Lembaga Layanan Multisektor, Profil dan Sejarah BMKG

Climate4life.info | Profil dan Sejarah BMKG sebagai lembaga dengan layann multisektor.





Layanan informasi cuaca dan iklim

Keberadaan lembaga yang menyediakan layanan informasi cuaca dan iklim pada setiap negara merupakan bagian komitmen internasional tiap negara. 

Hal ini diatur oleh WMO dalam dokumen "Role And Operation Of National Meteorological And Hydrological Services".

Profil dan Sejarah BMKG
Gedung utama BMKG di Jakarta


Konvensi WMO menegaskan pentingnya Layanan Meteorologi, Hidrometeorologi dan Hidrologi Nasional dalam mengamati dan memahami cuaca dan iklim serta dalam menyediakan layanan terkait  lainnya guna mendukung kebutuhan nasional pada setiap negara.


Layanan tersebut utamanya berkaitan dengan:
  • Perlindungan jiwa dan harta benda.
  • Menjaga lingkungan.
  • Berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
  • Dukungan pengamatan jangka panjang dan pengumpulan data meteorologi, hidrologi dan klimatologis, termasuk yangberkaitan dengan data lingkungan.
  • Promosi pengembangan kapasitas endogen.
  • Memenuhi komitmen internasional.
  • Berkontribusi pada kerjasama internasional


Di Indonesia lembaga yang menyelenggarakan layanan tersebut adalah BMKG, singkatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

Untuk Jepang dikenal Japan Meteorology Agency (JMA), Australia dengan Bureau of Meteorology (BoM).  Adapun Amerika Serikat dengan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).


Mengikuti komitmen internasional yang merupakan amanah WMO tersebut menjadikan Profil BMKG sebagai lembaga layanan multisektor di Indonesia. Layanan ini menjadi bagian transformasi sejarah BMKG.

Layanan multisektor BMKG tersebut sebagaimana tersaji pada infografis berikut.

Infografis layanan multisektor BMKG


Sebagaimana tercantum pada infografis di atas, layanan multisektor BMKG meliputi 12 sektor yaitu :
  • Transportasi
  • Pertahanan dan keamanan
  • Sumber daya air
  • Penanggulangan bencana
  • Kelautan dan perikanan
  • Pariwisata
  • Pertanian dan kehutanan
  • Tataruang
  • Industri
  • Konstruksi
  • Energi dan pertambangan





Profil BMKG

Untuk mengetahui profil BMKG dan sejarah BMKG dapat kita telusuri berdasarkan dasar hukum keberadaan BMKG.


Eksistensi BMKG

Eksistensi BMKG saat ini telah diatur dalam UU 31 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (MKG). Pokok dalam UU tersebut adalah bahwa Pemerintah wajib  melaksanakan penyelenggaraan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (Bab IV pasal 6). 

Penyelenggaraan MKG tersebut berupa lembaga berbentuk badan yang dipimpin seorang Kepala Badan.


Pelayanan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

Selanjutnya Pelayanan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika oleh BMKG lebih rinci diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor  11 tahun 2016. Pada pasal 2, lingkup pengaturan dalam Peraturan Pemerintah tersebut meliputi:
  1. Pelayanan informasi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika;
  2. Pelayanan jasa Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika;
  3. Standar Pelayanan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika;
  4. Sarana Pelayanan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika;
  5. Kewajiban penggunaan informasi;
  6. Peran serta masyarakat; dan
  7. Pembinaan.

Organisasi dan Tata Kerja BMKG

Adapun Profil BMKG saat ini tertuang dalam Peraturan Kepala BMKG nomor 3 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja BMKG. Susunan organisasi BMKG tersebut terdiri dari :
  • Kepala BMKG;
  • Sekretariat Utama;
  • Deputi Bidang Meteorologi;
  • Deputi Bidang Klimatologi;
  • Deputi Bidang Geofisika;
  • Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa, dan Jaringan Komunikasi;
  • Inspektorat;
  • Pusat;
  • Unit Pelaksana Teknis.

Profil BMKG di atas sebagaimana tersaji dalam bagan struktur organisasi BMKG di bawah ini.

Profil dan Sejarah BMKG
Profil BMKG dalam bentuk Struktur organisasi BMKG



Kepala BMKG

Dalam Profil BMKG, Kepala BMKG sebagaimana dalam UU 31 MKG adalah pejabat yang diberi tugas memimpin lembaga penyelenggara MKG dalam bentuk badan yang bernama BMKG.


Sekretariat Utama BMKG

Sekretariat Utama adalah unsur di BMKG yang mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, dan pengendalian terhadap program, administrasi, dan sumber daya di lingkungan BMKG.


Deputi Bidang Meteorologi BMKG

Deputi Bidang Meteorologi adalah unsur di BMKG yang mempunyai tugas untuk merumuskan, melaksanakan dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan teknis serta melaksanakan pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi.



Deputi Bidang Klimatologi BMKG

Deputi Bidang Klimatologi adalah unsur di BMKG yang mempunyai tugas guna merumuskan, melaksanakan dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan teknis, serta melaksanakan pelayanan data dan informasi di bidang klimatologi termasuk di dalamnya kualitas udara.




Deputi Bidang Geofisika BMKG

Adapun Deputi Bidang Geofisika sebagai unsur BMKG dengan tugas untuk merumuskan, melaksanakan dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan teknis, serta melaksanakan pelayanan data dan informasi di bidang geofisika.


Deputi Bidang Instrumentasi BMKG

Selanjutnya Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa, dan Jaringan Komunikasi mempunyai tugas untuk merumuskan, melaksanakan, dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan sistem instrumentasi, kalibrasi, rekayasa, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika.



Satker Mandiri dan UPT BMKG

Selain organisasi pusat, BMKG juga memiliki satuan kerja (satker) mandiri dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia

Satker mandiri tersebut yaitu Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat), Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) serta Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.

Adapun UPT BMKG terdiri dari



Sejarah BMKG

Sejarah BMKG saat ini merupakan catatan panjang sejak zaman penjajahan Belanda hingga sekarang. Beberapa lokasi stasiun pengamatan cuaca dan iklim serta gempa saat ini merupakan stasiun pengamatan warisan dari Belanda.

Transformasi yang merupakan sejarah BMKG 




Sejarah BMKG Era Kolonialisme

1841
Sejarah BMKG dimulai oleh Dr. Onnen, seorang dokter militer yang menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit di Bogor. 

Ia bersama asistennya yang melakukan pencatatan unsur cuaca dan iklim. Mereka digaji secara khusus oleh pemerintah Belanda untuk melakukan pengamatan cuaca dan iklim [1]. 

Lokasi pengamatan  Dr. Onnen berada di sebelah kiri pintu dari masuk Kebun Raya Bogor saat ini, dengan koordinat 080 47’ 54.8” BT and  60 36’ 9.00” LS 

Elevasi tempat pengamatan saat itu diperkirakan pada 252-283 m di atas permukaan laut. Secara lengkap dapat di baca pada : Sejarah pengamatan cuaca dan iklim di Indonesia


1866
1 Januari 1866 sejarah BMKG berlanjut dengan berdirinya "Batavia Magnetisch en Meterologisch Observatorium" atau Obsevatoriun Magnet dan Meteorologi Batavia oleh Belanda.  Lembaga ini melakukan pengamatan cuaca dan iklim setiap jam [2].

Kantor Batavia Magnetisch en Meterologisch Obsevatorium saat itu terletak di sekitar Sungai Ciluwung wilayah Kwitang sekarang.

Gambar 1. Kantor Batavia Magnetisch en Meterologisch Obsevatorium, sumber [2]



1879
Dimulai pembangunan jaringan pengamatan khususnya penakar hujan dan pengamatan gempa bumi. Babak baru sejarah BMKG bergulir dengan adanya penggunaan alat pengamatan rekam seperti termograf dan termohigrograf.

Peta jaringan pos hujan tahun 1879 [3]


1912
Dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder.


1930
Informasi cuaca mulai digunakan untuk penerbangan. Mulai ada usaha menyusun prakiraan musim. 


1949
Jawatan Meteorologi dan Geofisika berdiri yang menjadi fase baru sejarah BMKG. Jawatan ini berada di bawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum.


1950
Indonesia secara resmi menjadi anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO). Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika saat itu menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.



1955
Jawatan Meteorologi dan Geofisika berubah nama menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika. Kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan.

Pada tahun ini berdiri Akademi Meteorologi dan Geofisika, sekarang bernama STMKG. 



1960
Lembaga Meteorologi dan Geofisika dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang berada di bawah Departemen Perhubungan Udara.


1965
Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika. Kedudukan direktorat ini tetap  berada di bawah Departemen Perhubungan Udara.


1972
Direktorat Meteorologi dan Geofisika berganti bentuk menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan


1980
Sejarah BMKG saat itu mengalami kenaikan. Pusat Meteorologi dan Geofisika dinaikkan menjadi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Kedudukan BMG masih tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.


2002
Terbitnya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 46 dan 48 tahun 2002, Badan Meteorologi dan Geofisika berubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND).


2008
Sejarah nama BMKG dimulai dari sini. Guna penguatan fungsi pengamatan dan informasi iklim terbitlah Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008 yang mengubah nama Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).


2009
Babak utama sejarah BMKG yang menguatkan eksistensinya. Pada 1 Oktober 2009,  disahkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (MKG) sebagaimana yang telah dibahas pada bagian awal di atas.

---000---

Demikian profil dan sejarah BMKG, lembaga yang memberi layanan multisektor di Indonesia. 



Referensi

Tulisan mengenai profil BMKG dan juga struktur organisasi BMKG dan sejarah BMKG ini disarikan dari sumber berikut:

  1. G. P. KO¨ NNEN, dkk. 1998. Pre-1866 Extensions of the Southern Oscillation Index Using EarlyIndonesian and Tahitian Meteorological Readings. Journal Of Climate. American Meteorology Society, Volume 11.
  2. Veldkamp. 1984. History of Geophysical Research in The Netherlands and its former Overseas Territories.
  3. Theo Brandsma. 2012. Daily Indonesian rainfall in the 1879–1916 period. International workshop on the digitization of historical climate data the new SACA&D databases and climate analysis in the Asian region.
  4. Lainnya:
    1. Surjadi Wh. PUSTAKA CUACA. Kapan Pengamatan Cuaca Mulai Dilakukan Di Indonesia.
    2. UU 31 2009 dan  PP No 11 2016
    3. Sambutan Kepala BMKG : Inovasi Dan Integritas Dalam Spirit “ Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita” (ppt)

Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan dan digunakan untuk operasional blog ini.

Jika menurut anda artikel ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

8 Comments

  1. BMKG terletak di bawah bidang kuasa pemerintah? atau private sector?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di bawah pemerintah Cik, bukan private sector.

      Delete
  2. Ooo ... sudah dari jaman Belanda rupanya. BMKG sekarang terkenal banget di kalangan netizen karena dijadikan sumber utama berita tentang gempa. Kalau soal cuaca, malah tidak terlalu banyak gaungnya. Mungkin karena pengguna internet kebanyakan orang kota yang nggak terlalu peduli dengan musim.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya karena gempa dapat memicu tsunami yang bisa merenggut nyawa ratusan hingg ribuan orang seketika mba.
      Berbeda dengan musim yang dampaknya slow onset

      Delete
  3. Replies
    1. Iya mas, lebih panjang dari sejarah RI sendiri hehehe

      Delete
  4. udah tua jga ya bmkg dari 1800 an hehe. sepuh banget :D dan hebat di thn tersebut dh memahami kondisi cuaca

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya karena Belanda dan negara eropa pada tahun segitu emg udah menguasai ilmu sains mas

      Delete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.