Mengapa Batas 1,5°C Penting untuk Masa Depan Bumi: Dampak Perubahan Iklim Berdasarkan Kenaikan Suhu

Climate4life.info - Mengapa Batas 1,5°C Penting untuk Masa Depan Bumi: Dampak Perubahan Iklim Berdasarkan Kenaikan Suhu



Pengantar

Perubahan iklim adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia saat ini. Suhu global yang terus meningkat membawa serangkaian dampak yang signifikan bagi lingkungan, masyarakat, dan ekonomi di seluruh dunia.

Salah satu tujuan utama dalam mitigasi perubahan iklim adalah membatasi kenaikan suhu global hingga tidak lebih dari 1,5°C dibandingkan dengan tingkat pra-industri. Namun, mengapa angka 1,5°C ini begitu penting?

Memuat...
alert-success

Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa menjaga kenaikan suhu di bawah 1,5°C sangat kritis dengan mengacu pada berbagai dampak yang terjadi jika suhu global naik lebih dari itu. 

Berdasarkan skenario kenaikan suhu 1,5°C hingga 4°C, kita akan mengupas dampak perubahan iklim terhadap kekeringan, kebakaran hutan, produksi pangan, kenaikan permukaan laut, serta keanekaragaman hayati.

Informasi ini dapat membantu kita memahami urgensi tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencegah perubahan iklim yang lebih buruk di masa depan.

Ilustrasi singkat pentingnya batas kenaikan suhu global sebesar 1,5°C dan dampaknya pada tahun 2100
Gambar: https://twitter.com/maxtropiero_



Dampak Perubahan Iklim pada Kekeringan dan Kebakaran Hutan

Kenaikan suhu global memiliki dampak langsung pada kekeringan dan kebakaran hutan di berbagai belahan dunia. Dalam skenario kenaikan suhu 1,5°C, risiko kekeringan rata-rata selama dua bulan akan meningkat, dan sekitar 41% lebih banyak wilayah hutan akan terbakar akibat kebakaran liar. 

Jika suhu global meningkat hingga 2°C, kekeringan rata-rata berlangsung selama empat bulan dengan area kebakaran hutan bertambah hingga 62%. Pada skenario yang lebih ekstrem, dengan kenaikan suhu hingga 3°C, kekeringan akan berlangsung selama 10 bulan dalam setahun, menyebabkan peningkatan area kebakaran hingga 97%. 

Terakhir, jika suhu global naik hingga 4°C, kekeringan akan menjadi lebih sering dan ekstrem, menyebabkan kerusakan yang tak terhitung pada lingkungan dan kehidupan manusia.

Kebakaran hutan dan kekeringan yang lebih sering ini memiliki dampak buruk terhadap berbagai sektor, terutama di daerah yang rawan bencana seperti Australia, Amerika Serikat bagian barat, dan wilayah Mediterania.

Kebakaran liar juga merusak keanekaragaman hayati dan meningkatkan emisi gas rumah kaca, yang justru memperparah krisis iklim.

Oleh karena itu, menjaga agar kenaikan suhu global tidak melebihi 1,5°C dapat mencegah peningkatan frekuensi dan intensitas kekeringan serta kebakaran hutan di masa depan.



Dampak Perubahan Iklim pada Produksi Pangan

Kenaikan suhu global juga berimbas langsung pada sektor pertanian dan ketahanan pangan dunia. Pada skenario kenaikan suhu 1,5°C, produksi pangan seperti gandum, beras, jagung, dan kedelai mulai menurun.

Hasil pertanian dari tanaman-tanaman ini sangat penting bagi jutaan orang di seluruh dunia, khususnya di negara-negara berkembang yang sangat bergantung pada pertanian sebagai sumber makanan dan ekonomi.

Jika suhu meningkat hingga 2°C, hasil pertanian akan menurun drastis. Tanaman akan lebih sulit tumbuh akibat perubahan pola curah hujan dan peningkatan suhu, yang mengganggu musim tanam. 

Pada skenario 3°C, banyak spesies ikan lokal yang akan punah, sehingga merusak sumber daya perikanan yang penting bagi banyak negara kepulauan dan pesisir. Pada tingkat kenaikan suhu 4°C, tingkat ketahanan pangan akan sangat rendah, dan banyak jalur pembangunan global yang sudah dicapai dapat terbalik.

Selain itu, perubahan iklim dapat mengganggu akses masyarakat terhadap air bersih, meningkatkan risiko kelaparan, dan memperburuk kerawanan pangan di banyak negara.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5°C agar dapat meminimalkan dampak negatif terhadap produksi pangan dan ketahanan pangan global.



Dampak Perubahan Iklim pada Pesisir dan Kenaikan Permukaan Laut

Salah satu dampak perubahan iklim yang paling meresahkan adalah kenaikan permukaan laut, yang disebabkan oleh pencairan es di kutub dan ekspansi termal air laut.

Jika kenaikan suhu global mencapai 1,5°C, permukaan laut diperkirakan akan naik sebesar 48 cm pada tahun 2100, dan sekitar 46 juta orang yang tinggal di wilayah pesisir akan terdampak oleh kenaikan ini.

Dalam skenario kenaikan suhu 2°C, kenaikan permukaan laut dapat mencapai 56 cm. Ini berarti lebih sedikit kesempatan untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, dan banyak wilayah pesisir yang akan terancam banjir.

Pada kenaikan suhu 3°C, lapisan es Greenland hampir seluruhnya mencair, yang akan meningkatkan permukaan laut hingga lebih dari 7 meter. Pada kenaikan suhu 4°C, sekitar 470 hingga 760 juta orang di seluruh dunia akan berada dalam risiko akibat kenaikan permukaan laut yang diperkirakan hampir 9 meter.

Kenaikan permukaan laut ini tidak hanya menyebabkan hilangnya lahan dan pemukiman manusia, tetapi juga meningkatkan risiko bencana seperti banjir dan badai pesisir yang lebih sering dan parah. 

Infrastruktur di wilayah pesisir, termasuk pelabuhan, bandara, dan kawasan industri, akan terancam oleh air laut yang mengikis pantai. Batas kenaikan suhu 1,5°C dapat membantu mengurangi risiko ini dan memberikan lebih banyak waktu bagi manusia untuk beradaptasi dengan perubahan yang tak terelakkan.



Dampak Perubahan Iklim pada Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem

Selain kekeringan, pangan, dan pesisir, perubahan iklim juga memiliki dampak besar terhadap keanekaragaman hayati dan ekosistem di seluruh dunia. 

Pada kenaikan suhu 1,5°C, terumbu karang, yang merupakan ekosistem laut yang sangat penting, diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 70-90%. Terumbu karang adalah habitat bagi ribuan spesies laut, dan kehancuran terumbu karang dapat berdampak negatif pada rantai makanan laut secara keseluruhan.

Jika suhu naik hingga 2°C, hampir semua terumbu karang di dunia akan hilang. Ekosistem laut akan runtuh, mengancam kelangsungan hidup jutaan spesies laut, serta mengurangi pasokan ikan dan sumber daya laut yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pada suhu 3°C, ekosistem laut mungkin akan mengalami keruntuhan total, dan spesies ikan lokal punah.


Pada skenario kenaikan suhu 4°C, setengah dari semua spesies tumbuhan dan hewan di dunia menghadapi risiko kepunahan lokal. Ini akan menyebabkan gangguan besar pada keseimbangan ekosistem global dan memperburuk situasi lingkungan secara keseluruhan.

Menjaga kenaikan suhu di bawah 1,5°C sangat penting untuk melindungi keanekaragaman hayati di seluruh dunia. Dengan melakukan upaya mitigasi yang signifikan, kita dapat menjaga keberlangsungan ekosistem laut, hutan, dan padang rumput yang mendukung kehidupan di Bumi.



Mengapa Tindakan Sekarang Sangat Penting?

Berdasarkan analisis dampak dari kenaikan suhu yang berbeda, jelas bahwa menjaga kenaikan suhu global di bawah 1,5°C merupakan tujuan yang sangat penting.

Setiap peningkatan suhu lebih dari itu akan membawa dampak yang lebih buruk, seperti kekeringan yang lebih sering, kebakaran hutan yang lebih luas, gangguan pada produksi pangan, kenaikan permukaan laut, dan kepunahan spesies yang lebih parah.

Oleh karena itu, sangat penting bagi negara-negara di seluruh dunia untuk mengambil langkah-langkah segera guna mengurangi emisi gas rumah kaca, beralih ke energi terbarukan, melindungi hutan dan lautan, serta meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim yang sudah terjadi. 

Melalui tindakan kolektif yang ambisius, kita dapat melindungi planet ini dan memastikan bahwa generasi mendatang dapat hidup dalam kondisi yang aman dan layak.

Sebagai individu, kita juga dapat berperan aktif dalam mitigasi perubahan iklim dengan mengurangi jejak karbon pribadi, mendukung kebijakan ramah lingkungan, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kenaikan suhu di bawah 1,5°C.

Dengan begitu, kita dapat bersama-sama mencegah skenario perubahan iklim terburuk dan menjaga Bumi sebagai tempat yang layak huni bagi semua makhluk hidup.



Kesimpulan

Perubahan iklim adalah kenyataan yang tak dapat diabaikan, dan dampaknya akan semakin buruk seiring dengan kenaikan suhu global. Batas kenaikan suhu 1,5°C adalah ambang batas kritis yang harus kita pertahankan untuk mencegah kerusakan yang lebih besar pada ekosistem, sumber daya pangan, wilayah pesisir, dan keanekaragaman hayati.

Kegagalan menjaga suhu di bawah ambang ini dapat membawa konsekuensi yang sangat serius bagi kehidupan di Bumi. Melalui tindakan nyata yang berkelanjutan, kita masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki masa depan dan melindungi lingkungan dari ancaman perubahan iklim.

Dukung Kami
Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan yang ada dan digunakan untuk operasional blog ini.
Jika menurut anda artikel pada blog ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

0 Comments