Climate4life.info - Memahami Hari Tanpa Bayangan dan Cara Menghitung Waktu Terjadinya.
Hari tanpa bayangan adalah hari di mana saat bayangan benda-benda yang berdiri tegak tidak terlihat.
Hari tanpa bayangan ini terjadi karena pada tengah hari di saat itu matahari tepat berada 90 derajat di atas benda atau badan kita.
Akibatnya bayangan kiota akan jatuh tepat di dasar benda atau di bawah kaki kita. Terlihat seolah-olah bayangan tersebut tidak ada.
Akibatnya bayangan kiota akan jatuh tepat di dasar benda atau di bawah kaki kita. Terlihat seolah-olah bayangan tersebut tidak ada.
Ilustrasi hari tanpa bayangan karenagerak semu matahari. Gambar: https://earthsky.org |
Hari tanpa bayangan sebenarnya merujuk pada terjadinya titik kulminasi matahari, yaitu fenomena di mana deklinasi matahari sama dengan posisi di mana kita atau pengamat berada. Seperti terlihat pada gambar di atas.
Saat posisi matahari tertinggi tepat di atas benda atau pohon di atas, itulah titik kulminasi yang kemudian di kenal dengan istilah populer sebagai hari tanpa bayangan.
Penyebab Terjadinya Hari Tanpa Bayangan
Mengapa terjadi hari tanpa bayangan atau titik kulmimasi ini? Semua bermula dari gerak semu matahari terhadap bumi kita.
Disebut gerak semu matahari karena yang berubah sebenarnya sudut kemiringan sumbu bumi kita terhadap matahari yang disebut sudut inklinasi.
Namun kita yang berada di bumi merasakan bahwa yang berubah adalah posisi matahari.
Namun kita yang berada di bumi merasakan bahwa yang berubah adalah posisi matahari.
Gerak semu matahari ini menyebabkan terjadinya banyak hal seperti perbedaan panjang siang dan malam, terjadinya perbedaan musim pada daerah lintang menengah hingga perbedaan durasi puasa ramadhan dan jadwal waktu sholat.
Perubahan sudut inklinasi bumi tersebut menyebabkan seolah-olah matahari bergerak ke utara kemudian kembali ke selatan bumi secara teratur, seperti terlihat pada gambar berikut.
Gerak semu matahari dan terjadinya hari tanpa bayangan atau titik kulminasi |
Pada tanggal 21 Maret matahari tepat berada di ekuator. Maka pada saat itu kota-kota yang berada di sekitar ekuator akan mengalami hari tanpa bayangan pada sekitar tanggal 21 Maret tersebut.
Saat matahari akan bergerak ke utara hingga titik balik utara pada 23.5° lintang utara (LU), maka secara bertahap kota-kota yang dilewatinya akan mengalami hari tanpa bayangan setelah tanggal 21 Maret hingga 23 September saat matahari kembali ke ekuator.
Secara umum wilayah Indonesia karena berada di antara titik balik utara dan titik balik selatan maka akan mengalami dua kali hari tanpa bayangan. Misalnya Pontianak, akan mengalami hari tanpa bayangan kedua pada tanggal 23 September.
Kota Tarakan dengan posisi lintang sekitar 3.35° LU akan mengalami hari tanpa bayangan pada tanggal 29-30 Maret dan 14-15 September.
Kemudian Miangas yang merupakan titik paling utara dari wilayah Indonesia dengan posisi 5.55° LU akan mengalami hari tanpa bayangan pada sekitar tanggal 3-4 April dan 8-9 September.
Untuk kota-kota lain Indonesia yang berada di sebelah selatan ekuator akan mengalami hari tanpa bayangan antara tanggal 23 Maret hingga 21 Maret. Pada saat itu matahari sedang bergerak dari ekuator menujut titik balik selatan dan kemudian kembali lagi ke ekuator.
Jakarta dengan posisi 6.17° lintang selatan (LS) akan mengalami hari tanpa bayangan pada tanggal 8-9 Oktober dan 5-6 Maret. Adapun Kupang pada 10.15° LS mengalami hari tanpa bayangan pada 19-20 Oktober dan 22-23 Februari.
Cara Sederhana Menentukan Terjadinya Hari Tanpa Bayangan di Tempat Kita
Untuk menentukan kapan hari tanpa bayangan terjadi di tempat kita, kita harus mengetahui posisi lintang tempat kita. Paling mudah kita gunakan google maps, kemudian klik kota kita, maka akan muncul koordinat lokasi tersebut.
Sebagaimana dijelaskan di awal bahwa hari tanpa bayangan merujuk kepada titik kulminasi. Titik kulminasi berkaitan dengan sudut deklinasi matahari.
Jika sudut deklinasi matahari sama dengan lintang lokasi kita maka kita akan mengalami hari tanpa bayangan pada tanggal tersebut.
Jika sudut deklinasi matahari sama dengan lintang lokasi kita maka kita akan mengalami hari tanpa bayangan pada tanggal tersebut.
Sudut deklinasi dihitung dengan persamaan Copper berikut:
Saat d = 0 artinya deklinasi matahari berada di ekuator, yang terjadi pada tanggal 21 Maret dan 22 September setiap tahun. N adalah bilangan hari dalam satu tahun di mana N =1 adalah 1 Januari dan seterusnya.
Catatan, pada tahun kabisat maka titik kulminasi di ekuator akan maju satu hari yaitu pada 20 Maret dan 21 September.
Catatan, pada tahun kabisat maka titik kulminasi di ekuator akan maju satu hari yaitu pada 20 Maret dan 21 September.
Kita tak perlu repot menghitungnya, berikut tabel yang sudah dibuat orang menggunakan rumus di atas, dengan hasil seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Tabel rerata deklinasi matahari. Sumber: unnes.ac.id |
Misalnya tempat tinggal kita mempunyai posisi 5.8° LS. Maka pada tabel di atas kita cari yang terdekat dengan nilai 5.8° di mana untuk lintang selatan menggunakan notasi negatif (-). Pada kotak merah di atas yang terdekat adalah -5.7 dan -5.9.
Artinya hari tanpa bayangan pada posisi 5.8° LS akan terjadi pada sekitar 8 Oktober dan 6 Maret.
Atau jika dibalik, kita dapat mencari lokasinya terjadinya hari tanpa bayangan berdasarkan tanggal. Misalnya pada 12 Oktober daerah mana saja yang akan mengalami hari tanpa bayangan.
Berdasarkan tabel di atas pada 12 Oktober hari tanpa bayangan akan terjadi pada daerah dengan lintang sekitar -7.2 atau 7.2° LS.
Jika kita buka google maps daerah-daerah dengan posisi di sekitar 7.2° LS adalah Surabaya, Ngawi, Kab. Semarang, Ambarawa hingga Garut dan daerah-daerah lain yang sejajar dengannya.
Jika kita buka google maps daerah-daerah dengan posisi di sekitar 7.2° LS adalah Surabaya, Ngawi, Kab. Semarang, Ambarawa hingga Garut dan daerah-daerah lain yang sejajar dengannya.
----000----
Demikian ulasan tentang hari tanpa bayangan dan bagaimana cara sederhana untuk menentukan waktu dan tempat terjadinya.
39 Comments
Yang selama ini mamang pelajari dari suhu di gunung kawi hanya tendangan tanpa bayangan, walah ternyata masih ada ilmu yang belum dikasih oleh suhu yaitu hari tanpa bayangan yah.... hadeuh si suhu ku oon deh
ReplyDeleteMungkin maharnya kurang mas, jadi suhunya belum ngasih semua ilmunya :)
DeletePastinya besok saat matahari tepat berada di atas, cuaca pasti terik banget ya, anak-anak sebaiknya di beritahu utuk tidak main di luar agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diiginkan...
ReplyDeleteWah anak2 biarkan saja menikmati usia untuk bermain mas :)
DeleteInget pas dulu kuliah, ngitung hilal,,
ReplyDeleteini harus pakai hitung perataan ya mas?
Ya karena setiap tahun tidak sama persis nilainya, sehingga untuk perhitungan umum mengambil nilai rata2
DeleteWaduh kalau hari tanpa bayangan, Naruto gak bisa ngeluarkan jutsu-nya nih :D
ReplyDeletewekekek :)
DeleteJadi teringat pelajaran fisika saat sekolah dahulu,, ternyata posisi matahari berada tepat diatas kepala kita.
ReplyDeleteIya mas Indra
DeleteWah, aku jadi teringat [elajaran fisika. Ngangguk2 aja dah ya, Bang Day.... TFS keren amat tulisannya benar2 menambah ilmu pengetahuan :)
ReplyDeleteTrims mb Nurul. Smg bermanfaat
DeleteDari kenarun suhu di Garut, tempat saya, bisa mencapai 29 derajat celcius. Panas pisan. Sudah naik dari pukul 9 lebih dengan 27 derajat celcius. Pukul 5 barulah adem, dan malam ini 18 derajat celciuc.
ReplyDeleteSemalam mati listrik kala sedang ngetik komen di netbook, saya lanutkan. Pagi ini sudah 25 derajat celcius.
Sayangnya saya aru baca artikel ini sehari setelahnya jadi tidak praktikkan apakah ada bayangan. Hu hu penasaran.
Sepertinya untuk Garus masih bisa dicoba hari ini mba pas tengah hari.
DeleteYa memang pada saat hari tanpa bayangan akan terasa lebih menyengat
walaupun ada cahaya matahari, apakah memungkinkan hilangnya bayangan kita mas jika waktu hari tanpa bayangan itu datang
ReplyDeleteKalo sebuah beda berbentuk kubus yang simetris tegak lurus berada di permukaan tanah maka bayangannya akan seperti hilang. Jika benda tsb diangkat sedikit saja dari tanah maka bayangannya akan terlihat di tanah
DeleteWaaah gitu ya ternyaataa
ReplyDeleteInfonya menarik sekali. Mana pernah kepikiran untuk memahami hal hal semacam ini
yoi mba :)
Deletepenjelasannya menarik juga klo disampaikan sama orang yang ngerti...
ReplyDeletecoba pas SMA sudah kenal internet dan blog, mungkin blog ini jadi tempat nyari referensi
trims kunjungannya mas Heri
Deleteuseful post....thank you for sharing
ReplyDeleteU'r welcome mas
DeleteAjegileeee, ini saya sangat mikir panjang sekali untuk memahaminya wwgw :D
ReplyDeleteAh org sipil mah mudah ngerti kayak gini
Deletewaduh jadi inget pelajaran sma dulu ya ada titik inklinasi ada titik kulminasi, teriakasih ya bang harus banyak belajar lagi ini
ReplyDeleteSama2 mba, blog ini jg bagi saya untuk mengingat2 pelajaran dulu
DeleteMakasih infonya bang <3
ReplyDeleteSama2 kang Asep
Deleteilmu baru untuk saya thanks 4 sharing ;-)
ReplyDeleteu'r welcome Cik. thank for visiting
Deletep/s mas, hadiah saya pos lewat sedikit... harap boleh tunggu ya ;-)
ReplyDeleteTidak masalah Cik.. Terima kasih banyak yah
DeleteMalah gak pernah memperhatikan sekitar wkwkwk pantesan panas bgt, matahari tepat di atas kepala toh
ReplyDeletewah mendapatkan ilmu baru di sini. terimakasih mas
ReplyDeleteSangat bermanfaat...
ReplyDeleteDi Jakarta esok atau lusa baru terjadi hari tanpa bayangan tapi hari ini sudah panas banget bagaimana esok atau lusa saat terjadi hari tanpa bayangan?
ReplyDeleteAsalkan cuaca cerah, pasti keren juga nyobain ngelihat bayangan begini.
ReplyDeleteWah, berarti tanggal 5-6 Maret 2020 ini adalah hari tanpa bayangan ya bang day, tapi bagaimana kalo hujan bang? 😱
ReplyDeleteIni salah satu yang diperlukan untuk meyakinkan orang kalau bumi itu bulat. Kulminasi bisa terjadi 2 kali di wilayah equator dan 1 kali diwilayah lain (tidak semua wilayah) dalam setahun itu hanya bisa terjadi karna bumi itu bulat.��
ReplyDeleteDua musim diwilayah belahan khatulistiwa dan 4 musim diwilayah belahan tertentu itu hanya bisa terjadi karna bumi itu bulat. ��
Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.