Jika Prediksi Cuaca Hanya Akurat Untuk Sepekan, Bagaimana Ilmuwan Memprediksi Iklim Setahun Hingga 100 Tahun Ke Depan?

Climate4life.info - Beda cuaca dan iklim terletak pada skala waktu dan ruang. Cuaca merupakan kondisi fisis atmosfer seperti suhu udara, hujan dan kecepatan angin pada pada suatu tempat yang sempit dan dalam skala waktu yang pendek.


Ilustrasi cuaca dan iklim
Gambar: https://www.pinclipart.com/


Umumnya rentang cuaca mulai satu hari hingga sepekan. Saat kita berbicara hari ini hujan, kemarin terasa panas atau akhir pekan nanti akan bersalju maka kita sedang berbicara tentang cuaca.

Iklim, ringkasnya adalah statistik dari kondisi cuaca. Mengapa menggunakan statistik, karena dalam iklim runtun data selama puluhan  tahun hingga ratusan tahun yang terkumpul diolah dan dianalisis menggunakan bantuan metode statistik baik manual maupun dalam bentuk model komputer canggih.


Ketika para ilmuwan berbicara tentang iklim, mereka sedang melihat rata-rata curah hujan, suhu, kelembapan, sinar matahari, kecepatan angin, fenomena seperti kabut, embun beku, dan badai hujan es, serta ukuran cuaca lainnya yang terjadi dalam jangka waktu yang lama di tempat tertentu.

Misalnya, setelah melihat data pengukur hujan, tingkat ketinggian air danau dan waduk, dan juga data satelit, para ilmuwan dapat mengetahui apakah selama musim panas, suatu daerah lebih kering daripada rata-rata.

Jika terus menjadi lebih kering dari biasanya selama banyak musim panas, kemungkinan besar akan menunjukkan perubahan iklim


Prakiraan Cuaca versus Prediksi Iklim

Prakiraan Cuaca

Dalam memprakirakan cuaca, seorang prakirawan cuaca atau forecaster akan menjelaskan  berapa suhu udara  besok, akankah hujan, berapa intensitas hujan yang mungkin terjadi dan juga apakah akan ada badai petir.

Saat ini, sebagian besar prakiraan cuaca didasarkan pada model numerik, yang menggabungkan pengamatan tekanan udara, suhu, kelembaban dan angin untuk menghasilkan perkiraan terbaik keadaan atmosfer dari kondisi saat ini hingga beberapa waktu ke depan.

Seorang forecaster kemudian melihat keluaran model untuk mencari tahu skenario yang paling mungkin. Keakuratan prakiraan cuaca bergantung pada model dan keterampilan para prakirawan cuaca.

Prakiraan cuaca jangka pendek akurat hingga seminggu ~  https://nsidc.org/ alert-success

Dari sini kemudian muncul pertanyaannya, jika prediksi cuaca hanya akurat hingga sepekan, bagaimana mungkin para ilmuwan, meteorologis dan klimatologis dapat memprediksi musim ke musim hingga proyeksi perubahan iklim puluhan tahun ke depan?


Prakiraan Iklim

NOAA menyebutkan Prakiraan iklim memanfaatkan evolusi lambat dari sistem gabungan atmosfer/laut/darat/kriosfer (es), dan biasanya dinyatakan dalam istilah probabilistik (misalnya probabilitas kondisi yang lebih hangat atau lebih basah daripada rata-rata) untuk periode seperti minggu, bulan, atau musim.


Dalam prakiraan iklim di mana iklim juga merupakan sistem yang sangat kompleks, tidak akan menyajikan kondisi atmosfer detail hari ke hari, tetapi lebih berfokus pada kondisi rata-rata suatu wilayah dari waktu ke waktu. 

Publik sebenarnya tidak peduli soal perbedaan cuaca dan iklim, namun WMO menyebutkan yang dimaksud dalam WMO-1174 prediksi iklim meliputi skala minggu hingga dekade. alert-info

Keluaraan prakiraan iklim tidak akan menentukan berapa curah hujan pada tanggal 1 Januari dua tahun ke depan, tetapi akan memberi gambaran pada awal Januari di tahun tersebut kemungkinan curah hujan akan lebih tinggi dari biasanya dan atau suhu udara akan lebih dingin dari rata-ratanya.

NOAA menyebut ini sebagai "Climate Outlook".


Pemodelan Iklim

Prakiraan Cuaca dan Prakiraan iklim menggunakan sistem pemodelan yang hampir serupa namun dengan tujuan akhir yang berbeda.

Dalam pemodelan iklim menggunakan gambaran yang lebih besar. Model iklim diharapkan dapat menjawab pada wilayah mana di bumi yang kondisi rata-rata akan berubah. Berapa banyak hujan atau salju yang diharapkan turun di tahun depan.

Model iklim juga diharapkan mampu menjelaskan bagaimana suhu tinggi dan rendah serta keberadaan awan akan berbeda dari yang biasa kita alami sekarang, di mana air pasang laut akan terjadi, jenis ekstrem apa seperti badai topan, monsun, badai musim dingin, banjir, kekeringan, kebakaran hutan dan apa yang harus kita siapkan.


Model iklim mencakup lebih banyak proses pada atmosfer, samudera, dan daratan mencakup juga faktor lain seperti sirkulasi laut dan pencairan gletser. Model-model ini biasanya dihasilkan dari persamaan matematika yang menggunakan ribuan titik data untuk mensimulasikan transfer energi dan air yang terjadi dalam sistem iklim.

Para ilmuwan menggunakan model iklim untuk memahami sistem bumi yang kompleks. Model-model ini memungkinkan mereka untuk menguji hipotesis dan menarik kesimpulan tentang sistem iklim masa lalu dan masa depan. 


Ini dapat membantu mereka menentukan apakah peristiwa cuaca abnormal atau badai adalah akibat dari perubahan iklim atau hanya bagian dari variasi iklim rutin.

Misalnya, ketika memprediksi siklon tropis selama musim badai, para ilmuwan dapat menggunakan model iklim untuk memprediksi jumlah badai tropis yang mungkin terbentuk di lepas pantai dan di wilayah mana badai tersebut kemungkinan besar akan mendarat.


Kembali pada pertanyaan, jika prakiraan cuaca hanya akurat hingga sepekan ke depan  bagaimana kita yakin dengan prakiraan dengan skala waktu yang lebih panjang?

Memprediksi iklim secara akurat bergantung pada mendapatkan sejumlah kondisi batas tersebut dengan benar, banyak di antaranya berhubungan dengan energi atmosfer. Termasuk di dalamnya adalah jumlah dan kekuatan sinar matahari yang mencapai bumi, reflektifitas permukaan bumi, pergerakan panas di lautan, dan opasitas atmosfer terhadap radiasi terestrial sebagai akibat dari gas rumah kaca.


Dan untuk alasan ini, mendapatkan pengamatan jangka panjang yang akurat, misalnya, variasi output energi matahari dari waktu ke waktu sangat penting untuk memahami perubahan iklim di masa lalu. 

Ketidakpastian tentang bagaimana output matahari akan berubah dalam beberapa dekade mendatang membatasi kemampuan kita untuk memprediksi iklim masa depan dengan penuh keyakinan. Namun, variasi dekade dalam output matahari tidak relevan untuk memprediksi cuaca besok.

Ada perbedaan mendasar lainnya antara prediksi cuaca dan iklim. Beberapa di antaranya berkaitan dengan mekanisme. Misalnya, prediksi cuaca yang akurat memerlukan simulasi yang baik dari proses yang mengarah pada presipitasi dari awan karena relevan atau tidaknya hujan di lokasi tertentu pada hari tertentu.

Untuk prediksi iklim, spesifik dari proses awan-ke-hujan kurang penting. Jauh lebih penting adalah memelajari sifat reflektif awan karena ini memengaruhi kesetimbangan energi jangka panjang bumi. Sekali lagi, kedua masukan ini menghadirkan tantangan yang sulit tetapi berbeda.

Dan itulah mengapa membandingkan keterbatasan prediksi cuaca dengan prediksi iklim sedikit atau banyak seperti membandingkan apel dan jeruk.

Baca juga:
Perbedaan prakiraan iklim dengan proyeksi iklim dalam terminologi Perubahan Iklim alert-info



Referensi:

  • https://scienceexchange.caltech.edu/topics/sustainability/climate-change-predictions
  • https://news.climate.columbia.edu/2018/05/18/climate-models-accuracy/
  • https://www.climate.gov/news-features/decision-makers-toolbox/weather-forecasts-versus-climate-outlooks-whats-difference
  • https://www.scientificamerican.com/article/can-climate-science-predict/
  • https://www.popsci.com/environment/article/2009-03/weather-prediction-climate-prediction-whats-diff/

Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan dan digunakan untuk operasional blog ini.

Jika menurut anda artikel ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

0 Comments