Pendahuluan
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) secara resmi mengonfirmasi bahwa tahun 2023 telah memecahkan rekor sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah.
Berbagai indikator menunjukkan peningkatan suhu global yang signifikan, memberikan sinyal serius terkait perubahan iklim dan dampaknya. Artikel ini akan mengeksplorasi detail konfirmasi WMO, faktor-faktor yang memengaruhi rekor panas ini, dan implikasinya untuk masa depan.
Grafik suhu global dari berbagai dataset yang menunjukkan 2023 merupakan rekor suhu terpanas dalam sejarah Gambar: WMO |
Hal ini mendekati batasan yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris, yang menargetkan kenaikan suhu maksimum 1,5°C di atas tingkat pra-industri.
Jaringan ini dikembangkan dan dikelola oleh beberapa organisasi, termasuk National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat, Goddard Institute for Space Studies milik NASA (NASA GISS), Met Office milik Inggris, Office Hadley Center, Unit Penelitian Iklim Universitas East Anglia (HadCRUT), dan kelompok Berkeley Earth.
Dampak El Niño dan Perubahan Iklim
Pergeseran dari pendinginan La Niña ke pemanasan El Niño pada pertengahan tahun 2023 menjadi salah satu penyebab signifikan rekor suhu terpanas ini. Menurut Sekretaris Jenderal WMO Prof. Celeste Saulo, tahun 2024 diperkirakan akan lebih panas lagi.
Dampak Sosial Ekonomi
Rekor panas tahun 2023 tidak hanya mencatatkan suhu yang meningkat tetapi juga membawa dampak sosial-ekonomi yang sangat besar.
Perubahan iklim memperburuk krisis global, mempengaruhi aspek pembangunan berkelanjutan, dan melemahkan upaya untuk mengatasi berbagai masalah, mulai dari kemiskinan hingga degradasi lingkungan.
Tantangan Krisis Iklim
Peningkatan Suhu Terus Berlanjut
Sejak tahun 1980-an, setiap dekade mengalami suhu yang lebih tinggi dibandingkan dekade sebelumnya dan pada 2023 menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat.
Fakta bahwa sembilan tahun terakhir mencatatkan suhu tertinggi memberikan peringatan bahwa aksi tegas diperlukan untuk mengatasi pemanasan global.
Perjanjian Paris dan Ambisi Iklim
Perjanjian Paris menetapkan tujuan untuk membatasi kenaikan suhu global. Meskipun upaya telah dilakukan, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menegaskan perlunya tindakan terobosan untuk mewujudkan ambisi tersebut dan mencegah bencana iklim terburuk.
Pemantauan dan Dampak
Pemantauan suhu global hanyalah salah satu indikator, dengan laporan sementara WMO menunjukkan bahwa rekam jejak iklim 2023 mencakup gelombang panas laut, kurangnya es laut di Antartika, kebakaran hutan, banjir, dan siklon tropis intensif.
Tindakan Mendesak
Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca
Sekretaris Jenderal WMO menekankan perlunya pengurangan drastis emisi gas rumah kaca. Transisi cepat ke sumber energi terbarukan menjadi kunci untuk mengatasi krisis iklim, agar tahun 2023 tahun terpanas tidak diikuti rekor baru lagi.
Respons Global
Terlepas dari peristiwa alam seperti El Niño, perubahan iklim jangka panjang semakin terkait dengan aktivitas manusia. Tanggapan global yang cepat dan berdaya saing menjadi kunci untuk meredakan dampak yang semakin memburuk.
Keadilan Iklim
Dalam upaya mencapai target Perjanjian Paris, keadilan iklim menjadi aspek penting. Upaya untuk mengatasi ketidaksetaraan dan memperkuat ketahanan masyarakat yang paling rentan menjadi imperatif.
Kesimpulan
Tahun 2023 sebagai tahun terpanas yang tercatat membawa kita pada titik kritis dalam krisis iklim. Dengan peringatan yang jelas dari WMO, dunia dihadapkan pada tanggung jawab untuk bertindak sekarang.
Tindakan segera, kolaborasi global, dan transisi ke sumber energi terbarukan adalah langkah-langkah krusial dalam menjaga keberlanjutan planet kita.
Laporan final WMO yang dijadwalkan pada Maret 2024 akan memberikan gambaran lebih rinci tentang dampak dan perlunya tindakan lebih lanjut.
Sumber:
Disadur secara bebas dari:
https://wmo.int/news/media-centre/wmo-confirms-2023-smashes-global-temperature-record
Disadur secara bebas dari:
https://wmo.int/news/media-centre/wmo-confirms-2023-smashes-global-temperature-record
4 Comments
Sepanjang tahun lalu emang terasa bebih panas, khususnya di pertengahan tahun, panasnya luar biasa, bikin kepala nyut-nyutan kalau tidak di ruamg ber-ac, dan ac pun berkerja keras melawan panas 🥵🥵.
ReplyDeleteMemang diperlukan global intervensi untuk menghambat lajunya meningkatan global warming ini, kalau tidak, batu kutub akan mencair..
saya ingat lagi tahun lepas, ketika ramadan dan syawal...
ReplyDeletewaktu itu cuaca teramat panas
baru keluar sekejap badan sudah berpeluh
BTW happy new year, mas!
ReplyDeleteDi jakarta lumayan panas pol
ReplyDeletejarang banget saya pakai baju
kalau siang biasanya lebih sering neduh di bawah pohon
Terima kasih atas komentarnya. Mohon tidak meletakkan link hidup yah.