Klasifikasi Iklim
Klasifikasi iklim adalah sebuah penyederhanaan corak iklim berdasarkan parameter utama seperti suhu dan curah hujan.
Hal ini karena begitu kompleksnya pola iklim sebagai interaksi parameter iklim dengan faktor pengendalinya seperti topografi dan letak geografis tempat tersebut. Hampir tidak ada tempat di dunia ini yang memiliki iklim yang benar-benar sama.
Sehingga, tidak ada klasifikasi iklim yang dapat diklaim sebagai metode terbaik. Masing-masing memiliki keunggulan dan juga keterbatasan sesuai tujuan pembuatannya.
Ada berbagai klasifikasi iklim di dunia yang didasarkan pada berbagai parameter iklim dengan berbagai mekanismenya.
Zona Agroklimat
Semua paramater iklim baik secara sendiri maupun kombinasi beberapa parameter rmemengaruhi semua aspek dan tahap pertumbuhan tanaman. Faktor iklim akan memainkan peran dalam produktivitas pertanian dan stabilitas produksi.
Artikel terkait:
Bagaimana Iklim Memengaruhi Pertumbuhan dan Produksi Tanaman alert-info
Zona agroklimat adalah karakterisasi sebuah wilayah berdasarkan parameter iklimnya yang dapat mendukung usaha budidaya tanaman. Pemanfaatan zona agroklimat tersebut adalah untuk menentukan pada kawasan mana yang iklimnya sesuai untuk budi daya tanaman yang berbeda-beda¹.
WMO² menyebutkan pemilihan zona agroklimatik yang tepat sangat penting untuk berbagai daerah dengan masalah ilmiah yang berbeda, berdasarkan indikasi kondisi iklim yang ekstrem. Zonasi pertanian menjadi alat yang berguna untuk perencanaan pertanian di lahan baru yang akan ditanami dan juga untuk menggunakan sumber daya lahan lama dengan lebih bijaksana.
Penilaian dan eksploitasi sumber daya agroklimat adalah persyaratan yang sangat mendasar sebelum merencanakan usaha pertanian apa pun.
Langkah utama untuk setiap zonasi agroklimat menurut WMO tersebut adalah:
- Mengidentifikasi kendala agroklimatologis dan hidrologis yang terlibat dalam kegiatan pertanian yang sedang dipertimbangkan.
- Mengumpulkan data iklim, hidrologi dan tanaman yang sesuai dan menganalisisnya untuk mengidentifikasi korelasi antara kendala dan hasil tanaman.
- Untuk menentukan ambang batas dan rentang parameter yang signifikan atas kendala-kendala yang ditemukan.
Klasifikasi Iklim menurut Oldeman
Klasifikasi iklim Oldeman pada dasarnya menghubungkan faktor iklim dalam hal ini curah hujan dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi serta palawija. Karenanya klasifikasi Oldeman disebut juga sebagai kesesuaian iklim untuk padi.
Oldeman³ telah mengerjakan berbagai zona agroklimat untuk tanaman padi di Indonesi sejak tahun 1970an antara lain:
- 1974; pemetaan zona agroklimat padi di Asia Tenggara;
- 1975; pemetaan zona agroklimat padi di Jawa;
- 1977; pemetaan zona agroklimat padi di Sulawesi;
- 1979 pemetaan zona agroklimat padi di Sumatera
- 1981; pemetaan zona agroklimat padi di Kalimantan, Irian, Maluku, Bali danNusa Tenggara
Prinsip Dasar
Dalam symposium tentang sistem budidaya⁴, Oldeman menyebutkan prinsip dasar zona agroklimat untuk klasifikasi tanaman padi dan palawija meliputi kebutuhan curah hujan bagi tanaman, identifikasi bulan kering dan bulan basah serta perhitungan panjang bulan kering dan bulan basah secara berturut.- Padi sawah membutuhkan air rata-rata per bulan 145 mm dalam musim hujan.
- Palawija membutuhkan air rata-rata per bulan 50 mm dalam musim kemarau.
- Hujan bulanan yang diharapkan mempunyai peluang kejadian 75% sama dengan 0,82 kali hujan rata-rata bulanan dikurangi 30.
- Hujan efektif untuk sawah adalah 100%.5.
Hujan efektif untuk palawija dengan tajuk tanaman tertutup rapat adalah 75%. Dapat dihitung hujan bulanan yang diperlukan untuk padi atau palawija (X) dengan menggunakan data jangka panjang yaitu:
- Padi sawah: 145 = 1,0 (0,82 X -30);
- maka X = 213 mm/bulan
- Palawija: 50 = 0,75 (0,82 X - 30);
- maka X = 118 mm/ bulan.
- Bulan Basah (BB): Bulan dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm
- Bulan Lembab (BL): Bulan dengan rata-rata curah hujan 100-200 mm
- Bulan Kering (BK): Bulan dengan rata-rata curah hujan kurang dari 100 mm
Segitiga dan Pembagian Zona Agroklimatik Oldeman
Segitiga pembagian zona Agroklimat menurut klasifikasi Oldeman Gambar: https://archysig.wordpress.com |
Interpretasi Klasifikasi Oldeman
Cara Menyusun Zona Agroklimat Oldeman
- Susun data curah hujan bulan menjadi tabulasi, kemudian rata-ratakan curah hujan pada masing-masing bulan, seperti pada di bawah ini.
- Pada baris rata-rata tersebut, identifikasi yang menjad bulan kering (BK), bulan lembab (BL) dan bulan basahnya (BB).
- Hitung jumlah BK dan BL yang berturut-turut terbanyak.
- Pada contoh data di atas BK hanya ada 1 bulan yaitu pada bulan Agustus.
- Adapun BB berturut-turut terbanyak adalah 4 bulan yaitu mulai dari November, Desember, Januari dan Februari
- Cocokkan banyaknya BB dan BK dengan pembagian sebagaimana pada Tabel 1 di atas, pada contoh data sebagai berikut:
- BB = 4, berarti tipe utama adalah adalah D.
- BK = 1, berarti subtipe adalah 1.
- Maka zona agroklimatnya adalah D1.
- Interpretasi pola tanam yang cocok untuk zona D1 sebagaimana pada Tabel 2 di atas adalah:
- Padi umur pendek 1 kali;
- Palawija 1 kali;
- Kualitas produksi akan tinggi karena tingkat radiasi matahari yang juga tinggi.
Referensi:
- The Effects on Agroclimatic Zones and Agricultural Production; https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-94-009-2965-4_6
- Agroclimatic Zoning; https://library.wmo.int/doc_num.php?explnum_id=9490
- A study of the agroclimatology of the humid Tropics of South-East Asia; https://library.wmo.int/doc_num.php?explnum_id=1084
- IRRI.1976. Croping System Symposium
- https://www.academia.edu/35901824/KLASIFIKASI_IKLIM_OLDEMAN_TEORI_DAN_PENERAPANNYA
3 Comments
Oh gini caranya, jadi bisa tahu nih kondisi sama kualitasnya padi..
ReplyDeleteKurang lebih demikian bang
DeleteMakasih sharingnya, apa sudah diterapkan
ReplyDeleteTerima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.