Data Agrometeorologi
Dalam pelaporan data pengamatan agrometeorologi dari jaringan stasiun BMKG dikenal tiga form yaitu form Agrometeorologi 1A,1B dan Fenologi [1].
Data iklim pada ketiga form tersebut berbasis periode mingguan yang dikenal dengan nama mingguan seragam.
Form Agrometeorologi 1A dan 1B sebenarnya memuat data iklim yang sama yang ada pada Fklim71, form penguapan, form suhu tanah dan lainnya. Perbedaannya pada periode data.
Pada form iklim lainnya menggunakan penanggalan kalender bulanan yang dimulai dari tanggal 1 hingga akhir bulan.
Adapun pada form Agrometeorologi 1A dan 1B data pengamatan iklim dan agrometeorologi harian disusun dalam periode mingguan menggunakan standar mingguan seragam.
Konsep Standard Meteorological Weekly
Penanggalan dengan cara mingguan seragam ini dikenal dengan nama Standard Meteorological Weekly. Umum digunakan dalam pengelolaan data agrometeorologi.
Contoh analisis menggunakan data mingguan seragam |
Agrometeorologi merupakan serapan dari kata Agrometeorology, singkatan dari Agricultural Meteorology. Sebuah cabang disiplin ilmu yang memelajari tentang kaitan meteorologi, hidrologi, pedologis dan faktor biologis dengan produksi pertanian.
Dalam Agrometeorologi juga dipelajari interaksi antara pertanian itu sendiri dengan kondisi lingkungan.
Tujuannya adalah untuk menjelaskan efek-efek kaitan tersebut secara sains dan untuk membantu petani atau pelaku pertanian dalam menerapkan pengetahuan dan informasi yang mendukung usahanya secara agrometeorologis.
Penanggalan Mingguan Seragam
Menurut konsep Standard Meteorological Weekly, dalam satu tahun dibagi menjadi 52 minggu yang masing-masing berisi tanggal sebagaimana pada tabel mingguan seragam di bawah ini [3].
Beberapa kekhususan yaitu:
- Minggu ke-9 pada tahun kabisat akan berisi 8 hari, karena tanggal 29 berada pada periode minggu ini
- Minggu ke-51 akan selalu berisi 8 hari.
Pembagian tanggal mingguan seragam guna pengamatan iklim dalam agrometeorologi seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel pembagian tanggal pada mingguan seragam. Sumber [1] |
Stasiun Klimatologi BMKG melaporkan data mingguan seragam ini dalam 12 periode yang sejalan dengan laporan bulanan setiap tahunnya. Setiap periode berisi data dengan 4-5 minggu data harian.
Hal serupa juga digunakan dalam pelaporan data iklim oleh Crop Weather Station (CWS) di India [3].
Tujuan Data Mingguan Seragam
Mengapa ada form pelaporan dengan konsep waktu mingguan seragam atau Standard Meteorological Weekly ini?
WMO dalam Guide to Agricultural Meteorological Practices menerangkan bahwa:
- Dalam tujuan kegiatan pertanian, penggunaan periode kalender bulanan kurang sesuai. Diperlukan suatu periode data yang lebih pendek namun tidak dibatasi oleh periode kalender bulanan.
- Periode data yang lebih pendek dapat berupa data mingguan atau data sepuluh harian (dasarian). Statistik atas periode data ini dapat menggambarkan kondisi anomali iklim pada periode itu sendiri.
Dalam buku panduan tersebut, WMO juga menekankan bahwa periode data baik mingguan seragam atau juga data dasarian harus dikaitkan dengan fase fenologi tanaman atau fase periode budidaya tanaman.
Jadi, data ketersediaan air, rata-rata suhu udara, periode hari hujan ataupun tanpa hujan dianalisis dan dikaitkan dengan:
- Pertumbuhan tanaman rata-rata dalam setiap musim
- Periode yang berkaitan dengan tahap fenologis yang sangat kritis
- Periode di mana tanaman memerlukan perlakuan khusus atau memerlukan perlindungan secara khusus.
Secara lengkap tentang fenologi dapat dibaca pada:
- Konsepsi Pengamatan Fenologi sebagai bagian Tupoksi Stasiun Klimatologi
- Pedoman Pengamatan Fenologi menurut WMO
Selanjutnya, WMO sendiri menekankan jika periode mingguan kalender lebih mudah diterapkan namun sulit jika digunakan untuk membandingkan data mingguan antar tahun.
Hal ini karena pada mingguan kalender setiap tahun tidak sama. Misalnya kita ingin mengambil minggu pertama tahun 2020, itu hanya berisi 4 hari kalender. Adapun minggu terakhir tahun 2020 hanya berisi 5 hari kalender.
Karena itulah kemudian dalam kepentingan agrometeorologi muncul Standard Meteorological Weekly di mana di Indonesia dikenal dengan istilah mingguan seragam, sebagaimana pada tabel di atas.
Kemudahan Analisis Data
Dengan konsep mingguan seragam maka jumlah hari setiap minggunya sepanjang tahun akan tetap sama yaitu 7 hari. Kecuali pada minggu ke-9 dan ke-52 yang khusus tersebut di atas.
Kemudian dalam mingguan periode data dalam tujuh hari akan sama setiap tahunnya. Misalnya kita ingin membandingan mingguan seragam ke-1 untuk tahun 2019 dan 2020 itu akan berisi tanggal yang sama yaitu 1 .d 7 Januari.
Jika kita menggunakan mingguan kalender maka minggu ke-1 pada tahun 2019 akan berbeda tanggal dan jumlah harinya dengan minggu ke-1 pada tahun 2020 yaitu:
- Minggu ke-1 2019 berisi tanggal 1-5 Januari atau berjumlah 5 hari.
- Adapun minggu ke-1 2020 berisi tanggal 1-4 Januari atau sebanyak 4 hari.
Tentunya rata-rata data iklim yang dihasilkan dari 5 hari dengan 4 hari akan berbeda maknanya.
BMKG sendiri menggunakan dua konsep periode mingguan seragam dan data sepuluh harian tersebut.
Mingguan seragam digunakan dalam pelaporan Agm 1A dan Agm 1B yang lengkapi juga dengan form pelaporan fenologi sebagaimana instruksi WMO tersebut.
Adapun data dasarian digunakan BMKG dalam monitoring Hari Tanpa Hujan yang efektif untuk menganalisis kekeringan meteorologis dan berbagai analisis iklim lainya.
WMO sendiri menyarankan untuk memublikasikan data agrometeorologi atau ikhtisar data iklim secara periodik mulai dari mingguan, dasarian dan bulanan.
Adapun FAO selaku organisasi dunia yang menangani pertanian dan pangan juga merekomendasikan analisis iklim dalam skali mingguan, dasarian dan bulanan untuk dikaitkan dengan sistem budidaya tanaman [5].
Adapun FAO selaku organisasi dunia yang menangani pertanian dan pangan juga merekomendasikan analisis iklim dalam skali mingguan, dasarian dan bulanan untuk dikaitkan dengan sistem budidaya tanaman [5].
Dalam keperluan lain WMO menyebutkan bahwa dalam konteks kekeringan dan dampaknya pada pertanian, data iklim dalam skala pentad dan mingguan akan lebih dapat menggambarkan dinamikanya [4].
Demikian ulasan tentang konsep mingguan seragam dalam pengamatan agrometeorologi. Semoga bermanfaat.
Referensi
- BMKG: Perka No. 2016 - Pengamatan dan Pengelolaan Data Iklim
- Standard Meteorological Weeks: https://shodhganga.inflibnet.ac.in/bitstream/10603/208965/13/13_appendices.pdf
- Practical Manual on Agrometeorology: http://14.139.51.37/centrallibrary/admin/book/77fa5c35c4agromanualI.pdf
- WMO: Guide to Agricultural Meteorological Practices, 2010 edition
- FAO: Chapter 3 - Meteorological data
29 Comments
Sebuah cabang disiplin ilmu yang membuat saya mangut-mangut. Pertanda tidak bisa mencernanya :D
ReplyDeleteTrims udah komen mas hehe
DeleteDuh aku ga masuk wkwkw
ReplyDeletetapi sedikit mencerna,,
meskipun awam hahaha
Tenang mas, ini gak keluar di ujian kok :)
DeletePenentuan waktunya harus ada standardnya ya Bang Day.
ReplyDeleteOya, ada postingan tentang hubungan perubahan iklim dengan pola hidup serangga, gak?
Dgn waktu yang standar memudahkan analisis mba.
DeleteWah saya belum pny bahan ttg serangga mba, kalo perubahan iklim secara umum ada di sini
waduh,, engak mudeng saya om, apalagi klo menyangkut WMO Meteorological Weekly, dan sejenisnya. cuma tahunya, suhu hari ini lebih panas dari minggu lalu, hari ini hujan, hehe
ReplyDelete😊😊😊
Deleteampun bang aku jurusanbahasa dulu waktu SMA nggak belajar IPA sama matematika
ReplyDeleteMasak gak belajar matematika, boong banget deh hehe
DeleteAgak sulit mencernanya, tapi begitu analisis datanya jadi kayaknya bermanfaat nih..
ReplyDeleteSip deh
DeleteBentarrrr pelan pelaaann.. nda paham :((
ReplyDeleteIya bang Dije iyaaa
DeleteItu data BMKG pasti banya dan ngejelimet banget yak
ReplyDeletebergantung siapa yang baca mas hehe
Deletebang, mau nanya.. pusat badan meteorologi itu ada di daerah pandaan situ ya? hehe sepertinya daerah sana selalu terdepan daalam memberi info gempa dll terkait iklim.
ReplyDeleteBMKG di setiap provinsi ada mas, terdiri dari beberapa stasiun untuk pengamatan dan diseminasi informasi yang tersebar pada beberapa lokasi
Deleteperubahan cuaca, dalam jangka pendek, mungkin sulit untuk diprediksi…
ReplyDeletethank you for sharing
Justru semakin pendek jangka waktunya malah semakin mudah mas
DeleteSetelah membaca ulasan diatas, walaupun cukup sukar untuk dipahami tapi mengingatkan saya kembali atas percakapan temen seperjuangan dulu untuk masuk ke jurusan geologi, hahaha..
ReplyDeleteWah malah gak ada kaitan ma geologi ini mas
DeleteMemang sangat penting laporan cuaca untuk pertanian agar hasilnya bisa maksimal ya bang Day, soalnya ini masuk ketahanan pangan juga. Misalnya laporan cuaca Minggu kedua bulan mei sudah mulai jarang hujan, maka bisa mulai menanam tanaman lain yang butuh sedikit air saja, jangan malah padi yang butuh banyak air, nanti mubasir kecuali ada pasokan air dari irigasi
ReplyDeleteWuih mantap jiwa Mas Agus pemahamannya.. keren mas
DeleteArtikel terbarunya belum ada, ditunggu nih
ReplyDeleteSip mas supportnya, barusan terbit hehehe
DeleteCuma bisa baca tanpa mengerti lebih banyak :(.
ReplyDeleteTapi senang juga dapat tambahan pengetahuan :)
Nice sharing
gpp mas, sarana BW sesama kita aj hehe
Deletedata ni turut digunapakai oleh bidang agro industri?
ReplyDeleteTerima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.