Covid-19 VS Kualitas Udara
NASA telah merilis citra satelit yang menunjukkan perbedaan kualitas udara di Tiongkok sebelum adanya wabah virus corona (Covid19) dengan saat adanya wabah tersebut.
Menurut NASA terjadi peningkatan kualitas udara dibanding sebelum adanya virus corona. Hal ini ditandai dengan penurunan konsentrasi NO2 di atas wilayah Tiongkok tersebut.
NO2 adalah gas polutan yang dihasilkan dari emisi kendaraan bermotor, industri dan pembangkit listrik. Ini artinya terjadi penurunan aktivitas yang menghasilkan emisi polutan seperti NO2 selama adanya tindakan penanganan virus corona, berupa karantina wilayah.
Kondisi kualitas udara di Tiongkok sebelum dan sesudah penangan virus corona. Gambar: https://earthobservatory.nasa.gov/ |
Kita tahu bersama virus corona yang tengah mewabah di seluruh dunia saat ini adalah SARS-CoV-2. Virus Corona jenis ini dapat menyebabkan penyakit COVID-19 dan merupakan jenis virus Corona ke-7 yang menginfeksi manusia.
Menganalisis Kualitas Udara Dengan Surfer
Tentang Surfer
Aplikasi Surfer merupakan salah satu perangkat lunak yang biasa digunakan dalam pembuatan peta kontur serta pemodelan dalam tiga dimensi berdasarkan grid.
Surfer akan melakukan plotting data tabular XYZ yang tidak beraturan menjadi layar dengan titik-titik segi empat atau grid yang beraturan.
- Contoh pemakaian Surfer: Menganalisis suhu tanah menggunakan aplikasi Surfer
Dengan tampilan data spasial ataupun tiga dimensi akan membantu kita menganalisis suatu hal atau data dengan menyesuaikan parameter interpolasi dan gridding, nilai kontinuitas spasial data dengan variograms.
Dapat juga dengan mengatur tingkat kesalahan dan terobosan, atau lakukan perhitungan grid seperti volume, transformasi, perataan, atau penyaringan.
Aplikasi Surfer relatif mudah digunakan karena tidak membutuhkan komputer dengan spesifikasi tinggi.
Aplikasi Surfer relatif mudah digunakan karena tidak membutuhkan komputer dengan spesifikasi tinggi.
PM10
Dalam kaitan menganalisis kondisi kualitas udara saat sebelum adanya pembatasan aktivitas manusia dengan sesudahnya, yang berkenaan adanya virus corona kita akan membuat distribusi spasial data PM10.
PM10 adalah Particulate Matter dengan ukuran lebih dari 2,5 mikrometer dan kurang dari 10 mikrometer.
Sumber Partikulat "kasar" PM10 antara lain "mold", spora, serbuk sari, dan debu dari jalanan beraspal ataupun tidak beraspal.
Data yang akan kita gunakan adalah data PM10 perjam milik BMKG dari pengamatan di Kemayoran selama bulan Maret 2020. Kita tahu virus corona mulai terdeteksi di Indonesia pada awal Maret dan kemudian mulai ada pembatasan sosial (socail distancing) sejak 16 Maret.
Maka kita akan membandingkan perbedaan distribusi PM10 selama bulan Maret pada sebelum dan sesudah tanggal 16 Maret tersebut, untuk mengetahui ada tidak dampak pembatasan sosial karena virus corona terhadap peningkatan kualitas udara.
Penyiapan data kualitas udara
Pertama, susun data kualitas udara dalam hal ini PM10 tersebut seperti pada gambar di bawah ini. Bisa dalam bentuk excel ataupun txt.
Format data PM10 untuk digunakan dalam aplikasi Surfer |
Yang akan kita gunakan pada aplikasi Surfer adalah data pada kolom D yang berisi tanggal, kolom E merupakan jam dan F adalah data PM10. Pastikan data pada ketiga kolom tersebut adalah dalam format "number".
Kemudian buka aplikasi Surfer. Tampilannya seperti ini.
Jendela utama aplikasi Surfer untuk menganalisis kualitas udara |
Membuat file Grid
Untuk menampilkan data yang telah kita buat sebagaimana pada format excel di atas, maka klik "grid" kemudian pilih "data" maka akan muncul jendela untuk mencari file. Arahkan pada file yang sudah kita persiapkan sebelumnya.
Mencari file yang berisi data PM10 |
Jika file sudah ditemukan dan diklik, maka akan tampil jendela untuk mengatur kolom data yang diinginkan. Maka dalam praktek ini, arahkan sebagai berikut.
- X = kolom D yang berisi tanggal
- Y = kolom E yang berisi jam
- Z = kolom F yang berisi data PM10
Tampilannya seperti di bawah ini.
Pengaturan kolom data yang akan diproses oleh Surfer |
Jika sudah sesuai kemudian klik OK. Maka aplikasi Surfer akan memproses data kualitas udara PM10 tersebut menjadi file grid.
Pada kolom Output Grid File arahkan penyimpan file grid tersebut ditempat yang mudah kita ingat atau pada folder tertentu yang mudah kita akses. Jika sudah, klik Ok.
Mulai membuat tampilan kontur atau spasial kualitas udara
Untuk mulai membuat kontur suhu tanah, kembali ke menu utama, klik "map>new>contour map", maka akan terbuka jendela untuk mencari data grid.
Arahkan pada file data grid yang sudah kita buat pada langkah kedua di atas. Tampilannya seperti ini.
Langkah membuka file grid untuk membuat kontur atau peta distribusi kualitas udara |
Jika file grid yang kita buat sebelumnya sudah diklik, maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini.
Kontur dasar distribusi PM10 dalam 24 jam selama bulan Maret 2020 |
Pada halaman utama di atas adalah kontur kualitas udara PM10 dan pada panel kiri adalah properties peta kontur tersebut.
Untuk mempercantik peta di atas kita dapat mengubah properti pada panel kiri guna memudahkan kita menganalisis kondisi kualitas udara berkenaan penangaan virus corona di Indonesia.
Mengubah properti kontur distribusi PM10
Mari kita customize kontur dasar dsitribusi kualits udara dari parameter PM10 di atas. Lakukan langkah sebagaimana pada gambar di bawah ini.
Mengatur skala peta pada Surfer |
Klik pada Map, akan muncul propertiesnya, klik tab Scale. Lakukan pengaturan berikut :
- Kosongkan kotak Proportional XY. Ini dimaksudkan agar perubahan tinggi dan lebar akan dilakukan manual.
- X Scale isi dengan 5.500 in
- Y Scale isi dengan 6.000 in
Selanjutnya, untuk memberi gradasi warna pada peta kontur tersebut, maka lakukan pengaturan seperti pada gambar di bawah ini.
Mengatur warna kontur peta pada Surfer |
Klik Contours, klik tab Level, lalu isikan 0 untuk minimum dan 600 untuk maksimum. Jangan lupa untuk mengaktifkan kotak Fill counturs dan Color scale.
Untuk mengatur properti sumbu X yang merupakan tanggal dan sumbu Y yang merupakan jam, maka
kembali ke Map lalu:
- klik Bottom Axis untuk mengatur properties dari aksis peta kontur kita, yang menggambarkan tanggal.
- klik Left Axis untuk mengatur properties yang menggambarkan jam pengamatan.
Seperti pada gambar berikut.
Mengatur skala "botom axis" yang merupakan tanggal pengamatan |
Selanjutnya kita dapat menambahkan judul gambar, nama aksis tanggal dan jam dengan mengklik ikon "A" pada deretan menu Surfer di bagian atas.
Hasil
Jika sudah, maka hasil kerja pada aplikasi surfer di atas dapat kita ekspor menjadi file image dengan berbagai ekstensi seperti png, jpeg dan gis. Sebagai contoh hasilnya sebagai berikut.
Hasil akhir peta distribusi kualitas udara - PM10 |
Analisis
Pemerintah sejak 16 Maret 2020 telah memberi himbauan tentang social distancing atau pembatasan sosial guna meredam laju penyebaran virus corona. Himbauan tersebut dengan menyerukan untuk membatasi aktivitas di luar rumah.
Pembatasan juga diberlakukan untuk aktivitas kegiatan pegawai dan pekerja dengan menyerukan untuk bekerja dari rumah atau work from home.
Adanya pembatasan ini tentunya akan mengurangi aktivitas transportasi yang tentunya mengurangi emisi kendaraan bermotor. Pada akhir kualitas udara akan meningkat.
Berdasarkan gambar hasil akhir menggunakan aplikasi Surfer di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Pada pagi hari belum terlihat adanya peningkatan kualitas udara. Artinya aktivitas yang menghasilkan polutan belum banyak berkurang.
- Perbaikan kualitas udara terlihat pada sore hingga malam hari. Hal ini berarti social distancing telah diterapkan oleh masyarakat dengan tidak lagi beraktivitas keluar rumah pada jam tersebut.
Berdasarkan hal tersebut nampaknya secara umum masih banyak yang melakukan aktivitas pada pagi hari yang mungkin karena memang harus mencari nafkah.
Demikian tutorial cara menganalisis kualitas udara saat adanya Virus Corona menggunakan Surfer. Semoga bermanfaat.
28 Comments
Waww ide yng Mantaps banget..untuk mengukur aktifitas manusia dengan qualitas udara. Data ini bener bener g bisa bohong ya.
ReplyDeleteSemua daerah bisa menggunakan ide ini atau pusat bisa mengontrol daerah manggunakan ini.
Sayang jaringan datanya masih belum banyak mang
Deleteinformatif dan bermanfaat
ReplyDeleteTrims kunjungannya mba
DeleteTrims kunjungannya mba
DeleteSalah dua manfaat dari virus Corona adalah polusi udara jadi berkurang sehingga otomatis udara bersih lebih banyak. Bukan cuma di China saja, tapi juga di Amerika serikat dan Eropa karena banyak orang di rumah aja.
ReplyDeleteAplikasi surfer kompleks juga ya bang, sayangnya saya ngeblog pakai hape bukan PC, lagipula jika ada PC juga belum tentu install aplikasinya sih.��
Selalu ada sisi positif atas kejadian negatif
Deletetidak bissa praktek tanpa tahu tempat downlaod data PM 10 ,di bmkg hanya gambar
ReplyDeleteSilahkan mengajukan ke https://www.bmkg.go.id/pengumuman/?p=pelayanan-ptsp-bmkg-secara-online&tag=pengumuman&lang=ID
Delete@bang Day: saat melakukan permohonan layanan di PTSP, milih yg mana untuk data pm10 per jam per hari? saya bingung karena ada 3 pilihan pm10
DeleteAplikasi yang keren nih.
ReplyDeleteAda manfaatnya juga ya social distancing. Bumi nyuruh kita istirahat.mengurangi terburu buru. Langit jadi bisa bebersih.
Kalau pagi memang kita , emak emak, masih kadang keluar keluar bang day. Cari bahan lauk untuk logistik seharian.
Waduuh, anak anak full di rumah. Apaa aja dimakan :)
Setuju mba, bumi sedang menyeimbangkan dirinya atas ulah manusia. Ya mau tidak mau karena sistem kita belum siap kita terpaksa masih harus keluar rumah ut membeli keperluan bertahan hidup
Deleteyah namanya ciptaan tuhan. pasti ada baik ada buruknya, tapi ini aplikasinya berarti pakai plot kyk GIS gitu ya?
ReplyDeleteiya ploting tapi tidak berbasis peta bumi. Namun bisa diproyeksikan ke atas koordinat di pemukaan bumi
Deletekeren banget aplikasi ini bisa mengetahui kualitas udara suatu tempat ya bang
ReplyDeleteHarus ada datanya dulu bang, baru bisa diolah
DeleteItu berarti partikel PM10 malah semakin tinggi, ya? Perlu dicari tahu tuh. Partikel apa? Kalau dari emisi kendaraan, dan jumlah pengguna kendaraan pribadi tidak berkurang, kayaknya harusnya sama saja dengan sebelumnya dong, ya. Menarik untuk dicari tahu.
ReplyDeleteSepertinya 3 minggu pertama belum ada pengurangan yang signifikan karena yang WFH baru kantor2 pemerintah dan jumlahnya sedikit dibanding jumlah pekerja lain yang masuk ke Jakarta
Deletedengan semakin berkurangnya penyebaran polusi udara menjadikan kualitas udara lebih sehat
ReplyDeleteHarapannya demikian mas
DeleteMas apa saja bisa minta data pm10 bulan Maret dan april? Sy ingin coba2 juga...terima kasih bnyak..email: rustan.rustan@unja.ac.id
ReplyDeleteSudah saya jawab via email ya :)
DeleteKalau ikut langkah-langkahnya, sepertinya mudah karena ada tutorialnya. Tapi kalau cara bacanya sekaligus dampaknya, masih bingung2 mas..
ReplyDeleteYa harus dianalisis bersama ahli polusi mas hehe
Deletewah betul bang, mereka mencari nafkah dulu sedapetnya utk keperluan bertahan hidup selama lockdown.
ReplyDeleteiya mas, pekerja2 harian tentunya tetap harus mencari nafkah kecuali jaminan sosial pemerintah sudah terdistribusi
DeleteHimbauan tentang social distancing membuat kualitas udara jadi baik, dan adanya aplikasi jadi mempermudah menilainya
ReplyDeleteHimbauan tentang social distancing membuat kualitas udara jadi baik, dan adanya aplikasi jadi mempermudah menilainya
ReplyDeleteTerima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.