Bagaimana Lautan Memengaruhi Cuaca dan Iklim

Climate4life.info - Bagaimana Lautan Memengaruhi Cuaca dan Iklim


Interaksi Lautan dan Atmosfer

Umumnya saat membahas cuaca dan iklim, perhatian utama hanya pada atmosfer. Hal ini karena cuaca dan iklim sendiri didefinisikan kondisi fisis atmosfer.

Permukaan bumi sendiri ditutupi oleh 70% lautan. Dengan luas tersebut lautan menjadi pembangkit yang dominan pada cuaca dan iklim [1]. 

Lautan dan atmosfer saling berhubungan dan mempertukarkan uap air, gas dan energi panas. Perubahan yang terjadi pada lautan akan memengaruhi kondisi atmosfer dan sebaliknya juga [2].

Interaksi lautan dan atmosfer ini sangat chaos sangat  yang menyebabkan semakin sulitnya membuat prakiraan cuaca dan iklim.

Berbagai persamaan pemodelan cuaca yang umumnya dibuat berdasarkan asumsi yang disederhanakan menjadi sangat sulit mengikuti hubungan lautan dan atmosfer yang acak tersebut. 



Observasi Cuaca dan Iklim di Lautan

Pemantauan lautan dan pengaruhnya terhadap cuaca dan iklim ini menjadi salah satu fokus pengamatan meteorologi dunia karena berkaitan dengan  keselamatan pelayaran dan aktivitas manusia di lautan.

Lalu lintas perdagangan dunia 90% berada di lautan dam 40% populasi manusia juga mencari nafkah di lautan [1].

WMO selaku badan meteorologi dunia merumuskan Global Ocean Observing System (GOOS) berkaitan pengurangan potensi bencana akibat cuaca di lautan guna meningkatkan keselamatan pada jalur pelayaran.

Sistem ini mencakup jaringan pengamatan cuaca pada kapal-kapal, buoy dan peralatan pengamatan cuaca lainnya.

Skema Global Ocean Observing System (GOOS) WMO
Gambar: https://cpo.noaa.gov/
.
Jaringan tersebut dilengkapi dengan teknologi terbaru dalam pemantauan lautan hingga ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut.

WMO juga berkolaborasi dengan industri maritim yang dapat mendukung pengamatan sukarela dari kapal-kapal mereka.


GOOS juga menjadi bagian penting dalam untuk berkontribusi pada Konvensi UNFCCC tentang perubahan iklim, konvensi PBB tentang keanekaragaman hayati, dan mandat IOC/WMO untuk menyediakan layanan operasional kelautan [3].



3 Peran Lautan Pada Dinamika Cuaca Dan Iklim

Bagaimana lautan memengaruhi dinamika cuaca dan iklim, setidaknya terdapat tiga hal utama.


1. Pertukaran Panas (Heat Transfer)

Saat menerima energi matahari, pemanasan di bumi tidaklah merata. Hal ini kemudian menyebabkan terjadi sirkulasi atmosfer pada belahan bumi utara dan selatan.


Sirkulasi atmosfer ini akan menyebabkan perpindahan panas dari wilayah tropis ke kutub.

Lautan sendiri akan menyerap panas lebih banyak dibanding daratan. Panas ini akan tersimpan dalam air laut yang akan ikut berpindah mengikuti peredaran arus laut hingga ribuan kilometer.

Panas yang terkandung dalam massa air laut tersebut akan dilepaskan kembali ke atmosfer pada tempat yang berbeda dari saat panas tersebut diterima.

Perjalanan panas yang dikandung dalam air laut mengikuti arus laut [6]

Air laut pada permukaan dan perairan dalam akan bercampur secara bertahap dalam rentang waktu yang lebih lama. Sistem sirkulasi laut utama yang disebut sirkulasi termohalin menghanyutkan air permukaan yang dingin ke laut dalam.

Sirkulasi termohalin pada akhirnya juga akan mengangkat sebagian air laut dalam ke permukaan. Perjalanan siklus ini berjalan tidak singkat, umumnya dibutuhkan setidaknya beberapa ratus tahun [6].

Lautan dengan suhu yang lebih hangat maka penguapannya akan tinggi. Penguapan yang tinggi akan menyebabkan proses terjadinya hujan lebih mudah terbentuk [4].

Kemampuan laut dalam menyimpan panas yang besar juga membantu mengatur iklim [5]. Perbedaan kapasitas panas laut menjadi salah satu penyebab terjadinya peredaran angin monsun.


2. Terbentuknya Badai Tropis

Badai tropis dikenal dengan nama siklon tropis, taifun dan juga hurricane. Bergantung di mana badai tropis tersebut terbentuk.


Baik siklon tropis, taifun dan juga hurricane awal terbentuknya dari lautan.

Adanya daerah tekanan rendah di lautan akan menyebabkan terjadi pergerakan arus udara dalam radius ratusan kilometer dari tempat lain yang bertekanan tinggi menuju pusat tekanan rendah tersebut.

Arus udara ini kemudian mulai berputar karena efek Coriolis dan mengambil uap air dan energi panas dalam jumlah besar saat melewati permukaan laut tropis yang hangat.

Pergerakan massa udara saat taifun Jebi di Jepang 2018

Ketika kecepatan angin dalam badai mencapai 120 kilometer (77 mil) per jam, badai tropis meningkat menjadi siklon tropis, taifun dan juga hurricane. Pada bagian pusatnya, kecepatan angin mencapai 400 kilometer (250 mil) per jam.


Cuaca yang terbentuk oleh adanya badai tropis ini adalah hujan yang sangat deras disertai angin kencang yang memicu banjir dan kerusakan infrastruktur pada wilayah yang dilewatinya.

Terbentuknya siklon tropis merupakan salah satu peran lautan memengaruhi cuaca dan iklim.


3. Enso, La Nina da El Nino

Perubahan panas lautan akan memicu pola cuaca dunia, seperti siklus ENSO, La Nina dan El Nino.


Pada fase ENSO netral atau normal, suhu muka laut, pola hujan kawasan tropis dan sirkulasi atmosfer berada dalam kondisi rata-ratanya.

Pada saat ini angin pasat berhembus secara konstan ke arah barat dari kawasan Pasifik timur sepanjang ekuator.

Hembusan angin pasat yang dikenal juga sebagai sirkulasi Walker timuran ini menghasilkan juga arus laut yang mengarah ke barat.

Pada Fase La Nina disebut fase Enso dingin, hembusan angin pasat dari Pasifik timur ke arah barat sepanjang ekuator menjadi lebih kuat dari biasanya.

La Nina umumnya memberi dampak berupa peningkatan curah hujan di kawasan ekuator barat Pasifik termasuk Indonesia dan sebaliknya potensi kekeringan di kawasan ekuator timur Pasifik [4].

Peningkatan curah hujan di bagian barat Pasifik karena adanya peningkatan sistem konvektif.


Adapun Fase El Nino merupakan anomali iklim dari kondisi normal. Angin pasat yang biasa berhembus dari timur ke barat melemah.

Pelemahan ini dikaitkan dengan meluasnya suhu muka laut yang hangat di timur dan tengah Pasifik.

Di Indonesia kemunculan El Nino dikaitkan dengan terjadinya kemarau panjang sebagaimana yang terjadi pada tahun 1997 dan 2015.

Sebaliknya di wilayah Amerika Selatan terjadi peningkatan curah hujan.

Ini adalah peran lautan memengaruhi cuaca dan iklim baik berupa peningkatan curah hujan maupun terjadinya kekeringan.

ENSO adalah salah satu bentuk varibilitas iklim yang berkaitan dengan interaksi lautan atmosfer. Selain itu, mekansime yang mirip juga terjadi pada Indian Ocean Dipole (IOD) and the North Atlantic Oscillation (NAO).



Lautan dan Perubahan Iklim

Lebih dari 90 persen panas karena emisi karbon manusia tersimpan di lautan  di mana hanya sekitar 2-3 persen yang menghangatkan atmosfer.

Adapun sisanya akan mencairkan salju dan es juga menghangatkan permukaan tanah.

Glossary of Meteorologi/link/button/#1E90FF | Daftar istilah meteorologi dan klimatologi alert-info

Sebagian besar panas yang baru terserap oleh lautan akan dilepaskan ke atmosfer selama berabad-abad mendatang.

Kenaikan suhu lautan karena akumulasi panas yang tersimpan di dalamnya selanjutnya akan menaikkan suhu dunia yang akhirnya memicu terjadinya perubahan iklim.



Referensi

Ulasan bagaimana lautan berperan memengaruhi cuaca dan iklim ini dirujuk pada sumber-sumber di bawah ini.

  1. https://library.wmo.int/doc_num.php?explnum_id=3132
  2. http://www.waterencyclopedia.com/Tw-Z/Weather-and-the-Ocean.html
  3. https://cpo.noaa.gov/Meet-the-Divisions/Ocean-Observing-Monitoring-Division/OCO
  4. https://floridakeys.noaa.gov/ocean/weather.html
  5. https://www.whoi.edu/know-your-ocean/ocean-topics/climate-ocean/
  6. https://www.windows2universe.org/earth/Water/ocean_heat_storage_transfer.html

Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan dan digunakan untuk operasional blog ini.

Jika menurut anda artikel ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

13 Comments

  1. Ilmu yang sangat bermanfaat. Terlihat profesional sekali tulisan ini. Ditunjang paragraf yang tidak panjang. Enak menikmati membacanya.

    ReplyDelete
  2. wah, ternyata laut lbh berpengaruh ya terhadap iklim, terasa sekali iklim yg saat ini mulai tdk karuan, pasti ada apa2 dgn lautan

    ReplyDelete
  3. saya baru tahu istilah sirkulasi termohalin di sini. pas saya masa sekolah dulu saya kemana ya? hehe

    ReplyDelete
  4. Interaksi lautan dan atmosfer ini sangat chaos sangat yang menyebabkan semakin sulitnya membuat prakiraan cuaca dan iklim.

    aku ngerti, tapi bikin mataku gatel, hehe

    ReplyDelete
  5. Bang Day hebat ikh blognya penuh edukasi kayaknya itu Band day menguasai banget. Aku jad kepo ama latar belakang pendidikannya hahahah 😂

    ReplyDelete
  6. Hmm, penasaran sama statement terakhirnya. Kalau panas di lautan baru dilepas berabad2 lamanya, berarti dulu lebih dingin dan di masa depan pasti bakalan lebih panas y? btw pengaruhnya seberapa besar bang kalau dibandingkan faktor lainnya?

    ReplyDelete
  7. Semoga ada manfaatnya. Trims kunjungannya

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.