengecek kondisi kesehatan.
----0000----
Referensi tulisan "Beribadah Haji 2019, begini Suhu dan Kelembapan di Makkah" ini diolah dari:
- [1] WHO: Climate change and human health
- [2] Ali Satia Graha: Adaptasi Suhu Tubuh Terhadap Latihan Dan Efek Cedera Di Cuaca Panas dan Dingin
Satia
Graha
- [3] health2016.globalchange.gov: Temperature-Related Death and Illness
- [4] www.condair.com: Surprising Effects of Humidity on the Human Body
13 Comments
Woow!! Perlu kekuatan fisik yang ekstra bila kita memang ingin bribadah haji yaa bang..😄😄
ReplyDeleteTapi apapun itu selalu ada jalan kalau sudah diniatkan.
Dan semoga saya juga bisa melaksanakan ibadah haji nantinya...Amiinn!🙏🙏
Betul mas. Klo sdh jadi niat dan tekad maka hambatan tidak akan jadi hal yg mengganggu.
DeleteAamiiin. Smg kita semua bisa ke sana juga
saya termasuk sensitive dengan suhu, di atas 33 C, langsung loyo….
ReplyDeleteWah kalo lagi summer di usa loyo terus dong nih:)
DeleteWuih, suhu di Makkah bisa ekstrem ya bedanya antara yang maksimum dan minimum. Bisa sampe di bawah 20 derajat Celsius untuk minimumnya.
ReplyDeleteUntuk org Indonesia memang 40 °C ini akan sangat menyengat
DeleteSama2 mas Luqman. Smg perjalanan haji ortunya lancar dan menjadi haji mabrur
ReplyDeleteSemoga jamaah calon haji diberikan kesehatan selalu, dari berangkat, proses ibadah, hingga mereka pulang. Amiin.
ReplyDeleteSecara Saudi katanya siangnya panas banget, tapi malemnya juga dingin banget ya.
Aamiiin.
DeletePagi yang dingin banget tuh pada musim2 dinginnya mas seperti Desember dan Januari
Tetap saja pingin kesana, soalnya penasaran dengan makkah dan kehidupan disana..
ReplyDeleteIya mas, setiap muslim pasti pny harapan dan cita2 untuk bisa sampai ke sana
DeleteKarena daftar antrian masa tunggu haji reguler sekarang 25 tahun, berarti daftar sejak kanak-kanak agar bisa berangkat di usia muda dan masih fit. Semoga bisa.
ReplyDelete25 ut jawa kali yah. Di luar jawa masih lebih cepat sih.
DeleteIya mba... badan emg harus fit yah
Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.