Klasifikasi Iklim Menurut Koppen, Indonesia Masuk Tipe Apa?

 



Apa itu klasifikasi iklim?

Klasifikasi adalah pengelompokan objek atau peristiwa secara sistematis ke dalam kelas berdasarkan kesamaan sifat atau hubunganya. 

Klasifikasi iklim merupakan formalisasi sistem untuk mengenali, memperjelas, dan menyederhanakan persamaan dan perbedaan iklim antara wilayah geografis untuk meningkatkan pemahaman ilmiah tentang iklim itu sendiri.



Tujuan Klasifikasi Iklim

Bumi memiliki banyak keanekaragaman fitur seperti kondisi geografis, ketinggian hingga pola sirkulasi atmosfer.  Berbagai variasi tersebut menyebabkan iklim di seluruh bumi menjadi bervariasi atau dengan kata lain, tidak ada dua tempat di bumi yang dapat dikatakan memiliki iklim yang persis sama.


Klasifikasi iklim membantu kita untuk mengetahui jenis kondisi apa yang biasanya dialami suatu wilayah sepanjang tahun. 

Mengetahui klasifikasi iklim suatu wilayah dapat berguna ketika kita memilih bahan bangunan untuk perlindungan dan daya tahan, atau ketika mempertimbangkan tanaman apa yang mungkin (atau tidak mungkin) tumbuh subur di suatu wilayah. 

Bagi pengunjung atau turis, mengetahui klasifikasi iklim suatu lokasi dapat membantu mereka memilih pakaian yang sesuai untuk dibawa.



Klasifikasi Iklim Menurut Koppen

Ada banyak klasifikasi iklim yang disusun oleh para klimatologis atau ahli iklim. Salah satunya klasifikasi yang disusun oleh Wladimir Köppen (1846 – 1940),  seorang ahli klimatologi Jerman serta ahli botani kelahiran Rusia.

Koppen menerbitkan skema pertamanya pada tahun 1900 dan versi revisi pada tahun 1918. Dia terus merevisi sistem klasifikasinya sampai kematiannya pada tahun 1940. Ahli iklim lain telah memodifikasi bagian dari prosedur Köppen berdasarkan pengalaman mereka di berbagai belahan dunia.

Klasifikasi iklim Koppen didasarkan pada penyusunan batas-batas iklim sedemikian rupa berdasarkan sebaran vegetasi. Adapun unsur iklim yang digunakan adalah suhu dan kelembapan udara.



Klasifikasi iklim menurut Wladimir Koppen
Gambar: https://www.britannica.com/science/Koppen-climate-classification




Langkah-langkah pembuatan klasifikasi iklim Koppen

Klasifikasi Köppen didasarkan pada pembagian iklim terestrial dengan lima tipe utama, yang dilambangkan oleh huruf kapital ABC, D, dan E. Masing-masing tipe iklim ini kecuali B, ditentukan oleh kriteria suhu, dengan kondisi iklim sebagai berikut.

  • Iklim hujan tropis (A)
Pada regim iklim ini, suhunya berkisar antara 18˚C-30˚C, di mana curah hujan setiap bulannya sebesar > 60mm. Vegetasi yang tersebar dan tumbuh subur adalah ekosistem hutan hujan tropis.

  • Iklim kering (B)
Sepanjang tahun memiliki curah hujan yang merata. Suhu udaranya berada pada kisaran 19˚C-32˚C. Adapun tanaman yang banyak tumbah adalah bioma stepa dan pada pasir atau bioma gurun.

  • Iklim sedang (C)
Pola suhu tahunan terbagi menjadi suhu musim dingin  antara -3 °C sampai kurang dari 18°C dan pada saat musim panas suhunya berkisar lebih dari 10°C. Dalam kawasan ini, udara selalu lembab sepanjang tahunnya di mana bersifat kering pada musim dingin dan panas. Adapun curah hujan setiap bulannya sekitar lebih dari 60 mm.

  • Iklim dingin (D)
Iklim ini bersifat dingin dan kering dengan suhu rata-rata berkisar -3˚C sampai ≥ 10˚C. .

  • Iklim kutub (E)
Pada regim ini, kisaran suhu udara  antara 0°C sampai 10°C, disebabkan karena faktor ketinggian topografi yang berada lebih dari 1.500 meter dari permukaan laut. Vegetasi yang terlihat adalah bioma tundra dengan salju abadi.


Tipe B menunjukkan iklim di mana faktor pengendali vegetasi adalah kekeringan (bukan dingin). Kegersangan bukan masalah curah hujan saja tetapi ditentukan oleh hubungan antara masukan curah hujan ke tanah di mana tanaman tumbuh dan kerugian evaporasi.

Karena data penguapan sulit untuk dianalisis dan bukan merupakan pengukuran konvensional di stasiun meteorologi, Köppen kemudian mengganti formula yang mengidentifikasi gersang dalam hal indeks suhu-presipitasi (yaitu, penguapan diasumsikan dikendalikan oleh suhu). 

Iklim kering dibagi menjadi subtipe kering (BW) dan semi kering (BS), dan masing-masing dapat dibedakan lebih lanjut dengan menambahkan kode ketiga, h untuk hangat dan k untuk dingin.

Seperti disebutkan di atas, suhu hanya mendefinisikan empat jenis iklim utama untuk A, C, D dan E. Ini dibagi lagi, dengan huruf tambahan lagi digunakan untuk menunjuk berbagai subtipe. 

Tipe iklim A (terhangat) dibedakan berdasarkan musim curah hujan:
  • Af (tidak ada musim kemarau), 
  • Am (musim kemarau pendek), atau 
  • Aw (musim kemarau musim dingin). 

Iklim tipe E (terdingin) secara konvensional dipisahkan menjadi iklim:
  •  tundra (ET) dan 
  • salju / es (EF). 

Iklim C dan D lintang tengah diberi huruf kedua:
  • f (tidak ada musim kemarau), 
  • w (musim dingin kering), atau 
  • s (musim panas kering), dan 
  • simbol ketiga (a, b, c, atau 
  • d [yang terakhir subkelas hanya ada untuk iklim D]), menunjukkan kehangatan musim panas atau dinginnya musim dingin. 

Klasifikasi Köppen sebenarnya tidak mempertimbangkan keunikan wilayah iklim dataran tinggi. Namun, kategori iklim dataran tinggi, atau iklim H, kadang-kadang ditambahkan ke sistem klasifikasi iklim untuk memperhitungkan ketinggian di atas 1.500 meter (sekitar 4.900 kaki).



Bagan klasifikasi iklim Koppen

Pertama Kedua Ketiga Deskripsi
A f Tropis Hutan hujan
m Musim
w Sabana
B W Gersang Gurun
S Stepa
h Panas
k Dingin
n Ringan
C s Subtropis Musim panas yang kering
w Musim dingin yang kering
f Tanpa musim kering
a Musim panas yang terik
b Musim panas yang hangat
c Musim panas yang dingin
D s Dingin (benua) Musim panas yang kering
w Musim dingin yang kering
f Tanpa musim kering
a Musim panas yang terik
b Musim panas yang hangat
c Musim panas yang dingin
d Musim dingin sangat dingin
E T Kutub Tundra
F Salju abadi





Klasifikasi Iklim Koppen untuk Indonesia

Berdasarkan peta iklim Koppen di atas, dapat kita cermati di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D dengan perincian sebagai berikut:

  • Af dan Am;
terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara, seperti Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara.

  • Aw;
terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia seperti daerah-daerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan.

  • C;
terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan.

  • D;
terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.


Klasifikasi iklim Koppen untuk Indonesia
Gambar: https://en.m.wikipedia.org


Demikian uraian tentang bagaimana penyusunan klasifikasi iklim menurut Koppen dan juga tipe iklim Indonesia menurut Koppen tersebut.


Referensi:

  1. https://www.britannica.com/topic/classification-1703397
  2. https://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_iklim_K%C3%B6ppen
  3. https://www.britannica.com/science/Koppen-climate-classification
  4. https://education.nationalgeographic.org/resource/koppen-climate-classification-system
  5. https://www.vedantu.com/geography/koppen-climate
  6. classificationhttps://kadarsah.wordpress.com/2007/11/30/mengenal-iklim-indonesia/
  7. https://www.climate.gov/maps-data/climate-data-primer/how-do-scientists-classify-different-types-climate

Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan dan digunakan untuk operasional blog ini.

Jika menurut anda artikel ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

3 Comments

  1. Selamat malam Bang Da'i , semoga sampean baik baik saja ya....mengenahi soal iklim di Indonesia, saya mah ngikut aja alur dari mana arah mata angin ,,,seng penting jaga kebugaran tubuh agar tetap vit di segala iklim dan cuaca, bagaimana Mas ,,, betulkan ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju mas, terima kasih udah mampir. Semoga mas Asnaji juga senantiasa sehat ya

      Delete
  2. Untuk klasifikasi iklim menurut Koppen, terbilang lengkap menurut saya sebagai orang awam. Tapi melihat perkembangannya yang dikembangkan, sepertinya bisa nih dimanfaatkan untuk perkebunan

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.