Serangan Gelombang Panas Eropa 2019 Memecahkan Rekor Suhu Terpanas Baru

Climate4life.info - Serangan Gelombang Panas Eropa 2019 Memecahkan Rekor suhu Terpanas Baru.

Gelombang panas yang melanda Eropa ini telah diprediksi sejak tanggal 20 Juni 2019, sebagaimana tercantum pada laman MeteoFrance.

Gelombang panas adalah kondisi cuaca berupa suhu panas yang tidak biasanya selama minimal dua hari berturut-turut. 

Suhu udara panas tersebut dapat didasarkan suhu maksimum, minimum atau rata-rata hariannya pada satu wilayah. Read more :

Suhu udara mulai 26 Juni 2019 saat gelombang panas  ini mulai terjadi diprediksi akan berkisar 35 °C hingga 40 °C. Sebaran suhu panas tersebut diprediksi akan berlangsung hingga akhir Juni.

Sebenarnya musim panas di Eropa baru akan di mulai namun WMO [2] menyebutkan suhu udara ekstrem panas 2019 yang melanda Eropa tersebut justru mencapai rekor baru sebagai suhu udara terpanas sepanjang pencatatan data iklim yang ada.

Ironisnya rekor suhu terpanas ini terjadi justru sebelum puncak musim panas terjadi. Tentunya jika terus berlanjut maka saat musim panas, suhunya akan menjadi lebih ekstrem lagi.

Baca juga : Ragam Pencatatan Data Iklim di Dunia #2 - Belanda, Inggris, Kanada, Swedia dan Afrika Selatan 



Rekor Baru Suhu Terpanas

Anomali suhu udara yang tercatat saat gelombang panas Eropa 2019 ini mencapai 2 °C di atas rata-rata iklim selama 30 tahun. Ini berarti Juni 2019 merupakan bulan terpanas di Eropa.

Anomali ini lebih tinggi dibanding gelombang panas saat Juni 2016 pada saat event el nino kuat terjadi di awal hingga akhir Juni 2016.

Suhu udara ekstrem panas tersebut menjadi ancaman besar untuk kesehatan dan lingkungan. Akan tetapi adanya peringatan dini sebelum gelombang panas Eropa 2019 ini terjadi, telah berhasil menurunkan tingkat kematian akibat paparan suhu panas.

Climate Change Service [3] menyebutkan gelombang panas Eropa ini bersumber dari udara yang sangat panas di Gurun Sahara. 

Akibatnya, anomali suhu udara ekstrem panas yang terbentuk selama 26-29 Juni 2019 tersebut berkisar 1 - 4 °C lebih panas dari biasanya, dengan sebaran panas seperti terlihat di bawah ini.
Anomali suhu udara saat gelombang panas Eropa 2019 [3]


Gambar di atas menunjukkan semakin merah maka anomali suhunya semakin panas dan biru adalah sebaliknya.

Anomali suhu udara diperoleh dengan perbandingan suhu udara selama gelombang panas Eropa 2019 dengan periode yang sama selama 1981-2010, atau terhadap standar normal iklimnya.

Baca juga : Memahami konsep rata-rata, normal iklim, dan standard normal iklim 

World Weather Atribution [4] menyebutkan beberapa fakta mengenai fenomena Gelombang Panas Eropa 2019 yang terjadi pada akhir Juni lalu antara lain :
  • Hasil pengamatan menunjukkan peningkatan suhu  yang sangat tinggi dalam kejadian gelombang panas 2019 ini. 
  • Fenomena gelombang panas Eropa 2019 ini diperkirakan terjadi dengan periode ulang setiap 30 tahun.
  • Frekuensi gelombang panas saat ini akan 10 kali lebih sering dibanding seabad yang lalu.
  • Gelombang panas sangat mematikan, meskipun saat ini tidak mudah teridentifikasi. 
  • Dampak gelombang panas ini diperburuk oleh perubahan iklim dan juga oleh faktor-faktor lain seperti tingkat usia manusia yang semakin menua, urbanisasi, perubahan struktur sosial, dan tingkat kesiapsiagaan. 


Catatan WMO [2], suhu udara panas yang terjadi pada beberapa negara di Eropa selama episode gelombang panas Eropa 2019 antara lain :
  • Prancis, tercatat rekor suhu baru mencapai 45.9 °C pada saat gelombang panas Eropa 2019. Ini memecahkan rekor sebelumnya yaitu 44,1 °C saat gelombang panas Agustus 2003.
  • Spanyol melaporkan sebaran suhu pans di atas 40 °C pada 27-30 Juni 2019. Dampaknya adalah terjadinya kebakaran hutan di Spanyol Timur Laut.
  • Austria diperkirakan memiliki rekor terpanas bulan Juni, dengan anomali 4,5 °C di atas rata-rata jangka panjang.
  • Di Republik Ceko, rekor baru  suhu nasional untuk Juni ditetapkan, pada 38,9 ° C yang terjadi akibat  gelombang panas.
  • Suhu di atas 40 ° C tercatat juga di beberapa tempat di Afrika Utara. 


Anomali suhu selama 5 hari berturut-turut selama episode gelombang panas Eropa 2019 ternyata telah menjadikan suhu rata-rata Juni 2019 mencatatkan rekor terpanas baru. Dari laman Climate Change Service [3] tersaji grafik sebagai berikut:

Grafik anomali suhu udara setiap bulan Juni [3]


Grafik pertama adalah data suhu untuk Eropa dan yang kedua adalah suhu dunia. Grafik bar coklat muda adalah anomali suhu udara bulanan setiap bulan Juni. Garis coklat adalah suhu udara rata-rata seluruh bulan dalam 10 tahun

Anomali suhu udara pada Juni 2019 berwarna coklat tua. Terlihat bahwa untuk Eropa anomali suhu udara saat gelombang panas 2019 mencapai lebih dari 2 °C lebih panas dibanding rata-rata 1981-2010. 

Secara akumulasi, gelombang panas Eropa 2019 memberi kontribusi anomali suhu udara dunia untuk bulan Juni menjadi lebih panas lebih dari 0.6 °C di atas rata-ratanya.


WMO dan Pengurangan Resiko Akibat Gelombang Panas

Gelombang panas 2019 Eropa mengikuti episode panas ekstrem yang terjadi di Australia, India, Pakistan, dan bagian-bagian Timur Tengah pada tahun 2019.

Peristiwa suhu panas telah membunuh ribuan orang setiap tahun dan memicu dampak turunan seperti kebakaran hutan.

Baca juga : Sejarah World Meteorological Organization (WMO) - Organisasi Meteorologi Dunia 

Selama tahun 2000 hingga 2016 jumlah orang yang terpapar gelombang panas di seluruh dunia telah mencapai sekitar 126 juta. 

Beberapa negara kemudian mengeluarkan peringatan resiko polusi selama gelombang panas, utamanya pada daerah perkotaan. Tidak hanya suhu yang panas yang dapat memengaruhi manusia, tetapi juga tingkat ozon yang meningkat. 

Suhu udara tinggi, sinar matahari yang melimpah selama berharihari ditambah keberadaan prekursor ozon, seperti dinitrogen oksida dan senyawa organik yang mudah menguap (VOC) akan  mendukung pembentukan ozon troposferik.

Hal ini merupakan ancamana bagi kesehatan manusia, tanaman dan ekosistem.

Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) telah mengeluarkan laporan pada  tahun lalu tentang  Pemanasan Global 1,5 ° C yang memuat informasi tentang perubahan iklim dan kesejahteraan manusia.


Risiko terkait iklim terhadap kesehatan, mata pencaharian, keamanan pangan, pasokan air, keamanan manusia, dan pertumbuhan ekonomi diproyeksikan meningkat dengan pemanasan global 1,5 ° C dan akan meningkat lebih tinggi saat pemanasan global mencapai 2 °C. 

Dengan menekan pemanasan global hanya sampai 1,5 ° C makan dapat menyelamatkan 420 juta orang dari serangan gelombang panas yang parah.

Oleh karena itu, WMO meningkatkan aksi bersama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mencoba mengatasi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrem.

Termasuk d dalamnya resiko gelombang panas, dan polusi udara, dengan fokus khusus pada daerah perkotaan. WMO juga mendukung Global Heat Health Information Network.

----000----

Referensi Serangan Gelombang Panas Eropa 2019 Memecahkan Rekor suhu Terpanas Baru bersumber dari :

[1] MeteoFrance: Vague de chaleur : risque de canicule élevé la semaine prochaine
[2] WMO: European heatwave sets new temperature records
[3] Climate Change Service: Record-breaking temperatures for June
[4] World Weather Atribution: Human contribution to record-breaking June 2019 heatwave in France

Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan dan digunakan untuk operasional blog ini.

Jika menurut anda artikel ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

43 Comments

  1. Wih banyak juga serangan gelombang panas. Kemarin, kalau gak salah di India juga mengalami gelombang panas. Kira-kira, solusinya apa ya mas biar bisa bertahan saat menghadapi gelombang panas??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berikut tips jika terjebak pada kejadian gelombang panas yang dikutip dari "The Weather Channel" yaitu :
      Berada di ruangan dengan pendingin udara sebisa mungkin.
      Minum air putih lebih banyak dari biasanya.
      Mengenakan pakaian yang longgar dan ringan.
      Menjauh dari tungku api atau oven. Mandi dan berendam di air.
      Read more : http://www.climate4life.info/2018/08/gelombang-panas-di-korea-selatan-begini-penebabnya.html

      Delete
  2. jaman dah berubah ya terbayang saja klo gelombang panas menyerang indonesia
    persediaan air pasti menipis kurang air bisa dehidrasi
    terutama yang menyeramkan terjadinya kebakaran hutan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Secara teori sih mekanisme seperti gelombang panas di Eropa tidak akan sampai ke Indonesia.

      Delete
  3. Panas era dulu dan sekarang sangat berbeda yaa bang..Meski dieropa bisa saja kemungkinan di negara kita...😄😄

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mas, alam begitu dinamis. Meski secara teori tidak akan terjadi di negara kita

      Delete
  4. Syukur hidup di Indonesia dengan suhu cuaca cuman di kisaran 30 cc

    ReplyDelete
  5. kamipun merasakan panas sampai 42 derjat celcius...luar biasa panasnya…

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wuih gak kebayang mas. Trs gmn cara bertahan dengan kondisi demikian ?

      Delete
  6. Waah..Eropa bisa juga yaa terkena gelombang panas setinggi itu. Bayangan saya, merwka negara bersalju, ndak bakalan sepanas itu 🤭
    Untung ada penjelasan lengkap disini. Jadi tahu asal muasalnya. Bagaimana yaa masyarakat sana menyikapinya.. Jadi penasaran bagaimana hebohnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gelombang panas bisa dikatakan anomali karena meski di Eropa ada musim panas tapi tidak seekstrem saat gelombang panas. Dan makin ke sini periode ulangnya semakin sering.

      Delete
  7. Kalau ada gelombang panas yg paling beresiko terkena terutama daerah perkotaan ya Bang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seperti gak juga. Justru mungkin masyarakat diperkotaan akan lebih siap jika dilanda gelombang panas karena mereka bisa mendapat peringatan dini lebih awal. Punya fasilitas pendingin yang lebih baik

      Delete
    2. Oh gitu ya Bang, tertolong oleh fasilitas dan informasi yg cepat

      Delete
    3. Tapi bisa jadi pedesaaan di Eropa fasilitasnya sama hehehe

      Delete
  8. Mungkin salah satu solusi yang bisa dilakukan untuk mengurangi efek gelombang panas adalah membuat hujan buatan dan menghijaukan kawasan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Agak sulit diterapkan mas karena mekanisme yang luar biasa. Seperti di Spanyol hutan2 justru terbakar

      Delete
  9. mungkin utk standar eropa itu dah panas banget ya hehe kalau di arab saudi katanya bsa sampe 50 tuh kalau lg musim haji

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sih. Karna di Arab dah biasa suhu 40an kayaknya

      Delete
  10. Wiih... nggak bisa bayangin deh, aku main ke Surabaya - Sidoarjo sudah nggak betah sama panasnya, apalagi ke sana. Itu bener-bener parah banget panasnya dan berbahaya juga kan ya Kak?

    Semoga penduduk di Eropa tetap bahagia meski sempat mengalami serangan gelombang panas dan tetap menjaga kesehatan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin mba.

      Sengatan gelombang panas bisa menyebabkan kematian jika kita tidak mengantisipasinya

      Delete
    2. Iya Bang, sudah aku duga bisa sampai menyebabkan kematian, semoga warga mana pun yang kebetulan daerahnya terkena serangan gelombang panas tetap bisa menjaga kesehatan mereka.

      Delete
  11. Ngeri juga ya ,semoga tidak dulu untuk indonesia

    ReplyDelete
  12. 35 sampai 40 derajat celsius tidak kebayang betapa panas dan gerahnya. Disini 30 saja sudah gerah sekali.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Panas dan perih tentunya dan yang gak kuat bisa tewas mas

      Delete
  13. wah bagusnya punya persediaan kolam mandi sendiri biar berendam terus kalau gelombang panas tiba-tiba melanda

    ReplyDelete
  14. pantes bulan lalu ku merasa puanaaass banget, meski pakai AC sekalipun..trnyata ini penyebabnya yaa..
    kalo akhir2 ini Alhamdulillah udah mulai adem nih cuacanya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah mb Thya lagi di Eropa yah... smg aman-aman saja

      Delete
    2. wkwk.. ku pikir gelombang panas ini berdampak ke indonesia juga.
      soale aku memang merasa panas bgt bulan kmrn

      Delete
    3. Sengat panas di sekitar kita kemaren karena memang lagi kemarau. Pada siang hari cahaya matahari akan terasa sangat menyengat karena tidak ada uap air di atmosfer yang biasanya menyerap sebagian energi panas dari cahaya matahari

      Delete
  15. Berita gelombang panas ini lagi viral juga ya, di tv saya sering denger dan begitu baca judul ini langsung cap cus baca😁,
    Ngeri saya bayangin gimana panasnya daerah yang di peta warnanya merah banget...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jika tanpa perlindungan bisa jatuh korban jiwa mba pada daerah tersebut

      Delete
  16. ditempat saya, setahun lalu kalo tidak salah, pernah 40 tuh bang..
    memang puanass banget dah..
    Kalau ga salah bulan februari sampai april dah tuh, cuaca lagi galak-galaknya..

    ReplyDelete
  17. seingat saya, 5 -6 tahun lepas malaysia pernah alami kepanasan hampir 39 celcius. pada masa sama, kebanyakan tempat alami masalah gangguan bekalan air. jadi mana2 tempat terutama di kampung2 mereka mula menggali perigi (sumur) untuk dapatkan sumber air

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.