Menerapkan Fungsi ROUND Ms Excel Untuk Pembulatan Data Curah Hujan Fklim71

Climate4life.info - Menerapkan Fungsi ROUND Ms Excel untuk pembulatan data curah hujan Fklim71


Pembulatan versus Pengurangan Desimal

Ikhtisar iklim bulanan di Indonesia dirangkum dalam laporan FKlim71 di mana data curah hujan harian dibulatkan ke dalam angka penuh. 

Pecahan kurang dari sama dengan 0,4 dibulatkan ke bawah dan lebih dari sama dengan 0,5  dibulatkan ke atas. Misalnya:

  • 0,4 dibulatkan menjadi 0;
  • 7,5 dibulatkan menjadi 8

Artikel terkait:
Ragam pencatatan data iklim di dunia #1 - Indonesia, Amerika Serikat dan Australia alert-info

Sementara, dalam prakteknya saat mengolah data curah hujan harian dengan pengolah data seperti Ms Excel, pembulatan data curah hujan harian dilakukan dengan fungsi "decrease decimal".


Operasi pengurangan angka desimal dalam Excel yang kadang dianggap sebagai pembulatan


Fungsi ini sebenarnya hanya mengurangi  tampilan angka desimal dibelakang koma. Nilai yang tersimpan adalah nilai tanpa pembulatan. Sekilas terlihat sama namun sebenarnya berbeda dengan maksud pembulatan angka penuh dalam data iklim.

Misalnya;

  • 0,4 digeser 1 angka desimal, yang tampil 0, nilai tersimpan tetap 0,4.
  • 7,5 digeser 1 angka desimal, yang tampil 8, nilai tersimpan tetap 7,5.


Fungsi ROUND MS Excel

Untuk mengatasi "kekeliruan" pembulatan angka penuh" pada pencatatan data iklim Fklim71, kita dapat menggunakan bantuan fungsi Round pada Excel.

Fungsi ROUND berfungsi membulatkan angka ke jumlah desimal yang ditentukan. Sebagai contoh, jika sel A1 berisi data 19,353, dan kita ingin membulatkan nilai itu ke dua tempat desimal, rumus berikut:

=ROUND(A1; 2) maka hasilnya adalah 19,35.

Untuk data hujan harian Fklim71 yang merupakan pembulatan penuh maka nilai tempat desimal diisi dengan 0. Misalnya curah hujan adalah 9,5 mm, maka  rumusnya adalah:
= ROUND(9,5; 0) maka hasilnya adalah 10.

Bedanya di mana? Mari kita lihat pada perbandingan sebagai berikut.

Misalnya kita memiliki data curah hujan harian pada tanggal 1 sampai dengan 10 pada bulan tertentu seperti ini.
  • Tgl. 1= 0 mm
  • Tgl. 2= 12,3 mm
  • Tgl. 3= 0,7 mm
  • Tgl. 4= 11,5 mm
  • Tgl. 5= 0 mm
  • Tgl. 6= 0,6 mm
  • Tgl. 7= 0,3 mm
  • Tgl. 8= 26,9 mm
  • Tgl. 9= 3,4 mm
  • Tgl. 10= 6,6 mm

Kita siapkan data tersebut ke dalam lembar kerja Excel dengan pengaturan sebagai berikut:
  • Kolom A berisi tanggal.
  • Kolom B berisi data curah hujan asli.
  • Kolom C berisi hasil operasi pengurangan desimal terhadap data kolom B.
  • Kolom D berisi hasil fungsi ROUND terhadap data kolom B.

Hasilnya seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Perbandingan pembulatan data curah hujan harian dengan fungsi ROUND dengan pengurangan desimal biasa


Pada baris jumlah, terlihat hasil penjumlahan kolom data awal dengan kolom pengurangan desimal biasa nilainya sama 62,3. Hal ini tentu saja sebagaimana dijelaskan di atas, fungsi pengurangan desimal tidak membulatkan data. Hanya mengurangi tampilan desimal pada baris data.

Berbeda dengan hasil fungsi ROUND maka data benar-benar dibulatkankan sebagaimana tatacara pembulatan dalam pengolahan data iklim.

Contohnya:

  • Tanggal 2, curah hujannnya adalah 12,3. Pengurangan desimal tampilannya 12 tapi sesungguhnya nilainya tetap 12,3. Dengan fungsi ROUND nilai data adalah 12.
  • Taggal 4, curah hujannnya adalah 11,5. Pengurangan desimal tampilannya 12 tapi sesungguhnya nilainya tetap 11,5. Dengan fungsi ROUND nilai data adalah 12.

Demikianlah tata cara menerapkan fungsi Round Excel dan perbedaannya dalam pengolahan data curah hujan FKlim71.

Terlihat sepele tapi sesungguhnya memiliki makna yang dalam mengenai pemahaman klimatologi dan regulasi.

Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan dan digunakan untuk operasional blog ini.

Jika menurut anda artikel ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

0 Comments