Mengenal Paleoklimatologi dalam Rekonstruksi Perubahan Iklim

Paleoklimatologi sebagai sebuah studi iklim masa lampau guna merekonstruksi perubahan iklim kuno, kini dan masa depan
Gambar: https://phys.org/

Climate4life.info - Mengenal Paleoklimatologi dalam Rekonstruksi Perubahan Iklim



Definisi Paleoklimatologi

Paleoklimatologi (Paleoclimatology) adalah studi tentang iklim pada masa lampau yang telah terjadi selama usia geologis Bumi yang berbeda-beda. 

Ahli paleoklimatologi mencoba mengidentifikasi penyebab perubahan iklim yang terjadi di masa lalu untuk lebih memahami iklim kita sekarang dan masa depan.



Mirip dengan cara para arkeolog mempelajari fosil dan petunjuk fisik lainnya untuk mendapatkan wawasan tentang masa lalu prasejarah, ahli paleoklimatologi mempelajari beberapa jenis bukti lingkungan yang berbeda untuk memahami seperti apa iklim masa lalu Bumi dan mengapa demikian.

Catatan iklim selama seribu tahun terakhir dengan jelas menunjukkan bahwa suhu global meningkat secara signifikan pada abad ke-20 dan bahwa pemanasan ini kemungkinan besar belum pernah terjadi sebelumnya dalam 1.200 tahun terakhir.

Catatan paleoklimat juga memungkinkan kita untuk memeriksa penyebab perubahan iklim di masa lalu dan untuk membantu mengungkap seberapa banyak pemanasan abad ke-20 dapat dijelaskan oleh penyebab alami, seperti variabilitas matahari, dan seberapa banyak yang dapat dijelaskan oleh pengaruh manusia.




Proxy Paleoklimatologi

Karena catatan modern tidak menguraikan sebagian besar masa lalu iklim Bumi, para ilmuwan harus mengumpulkan data yang diawetkan di alam selama ribuan tahun dalam sisa-sisa paleologi yang disebut sebagai catatan proxy.


Lingkar Pohon dan Rekaman Iklim Lampau

Pertumbuhan dan ukuran lingkaran pohon pada pohon tumbang merupakan salah satu jenis proxy. Mempelajari cincin pohon sebagai proxy—praktik yang dikenal sebagai dendrochronology—membantu ahli paleoklimatologi memahami suhu umum atau curah hujan yang terjadi di Bumi saat pohon itu masih hidup. 

Hal ini memungkinkan para ilmuwan untuk berteori bagaimana perubahan suhu dan periode kekeringan mungkin terjadi di masa lalu.

Bagaimana cincin pohon terbentuk, dan bagaimana para ilmuwan dapat menggunakan cincin pohon untuk tujuan paleoklimat dan arkeologis
Gambar: https://timescavengers.blog/


Catatan cincin pohon dan sedimen danau dari Amerika Utara menunjukkan bahwa "kekeringan besar" skala dekade terjadi beberapa kali selama seribu tahun terakhir. Selama periode ini, kekeringan persisten berlangsung lebih lama daripada kekeringan yang pernah kita alami selama periode catatan instrumental.



Fosil Laut dan Jejak Perubahan Iklim

Cangkang makhluk laut yang telah mati, seperti berbagai spesies diatom dan foraminifera, adalah jenis lain dari proksi. Mereka telah terkubur di bawah lapisan sedimen dari waktu ke waktu dan mengandung bahan kimia sejak cangkang awalnya terbentuk. 

Bahan kimia ini dapat dianalisis untuk menentukan kimia air dan suhu pada saat organisme ini hidup.

Fosil – fosil yang paling berharga dalam penyelidikan iklim masa lalu yang terdapat pada inti sedimen laut berasal dari hewan kecil yang bercangkang kalsium karbonat, dikenal sebagai
foraminifera. 

Salah satu spesies foraminifera hidup di perairan es Arktik dekat Islandia dan di perairan sekitar Antartika.

Ketika para paleoklimatolog menemukan sejumlah besar fosil foraminifera dari spesies yang hidup di kutub dalam inti – inti sedimen yang mereka kumpulkan di lepas pantai Inggris, mereka menyadari jika perairan tersebut pada suatu waktu di masa lampau pernah sedingin perairan di kutub.


Melalui penemuan fosil – fosil dari spesies foraminifera yang sama di berbagai perairan di seluruh bumi berumur sama, kemudian paleoklimatolog kemudian mampu merekonstruksikan periode dingin yang dulu pernah terjadi di bumi.



Lapisan Es Salah Satu Bukti Perubahan Iklim

Para ilmuwan juga dapat mengebor lapisan es dan mengekstrak inti es untuk menganalisis endapan yang terperangkap di dalam es, seperti serbuk sari dan gas. Hal ini memungkinkan mereka untuk lebih memahami kondisi atmosfer dan iklim yang ada ketika lapisan tertentu dari lembaran terbentuk.

Artikel terkait:
Klasifikasi Iklim Koppen dan Iklim Kutub alert-info

Melalui pemetaan loess dan jejak endapan debrite yang ditinggalkan oleh gletser, paleoklimatolog dapat memperkirakan bahwa lapisan es raksasa pernah membentang menutupi mulai dari Great Lake di Amerika Utara, melewati Kepulauan Inggris, hingga mencapai Skandinavia.

Lapisan es ini begitu tebal, jauh lebih besar ketimbang gletser yang saat ini menutupi puncak – puncak Pegunungan Alpen. Pada waktu yang bersamaan, paleoklimatolog juga menemukan endapan yang mirip yang pada lapisan yang berumur lebih tua.

Hal ini menunjukkan bahwa iklim di belahan bumi utara bukan hanya berubah sekali, melainkan minimal tiga sampai empat kali.



Paleoklimatologi dan Perubahan Iklim

Bidang paleoklimatologi telah mengajarkan para ilmuwan bahwa iklim Bumi selalu berubah. Penelitian telah mengungkapkan bahwa ada beberapa zaman es serta beberapa periode pemanasan global dalam sejarah Bumi.


Selain itu, para ilmuwan telah menentukan bahwa mungkin ada tren iklim jangka pendek dan jangka panjang. Misalnya, sementara perubahan iklim dapat terjadi—dan sering terjadi—dalam jangka waktu yang lama, ahli paleoklimatologi juga mencatat periode pemanasan yang lebih pendek selama zaman es.

Para ilmuwan telah menyadari bahwa Bumi sangat dinamis dan bahwa peristiwa masa lalu dapat membantu kita lebih memahami masa lalu dan bersiap untuk perubahan iklim di masa depan.

Paleoklimatologi juga telah membantu para ilmuwan mempelajari dan memahami bagaimana faktor lingkungan lainnya, seperti pergeseran benua, energi matahari, gas rumah kaca di atmosfer, dan variasi orbit Bumi semuanya memengaruhi iklim Bumi dari waktu ke waktu. Ilmu paleoklimatologi sangat penting untuk pemahaman kita tentang iklim di Bumi.

Ketika para ilmuwan menjadi semakin sadar tentang bagaimana iklim telah dipengaruhi di masa lalu, mereka dapat mengembangkan model yang membantu memprediksi bagaimana peningkatan kadar karbon dioksida dan perubahan lain dapat berdampak pada iklim Bumi di masa depan.


Referensi:

  1. https://www.ncei.noaa.gov/news/what-is-paleoclimatology
  2. https://www.sciencedirect.com/topics/earth-and-planetary-sciences/paleoclimate
  3. https://education.nationalgeographic.org/resource/paleoclimatology-RL
  4. https://geo.libretexts.org/Bookshelves/Meteorology_and_Climate_Science/Introduction_to_Climate_Science_(Schmittner_2021)/01%3A_Chapters/1.03%3A_Paleoclimate
  5. Paleoklimatologi Untuk Pemula - Sandy Hardian Susanto Herho, Perkumpulan Studi Ilmu Kemasyarakatan ITB (PSIK ITB) bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Meteorologi (HMME) ‘Atmosphaira’ ITB

Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan dan digunakan untuk operasional blog ini.

Jika menurut anda artikel ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

2 Comments

  1. Kalau para ilmuwan sudah bisa mempelajari iklim bumi jaman dulu, apakah mereka juga punya perhitungan untuk memprediksi iklim masa depan, misalnya kapan akan ada ice age lagi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo proyeksi 100 tahun ke depan ada mb, tetap masih menunjukkan suhu yang makin panas

      Delete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.