Mengukur Penambahan Curah Hujan Pada 34 Provinsi di Indonesia Saat Periode La Nina Menggunakan Blending Curah Hujan Pengamatan In-Situ dan Satelit
Penulis:
Robi Muharsyah, Damiana Fitria Kussatiti, Adi Ripaldi, Facthiyah, Tiar Maharani, Dian Nur Ratri, Rosi Hanif Damayanti, Marlin Denata, Arda Yuswantoro, Niken Wahyuni
*Pusat Informasi Perubahan Iklim, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Abstrak
Kajian dampak La Niña terhadap penambahan curah hujan (CH) di Indonesia sudah banyak dilakukan namun belum mengukur dampak tersebut hingga skala wilayah yang lebih kecil seperti per provinsi.
Identifikasi dampak La Niña per provinsi memerlukan data CH grid resolusi sangat tinggi. Pada penelitian ini digunakan data grid CHIRP+Pos yang merupakan produk CH dari Pusat Informasi Perubahan Iklim, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
CHIRP+Pos adalah data CH grid resolusi 0,05⁰x0,05⁰ yang dihasilkan melalui proses blending antara CH in-situ di 1152 pos hujan di Indonesia dengan data CH dari satelit CHIRP (Climate Hazards Group InfraRed Precipitation), sehingga akurasi CHIRP+Pos lebih unggul dari CHIRPS (CHIRP with stations). Selanjutnya, CHIRP+Pos dipakai untuk analisis komposit tahun-tahun La Niña yang dipilih berdasarkan indeks ONI (Ocean Nino Index).
Hasilnya, pada JJASO (Juli hingga Oktober) lebih dari 60% luas Indonesia mengalami penambahan CH akibat dampak La Niña. Kemudian, ditemukan provinsi yang berada di Indonesia bagian tengah dan timur terdampak “kuat” La Niña dibandingkan provinsi di Indonesia bagian barat. Provinsi DIY (Yogyakarta), JATIM (Jawa Timur), BALI, NTB (Nusatenggara Barat) dan SULTENG (Sulawesi tengah), adalah lima provinsi dengan besarnya dampak La Niña lebih dari 100% per ~30 Km2.
Buka PDF Jurnal
0 Comments
Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.