Juli 2024 Terhangat di Bumi - Suhu Terpanas dalam 175 Tahun Terakhir, Fakta, Dampak, dan Langkah Menghadapi Perubahan Iklim

Basic


Secara klimatologis, Juli adalah bulan terhangat sepanjang tahun. Sebagai Juli terhangat yang pernah tercatat, Juli 2024 kemungkinan besar merupakan bulan terhangat yang pernah tercatat di dunia sejak tahun 1850.
Gambar: NOAA

Climate4life.info - Juli 2024 Terhangat di Bumi - Suhu Terpanas dalam 175 Tahun Terakhir, Fakta, Dampak, dan Langkah Menghadapi Perubahan Iklim



Pengantar

Bulan Juli 2024 telah mencatatkan sejarah sebagai bulan terhangat yang pernah tercatat di Bumi dalam 175 tahun terakhir. Fakta ini memperpanjang rekor suhu global bulanan tertinggi menjadi 14 bulan berturut-turut.

Pencatatan ini bukan hanya menunjukkan angka, tetapi juga menjadi sinyal kuat bahwa perubahan iklim semakin nyata dan mendesak untuk ditangani.

Mari kita bahas data lengkap dari NOAA (National Centers for Environmental Information), penyebab kenaikan suhu ekstrem ini, dampaknya, dan langkah yang bisa kita ambil untuk mengurangi risiko pemanasan global.



Data dan Fakta Utama Juli 2024

1. Suhu di Atas Rata-rata Dunia 

Pada Juli 2024, suhu global naik 2,18°F (1,21°C) di atas rata-rata abad ke-20 sebesar 60,4°F (15,8°C), menjadikannya Juli terpanas dalam catatan NOAA yang sudah berjalan selama 175 tahun.

Memuat...
alert-success

Hampir 14% permukaan dunia mengalami suhu rekor tertinggi, dengan wilayah Afrika, Eropa, dan Asia mencatatkan Juli terpanas sepanjang sejarah, sementara Amerika Utara mencatat Juli terpanas kedua.



2. Suhu Permukaan Laut Global Mencapai Titik Terhangat Kedua

Suhu permukaan laut global bulan Juli berada di titik terhangat kedua dalam catatan, mengakhiri rangkaian 15 bulan berturut-turut dengan rekor suhu tertinggi sejak April 2023.

Kenaikan ini terutama dirasakan di sebagian besar perairan, kecuali beberapa wilayah tropis di Pasifik timur dan tenggara yang berada di bawah rata-rata. 



3. Tutupan Salju dan Es Laut di Bawah Rata-rata

Tutupan salju di Belahan Bumi Utara mencatat luas terkecil ke-11 dalam sejarah, terutama di Kanada bagian barat, Alaska bagian selatan, dan Kepulauan Kanada.

Sementara itu, es laut global mencapai titik terkecil kedua dalam 46 tahun terakhir dengan hanya 8,49 juta mil persegi, atau sekitar 1,09 juta mil persegi di bawah rata-rata periode 1991-2020.

Es laut Antartika dan Arktik juga mengalami penurunan luas, dengan Arktik berkurang sebesar 330.000 mil persegi dan Antartika sebesar 760.000 mil persegi.



4. Aktivitas Siklon Tropis di Bawah Rata-rata 

Juli 2024 mencatat tujuh badai bernama di seluruh dunia, di bawah rata-rata tahun 1991–2020.

Cekungan Atlantik mencatat dua siklon tropis, termasuk Badai Beryl yang menjadi badai Kategori 5 paling awal, dan Badai Tropis Chris.

Pasifik Timur mencatat tiga siklon, sedangkan Pasifik Barat mencatat dua siklon dengan aktivitas jauh di bawah normal.



Dampak Langsung dari Pemanasan Ekstrem 

Kondisi ekstrem ini telah menyebabkan fenomena serius, seperti di Serbia pada akhir Juli 2024, di mana Danau Rusanda mengering untuk pertama kalinya dalam sejarah akibat gelombang panas yang berkepanjangan.

Krisis air, kebakaran hutan, dan kerusakan ekosistem adalah beberapa dampak yang semakin memperparah ketahanan pangan dan kesejahteraan manusia.




Penyebab Utama Kenaikan Suhu 

Kenaikan suhu ekstrem ini disebabkan oleh berbagai faktor yaitu:


Emisi Gas Rumah Kaca

Pembakaran bahan bakar fosil dan aktivitas manusia terus meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.

Fenomena El Niño

Fenomena ini menyebabkan pemanasan tambahan di samudera Pasifik, yang kemudian berdampak pada suhu global.


Deforestasi dan Degradasi Lahan

Hilangnya hutan berarti lebih sedikit karbon dioksida yang diserap, mempercepat laju pemanasan global.



Prospek Masa Depan dan Prediksi

Menurut NOAA, ada peluang sebesar 77% bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun terhangat dalam sejarah dan hampir 100% peluang untuk masuk dalam lima besar tahun terpanas.

Juli yang secara klimatologis adalah bulan terhangat sepanjang tahun ini kemungkinan menjadi bulan terhangat yang pernah tercatat sejak pencatatan suhu global dimulai pada tahun 1850.

Langkah-langkah Mengatasi Pemanasan Global Kenaikan suhu yang terus-menerus mengingatkan kita untuk segera bertindak dalam menanggulangi dampak perubahan iklim.

Beberapa langkah yang dapat diambil, baik individu maupun kolektif, adalah:

Kurangi Emisi GRK: Beralih dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan, menggunakan kendaraan ramah lingkungan, dan mengurangi penggunaan energi adalah langkah penting dalam menurunkan emisi karbon.

Adopsi Pertanian Cerdas Iklim: Penggunaan teknologi dan praktik ramah lingkungan dalam pertanian dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

Rehabilitasi Ekosistem: Menghentikan deforestasi, melindungi lahan basah, dan memulihkan hutan adalah langkah penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Edukasi dan Kesadaran: Menyebarkan informasi tentang perubahan iklim dan mengedukasi masyarakat penting agar setiap orang menyadari dampaknya dan mengambil langkah untuk menguranginya.



Kesimpulan

Bulan Juli 2024 menandai rekor suhu tertinggi dalam 175 tahun dan memberikan peringatan serius bahwa dampak perubahan iklim semakin nyata. Perubahan pola iklim ini berdampak luas pada kehidupan manusia dan lingkungan.

Kolaborasi global, kesadaran individu, dan komitmen dalam menerapkan teknologi hijau adalah kunci untuk menjaga bumi tetap layak huni bagi generasi mendatang.

Referensi:
  • https://www.noaa.gov/news/earth-just-had-its-warmest-july-on-record
  • https://www.ncei.noaa.gov/news/global-climate-202407

Kata kunci:

climate change
Global temperature records
July 2024 hottest month
NOAA climate report
Ocean surface warming

Climate4life.info mendapat sedikit keuntungan dari penayangan iklan dan digunakan untuk operasional blog ini.

Jika menurut anda artikel ini bermanfaat, maukah mentraktir kami secangkir kopi melalu "trakteer id"?

Post a Comment

0 Comments