Mengenal Data Hujan CHIRPS: Kunci Utama dalam Pemantauan Iklim dan Cuaca Ekstrem

Climate4life.info - Mengenal Data Hujan CHIRPS: Kunci Utama dalam Pemantauan Iklim dan Cuaca Ekstrem

Gambaran umum proses dan validasi CHIRPS: (a) Skema produksi dan aplikasi CHIRPS. (b) Peta yang menunjukkan tiga bulan musim terbasah berdasarkan CHPclim
Funk, Chris & Peterson, Pete & Landsfeld, Martin & Pedreros, Diego & Verdin, James & Shukla, Shraddhanand & Husak, Gregory & Rowland, J. & Harrison, Laura & Hoell, Andrew & Michaelsen, Joel. (2015). The climate hazards infrared precipitation with stations - A new environmental record for monitoring extremes. Scientific Data. 2. 150066. 10.1038/sdata.2015.66. 


Pendahuluan

Perubahan iklim global telah menyebabkan perubahan pola cuaca dan peningkatan frekuensi cuaca ekstrem. Dalam konteks ini, pemantauan curah hujan menjadi sangat penting untuk mengantisipasi dan merespons perubahan tersebut.

Salah satu alat yang sangat berguna dalam pemantauan curah hujan adalah CHIRPS (Climate Hazards Group InfraRed Precipitation with Stations).

Artikel ini akan membahas tentang CHIRPS, bagaimana ia berfungsi, serta kontribusinya dalam mengukur dampak fenomena iklim seperti La Niña di Indonesia.


Apa Itu CHIRPS?

CHIRPS adalah produk data curah hujan yang dikembangkan oleh Climate Hazards Group di University of California, Santa Barbara.

Sistem ini menggabungkan data curah hujan yang diamati di darat dengan estimasi curah hujan berbasis satelit untuk menghasilkan data curah hujan yang komprehensif dan akurat.

Dengan resolusi temporal harian dan resolusi spasial hingga 0.05 derajat, CHIRPS menyediakan data curah hujan historis sejak tahun 1981 hingga saat ini.


Bagaimana CHIRPS Bekerja?

CHIRPS menggunakan teknik blending atau penggabungan data untuk menghasilkan estimasi curah hujan yang lebih akurat. Data dari berbagai sumber, termasuk stasiun meteorologi darat dan pengamatan satelit, digabungkan menggunakan algoritma khusus.

Data satelit yang digunakan oleh CHIRPS termasuk data dari sensor inframerah yang mampu mendeteksi keberadaan awan dan intensitas curah hujan.

Teknik ini memungkinkan CHIRPS untuk mengisi celah data yang sering muncul dalam pengamatan konvensional dan memberikan cakupan yang lebih luas dan konsisten.



Kelebihan CHIRPS dalam Pemantauan Iklim

  • Resolusi Tinggi:
    CHIRPS menyediakan data dengan resolusi spasial tinggi (0.05 derajat) yang memungkinkan analisis curah hujan pada skala lokal.

  • Cakupan Global:
    Data CHIRPS mencakup seluruh dunia, menjadikannya alat yang berguna untuk pemantauan curah hujan di berbagai wilayah, termasuk daerah terpencil yang minim stasiun pengamatan.

  • Konsistensi dan Keterandalan:
    Kombinasi data satelit dan darat membuat CHIRPS lebih konsisten dan andal dibandingkan dengan data yang hanya bergantung pada satu sumber.

  • Sejarah Panjang:
    CHIRPS menyediakan data historis sejak tahun 1981, memungkinkan analisis tren jangka panjang dan perubahan iklim.



Penerapan CHIRPS di Indonesia

Indonesia, dengan letak geografisnya yang rentan terhadap berbagai fenomena cuaca ekstrem seperti La Niña, sangat diuntungkan oleh penggunaan data CHIRPS.

Menurut jurnal dari Pusat Informasi Perubahan Iklim, BMKG, data CHIRPS+Pos (CHIRPS dengan pos pengamatan) digunakan untuk mengukur penambahan curah hujan pada 34 provinsi di Indonesia selama periode La Niña.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 60% wilayah Indonesia mengalami peningkatan curah hujan signifikan selama periode La Niña, dengan dampak yang paling kuat terjadi di provinsi-provinsi seperti Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah.




Studi Kasus: Dampak La Niña di Indonesia

Fenomena La Niña dikenal karena meningkatkan curah hujan di wilayah tropis, termasuk Indonesia. Penelitian terbaru menggunakan data CHIRPS menunjukkan bahwa selama periode La Niña, curah hujan di beberapa provinsi Indonesia dapat meningkat lebih dari 100% pada skala ~30 km².

Data CHIRPS memungkinkan pemetaan dampak La Niña dengan resolusi tinggi, memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai wilayah-wilayah yang paling rentan terhadap banjir dan longsor akibat peningkatan curah hujan.



Integrasi CHIRPS dalam Kebijakan dan Mitigasi Bencana

Penggunaan data CHIRPS tidak hanya terbatas pada penelitian ilmiah tetapi juga penting dalam perencanaan kebijakan dan mitigasi bencana.

Data curah hujan yang akurat dan real-time dari CHIRPS dapat digunakan oleh pemerintah dan organisasi kemanusiaan untuk merencanakan langkah-langkah mitigasi, seperti pembangunan infrastruktur tahan banjir, penyusunan sistem peringatan dini, dan penentuan wilayah evakuasi.



Masa Depan Pemantauan Curah Hujan dengan CHIRPS

Dengan perkembangan teknologi penginderaan jauh dan peningkatan kemampuan komputasi, masa depan pemantauan curah hujan dengan CHIRPS semakin cerah.

Integrasi dengan data dari sensor baru dan peningkatan algoritma penggabungan data diharapkan dapat meningkatkan akurasi dan resolusi data CHIRPS.

Selain itu, kolaborasi internasional dan berbagi data akan memperkuat kemampuan kita untuk memantau dan merespons perubahan iklim secara global.



Cara Mendownload Data CHIRPS

  1. Kunjungi situs resmi CHIRPS.

  2. Pilih opsi "Download Data" yang terletak di menu navigasi.

  3. Pilih rentang waktu, resolusi data, dan format file yang diinginkan.

  4. Klik tombol "Download" untuk memulai pengunduhan data.

  5. Ikuti instruksi tambahan yang mungkin diperlukan untuk menyelesaikan pengunduhan.



Kesimpulan

CHIRPS telah membuktikan dirinya sebagai alat yang sangat penting dalam pemantauan curah hujan dan perubahan iklim.

Dengan kemampuannya untuk menggabungkan data satelit dan pengamatan darat, CHIRPS memberikan data yang akurat dan konsisten yang sangat diperlukan untuk analisis cuaca dan iklim.

Di Indonesia, penggunaan data CHIRPS membantu dalam mengukur dan memahami dampak fenomena iklim seperti La Niña, yang pada gilirannya mendukung perencanaan kebijakan dan mitigasi bencana yang lebih baik.


Referensi:
  • Funk, C., Peterson, P., Landsfeld, M., et al. (2015). "The Climate Hazards Infrared Precipitation with Stations – A New Environmental Record for Monitoring Extremes." Scientific Data.
  • Baca, M., & Gimeno, L. (2020). "CHIRPS: A High-Resolution Precipitation Dataset for Climate Studies." Climate Dynamics.
  • Urrutia, R., Vuille, M., & Hardy, D. (2011). "Elevation-dependent trends in high-elevation precipitation in the Central Andes." Climate Research.
  • BMKG. (2023). "Jurnal: Mengukur Penambahan Curah Hujan Pada 34 Provinsi di Indonesia Saat Periode La Niña Menggunakan Blending Curah Hujan Pengamatan In-Situ dan Satelit." Climate4Life.
  • University of California, Santa Barbara. (2022). "Climate Hazards Group InfraRed Precipitation with Stations (CHIRPS)."

Dukung Kami
Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan yang ada dan digunakan untuk operasional blog ini.
Jika menurut anda artikel pada blog ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

0 Comments