Climate4life.info - Jurnal terkait fluktuasi parameter kualitas udara (ISPU) dengan variasi diurnal unsur meteorologi
Identitas Jurnal
Judul | Diurnal Variations of Meteorological Elements to Fluctuation 0f Air Quality Parameters |
---|---|
Penulis | Wandayantolis, Firda Amalia Maslakah, Sugeng Nugroho |
Penerbit | Journal of Environmental Science and Sustainable Development |
DOI | https://doi.org/10.7454/jessd.v6i1.1161 |
Abstrak
English
Many studies have shown the relationship between meteorological elements and air quality. However, some aspects of the relationship are unknown, particularly in Indonesia, which has a variety of topographical landscapes and climatic conditions. This study seeks to define the relationship between meteorological variables and the diurnal pattern of three pollutants that contributes to the so-called Indeks Standard Pencemar Udara (ISPU), similar to the Air Quality Index (AQI), in a remote area in Bukit Kototabang, West Sumatra, Indonesia. The three parameters, namely Particulate Matter 10 micrometers (PM10), carbon monoxide (CO), and tropospheric ozone (O3), were correlated with diurnal variations in temperature and relative humidity in the months of maximum rainfall and minimum rainfall in 2020. The Ttest was used to obtain each parameter's mean and variance sizes and the significant differences among the parameters. The results showed that PM10 has a significant distribution when high and low rainfall, but no significant relationship exists between temperature and relative humidity. Carbon monoxide has significant fluctuations to differences in rainfall and diurnal variations in air temperature. Meanwhile, O3 shows a weak correlation to the rainfall variation but has a high correlation to diurnal variations in the temperature and relative humidity. The results suggest that air temperature can significantly affect the diurnal concentration of pollutants, which involves photochemical reactions in their formation, such as ozone and carbon monoxide. It also shows the potential for worse air quality during the low rainfall. As the pollutant level can be higher during the dry season compared to the rainy season, efforts to reduce the pollutant emission during the dry season, like forest and land fires, need to gain more attention.
Keywords: Air quality; Diurnal variation; Meteorological parameter.
Keywords: Air quality; Diurnal variation; Meteorological parameter.
Banyak penelitian telah menunjukkan hubungan antara elemen-elemen meteorologi dan kualitas udara. Namun, beberapa aspek dari hubungan tersebut masih belum diketahui, terutama di Indonesia yang memiliki berbagai lanskap topografi dan kondisi iklim.
Penelitian ini bertujuan untuk mendefinisikan hubungan antara variabel meteorologi dan pola harian dari tiga polutan yang berkontribusi pada Indeks Standard Pencemar Udara (ISPU), mirip dengan Indeks Kualitas Udara (AQI), di daerah terpencil di Bukit Kototabang, Sumatra Barat, Indonesia. Tiga parameter tersebut, yaitu Partikulat Matter 10 mikrometer (PM10), karbon monoksida (CO), dan ozon troposfer (O3), dikorelasikan dengan variasi harian suhu dan kelembaban relatif pada bulan dengan curah hujan maksimum dan minimum pada tahun 2020.
Uji T digunakan untuk mendapatkan rata-rata dan ukuran varians masing-masing parameter serta perbedaan signifikan di antara parameter-parameter tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PM10 memiliki distribusi yang signifikan saat curah hujan tinggi dan rendah, tetapi tidak ada hubungan signifikan antara suhu dan kelembaban relatif.
Karbon monoksida menunjukkan fluktuasi yang signifikan terhadap perbedaan curah hujan dan variasi harian suhu udara. Sementara itu, O3 menunjukkan korelasi yang lemah terhadap variasi curah hujan tetapi memiliki korelasi tinggi terhadap variasi harian suhu dan kelembaban relatif.
Hasil ini menyarankan bahwa suhu udara dapat secara signifikan memengaruhi konsentrasi harian polutan, yang melibatkan reaksi foto-kimia dalam pembentukannya, seperti ozon dan karbon monoksida. Ini juga menunjukkan potensi buruknya kualitas udara selama musim hujan rendah.
Karena tingkat polutan dapat lebih tinggi selama musim kemarau dibandingkan musim hujan, upaya untuk mengurangi emisi polutan selama musim kemarau, seperti kebakaran hutan dan lahan, perlu mendapatkan perhatian lebih besar.
Penelitian ini bertujuan untuk mendefinisikan hubungan antara variabel meteorologi dan pola harian dari tiga polutan yang berkontribusi pada Indeks Standard Pencemar Udara (ISPU), mirip dengan Indeks Kualitas Udara (AQI), di daerah terpencil di Bukit Kototabang, Sumatra Barat, Indonesia. Tiga parameter tersebut, yaitu Partikulat Matter 10 mikrometer (PM10), karbon monoksida (CO), dan ozon troposfer (O3), dikorelasikan dengan variasi harian suhu dan kelembaban relatif pada bulan dengan curah hujan maksimum dan minimum pada tahun 2020.
Uji T digunakan untuk mendapatkan rata-rata dan ukuran varians masing-masing parameter serta perbedaan signifikan di antara parameter-parameter tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PM10 memiliki distribusi yang signifikan saat curah hujan tinggi dan rendah, tetapi tidak ada hubungan signifikan antara suhu dan kelembaban relatif.
Karbon monoksida menunjukkan fluktuasi yang signifikan terhadap perbedaan curah hujan dan variasi harian suhu udara. Sementara itu, O3 menunjukkan korelasi yang lemah terhadap variasi curah hujan tetapi memiliki korelasi tinggi terhadap variasi harian suhu dan kelembaban relatif.
Hasil ini menyarankan bahwa suhu udara dapat secara signifikan memengaruhi konsentrasi harian polutan, yang melibatkan reaksi foto-kimia dalam pembentukannya, seperti ozon dan karbon monoksida. Ini juga menunjukkan potensi buruknya kualitas udara selama musim hujan rendah.
Karena tingkat polutan dapat lebih tinggi selama musim kemarau dibandingkan musim hujan, upaya untuk mengurangi emisi polutan selama musim kemarau, seperti kebakaran hutan dan lahan, perlu mendapatkan perhatian lebih besar.
Kata kunci: kualitas udara, variasi diurnal, parameter meteorologi
0 Comments
Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.